PENGARUH KONFLIK DI SELATAN FILIPINA TERHADAP HUBUNGAN FILIPINA DENGAN AMERIKA SERIKAT

muryantini, sri (2011) PENGARUH KONFLIK DI SELATAN FILIPINA TERHADAP HUBUNGAN FILIPINA DENGAN AMERIKA SERIKAT. In: ADIC 2011, 26 - 28 Maret 2011, FSSK, UKM, Malaysia.

[img]
Preview
Text
PENGARUH KONFLIK DI SELATAN FILIPINA TERHADAP.pdf

Download (24kB) | Preview

Abstract

Konflik di Selatan Filipina telah berlangsung sejak lama. Konflik ini merupakan konflik yang pada awalnya berkaitan dengan agama dan tanah. Namun lama kelamaan, konflik ini berkaitan dengan geografi, sejarah dan juga faktor kepentingan. Hanya saja konflik ini mengalami pasang surut. Sejarah Filipina mengatakan bahwa bangsa Spanyol yang datang pada abad ke 16, mula-mula mereka hanya berusaha untuk menguasai kawasan Luzon dan kepulauan utara yang lain yang dikenal sebagai Filipina. Setelah kawasan ini berhasil dikuasai, maka Spanyol mulai melebarkan wilayah jajahannya dengan mengalihkan perhatiannya kepada Mindanao dan Sulu, tetapi kesultanan di bagian selatan ini selalu berhasil mengusir Spanyol dari wilayahnya selama lebih dari 300 tahun. Ketika Spanyol berkuasa, Spanyol melakukan misi pengkristenan atas wilayah-wilayah di Filipina bagian utara, sehingga ini menyebabkan semua orang Muslim lari menuju ke selatan Filipina. Pada akhirnya Spanyol berhasil menguasai Moro dengan melakukan migrant penduduk Kristen di Filipina Utara secara besar-besaran ke wilayah Moro yang berada di selatan. Adanya Perjanjian Paris pada Desember 1898 antara Spanyol dengan Amerika Serikat telah menyebabkan Spanyol menyerahkan seluruh wilayah kekuasaannya di Filipina kepada Amerika Serikat termasuk kawasan Mindanao dan Sulu, yang bukan sepenuhnya di bawah pengaruh Sepanyol. Di bawah kekuasaan Amerika Serikat ini, akhirnya Moro dapat dikuasai dan dimasukkan ke dalam kesatuan negara Filipina walaupun bangsa Moro sendiri tidak bersedia dimasukkan ke dalam Filipina. Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat memberikan jaminan kemerdekaan kepada Filipina pada 4 Juli 1946. Konflik ini dari hari ke hari semakin bertambah buruk saja, terdapatnya jurang ekonomi antara yang Kristen dengan yang Islam sebagai akibat dari migrasi telah menyebabkan bangsa Moro menjadi bangkit untuk melawan ketidakadilan dengan melalui MNLF (Moro National Liberation Front). Usaha yang dilakukan oleh MNLF tidak hanya pada peperangan saja tapi ia juga melakukan jalan diplomasi dengan meminta pengakuan dari OIC. MNLF meminta kepada OIC agar diakui sebagai perwakilan muslim dari Filipina.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Humanities
Depositing User: Ph.D SRI MURYANTINI
Date Deposited: 03 Oct 2016 05:06
Last Modified: 03 Oct 2016 05:06
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/7118

Actions (login required)

View Item View Item