MEIRIAN GINTING, BABEL (2012) ZONASI PENGEMBANGAN EKOWISATA PESISIR PANGANDARAN STUDI KASUS DI KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT. Other thesis, UPN ''VETERAN'' YOGYAKARTA.
Preview |
Text
abstrak.pdf Download (9kB) | Preview |
Abstract
Pangandaran memiliki wilayah pesisir yang indah, namun pemanfaatan
yang dilakukan belum maksimal. Sehingga penyusunan Zonasi untuk
mengembangkan wilayah pesisir pantai Pangandaran sangat dibutuhkan. Peningkatan
pengembangan Ekowisata di daerah pesisir pantai Pangandaran tidak terlepas dari
pemanfaatan sumber daya alam lokal Pangandaran, hal ini membutuhkan perhatian
khusus dalam pengembangannya karena sumber daya alam lokal Pangandaran belum
dimanfaatkan secara maksimal.
Dalam memperoleh data lapangan untuk menyusun zonasi pengembangan
ekowisata pesisir pantai Pangandaran, metode survey digunakan sebagai obeservasi
lapangan. Metode overlay dipilih sebagai metode untuk menggambarkan zonasi tata
guna lahan dalam pengembangannya sebagai daerah ekowisata pesisir pantai.
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah metode yang digunakan untuk
menentukan prioritas utama kebijakan pengembangan ekowisata pesisir
Pangandaran. Metode Location Quetien (LQ) merupakan metode yang digunakan
untuk menentukan sumber daya alam lokal Pangandaran yang menjadi sektor basis
dan dapat digunakan untuk meningkatkan pengembangan ekowisata daerah pesisir
Pangandaran.
Dari hasil pengamatan lapangan diperoleh 10 lokasi pengamatan dengan 5
lokasi pengamatan berpotensi rendah, 3 lokasi pengamatan berpotensi sedang, dan 2
lokasi berpotensi tinggi. Perhitungan Analytical Hierarchy Process menentukan
prioritas tertinggi memperoleh 43,72% untuk perbaikan infrastruktur. Terdapat 22
jenis sumber daya alam lokal Pangandaran yang berpotensi untuk meningkatkan
Pengembangan ekowisata daerah pesisir Pangandaran.
Kata kunci : Ekowisata, Pengembangan, Potensi
Pangandaran has a beautiful coastal area , but do not use leverage. So that
the preparation of Zoning to develop Pangandaran coastal areas is needed. Increased
development of Ecotourism in Pangandaran coastal areas is inseparable from the use
of local natural resources Pangandaran, this requires had special attention in its
development as a local resource because not fully utilized.
In obtaining field data to develop zoning Pangandaran coastal ekotourism
development, the survey method used for field observation. Overlay method was
chosen as a method to describe the land use zoning in its development as an area of
coastal ecotourism. Analytical Hierarchy Process (AHP) is a method used to
determine the priority tourism development policy Pangandaran coastal area.
Location Quetien method (LQ) is a method used to determine the local natural
resources sector Pangandaran is the basis and can be used to promote tourism
development Pangandaran coastal area.
From the results of field observations obtained 10 observation sites with
low potential observation 5 locations, 3 locations potentially being observed, and 2
high-potential locations. Calculation of Analytical Hierarchy Process to determine the
highest priority acquire 43.72% for infrastructure improvements. There are 22 types
of local natural resources that have the potential to increase the Pangandaran
ecotourism development Pangandaran coastal area.
Key words: Ecotourism, Development, Potential
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Civil Engineering and the Environment |
Depositing User: | Erny Azyanti |
Date Deposited: | 18 Aug 2016 07:00 |
Last Modified: | 18 Aug 2016 07:00 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/5425 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |