SATRIA ANUGRAH, ARYO (2015) STUDI PENDANGKALAN LUBANG BOR DI PIT BATU HIJAU OPERASIONAL PT. NEWMONT NUSA TENGGARA KABUPATEN SUMBAWA BARAT NUSA TENGGARA BARAT. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Preview |
Text
ABSTRACT.pdf Download (89kB) | Preview |
Abstract
PT. Newmont Nusa Tenggara (PT. NNT) melakukan penambangan bijih
emas dan tembaga dengan menggunakan sistem tambang terbuka metode open
pit. Pembongkaran batuan dilakukan dengan peledakan. Untuk memperlancar
jalannya kegiatan proses pemuatan dan pengangkutan, harus didukung pula oleh
kondisi lantai jenjang yang rata dan tidak bergelombang. Kondisi lantai jenjang
yang rusak atau tidak rata dikarenakan berkurangnya kedalaman lubang ledak
(pendangkalan) sehingga isian bahan peledak menjadi tidak merata apalagi
dengan kondisi pendangkalan yang terjadi hingga mencapai satu sampai dua
meter, padahal perusahaan memberikan toleransi terjadinya pendangkalan lubang
bor tidak boleh lebih dari 0,5 m. Oleh karena itu dilakukan studi tentang
perubahan kedalaman lubang bor (pendangkalan) untuk mengetahui apa penyebab
terjadinya serta seberapa besar berpengaruhnya terhadap lantai jenjang.
Penelitian dilakukan pada 12 lokasi pengeboran yang tersebar pada wilayah
Domain Lunak (soft rock), Domain Sedang (medium Rock) dan Domain keras
(Hard Rock). Istilah Domain sendiri digunakan oleh PT. NNT untuk membagi
wilayah dengan tingkat kekuatan batuan terendah hingga tertinggi berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Parameter yang akan diukur yaitu
data lubang bor aktual sebagai pembanding dengan rencana pengeborannya.
Pengambilan data lubang bor dilakukan dua kali yaitu pada saat dilakukan
pengeboran dan pada saat sesaat sebelum dilakukannya pengisian bahan peledak
(Loading). Berdasarkan hasil penelitian setelah dikelompokkan didapatkan data
wilayah Domain Lunak mengalami pendangkalan rata-rata 0,6 m dari rencana
awal sedalam 16,8 m menjadi 16,2 m. Domain Sedang mengalami pendangkalan
rata-rata 0,8 m dari rencana awal sedalam 16,2 m menjadi 15,4 m. Domain keras
mengalami pendangkalan rata-rata 0,1 m dari rencana awal 14,2 m menjadi
14,1 m. Faktor yang menyebabkan terjadinya pendangkalan tersebut berasal dari
kualitas batuan yang memiliki nilai Rock Quality Designation (RQD) yang buruk,
kemudian erosi yang disebabkan oleh adanya air hujan dengan intensitas tinggi
dan air tanah yang mengalir melewati jenjang pengeboran sehingga meluap ke
atas permukaan lantai pengeboran. Penyebab berikutnya yaitu waktu pengisian
bahan peledak (Loading) yang terlalu lama sehingga lubang bor dibiarkan terbuka
terlalu lama serta berikutnya diakibatkan oleh faktor alat yang sering terganggu
dan human error
Pendangkalan pada lubang bor mempengaruhi jumlah bahan peledak yang
dimasukkan ke dalam lubang, dimana jumlah bahan peledak yang dimasukkan
mengalami pengurangan tidak sesuai dengan rencana. Pengurangan bahan peledak
yang tidak sesuai dengan rencana berakibat pada lantai jenjang setelah peledakan
dilakukan seperti pada Domain lunak pattern 210 363 yang berlubang, Domain
sedang pattern 285 499 mengalami overbreak, dan Domain keras pattern 270 485
yang membuat lantai jenjang bergelombang
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy |
Divisions: | x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 11 May 2016 07:15 |
Last Modified: | 18 May 2016 01:19 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/677 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |