KAJIAN TEKNIS PELEDAKAN PADA KEGIATAN PEMBONGKARAN LAPISAN PENUTUP UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DI PT. THIESS CONTRACTORS INDONESIA, MELAK, KALIMANTAN TIMUR

ADI PRADHANA, SANTIKA (2012) KAJIAN TEKNIS PELEDAKAN PADA KEGIATAN PEMBONGKARAN LAPISAN PENUTUP UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DI PT. THIESS CONTRACTORS INDONESIA, MELAK, KALIMANTAN TIMUR. Other thesis, UPN ''VETERAN'' YOGYAKARTA.

[thumbnail of Halaman Persembahan dan Ringkasan.pdf]
Preview
Text
Halaman Persembahan dan Ringkasan.pdf

Download (86kB) | Preview

Abstract

Melak Coal Mine Project, merupakan salah satu dari proyek yang dimiliki
oleh PT. Thiess Contractors Indonesia yang terletak di Melak, Kalimantan Timur,
dengan owner Bayan Group. PT. Thiess Contractors Indonesia memiliki kontrak
pengupasan lapisan penutup, serta produksi dan pengangkutan batubara hingga
pelabuhan owner. Pembongkaran lapisan penutup sendiri dilakukan dengan
menggunakan metode pengeboran dan peledakan.
Kondisi batubara Melak Coal Mine Project merupakan batubara multi
seam dengan kemiringan rata-rata 450 dan karakteristik massa batuan bervariasi
dari mudah digaru hingga perlu peledakan. Kemiringan batubara ini
mengakibatkan adanya masalah dalam kegiatan peledakan, yaitu ada sebagian
area dekat lapisan batubara yang tidak terberai sempurna. Hal ini mengakibatkan
fragmentasi material hasil peledakan di daerah tersebut tidak baik, bersifat
kompak karena tidak terberai secara sempurna sekaligus menurunkan
produktivitas alat muat terutama pada potongan terakhir dengan persentase
boulder dengan ukuran � 80 cm di lapangan sebesar 37,42 %.
Penambahan lubang miring di daerah yang dekat dengan lapisan batubara,
digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga bagian yang tidak terkena
efek ledakan di dekat lapisan batubara dapat dikurangi.
Penggunaan lubang tegak menghasilkan produktivitas alat muat untuk
potongan pertama sebesar 1358,17 m3/jam, untuk potongan kedua sebesar
1276,37 m3/jam, dan untuk potongan terakhir sebesar 1245 m3/jam, sedangkan
dengan penambahan lubang miring pada daerah yang dekat dengan lapisan
batubara, meningkatkan produktivitas alat muat menjadi 1494 m3/jam pada
potongan pertama, untuk potongan kedua sebesar 1409,34 m3/jam, dan untuk
potongan terakhir sebesar 1383,32 m3/jam dengan geometri peledakan yang sama.
Geometri peledakan yang diterapkan di lapangan, tidak dapat mencapai
target persentase boulder dengan ukuran � 80 cm di lapangan sebesar < 20 %,
yaitu burden dan spasi berkisar 8,5-9 m x 9,5-10 m, tinggi jenjang 15 m,
subdrilling 0,5-1 m, serta penggunaan material hasil pengeboran untuk stemming.
Berdasarkan teori RL. Ash, burden dan spasi yang seharusnya diterapkan adalah 8
m x 9 m, tinggi jenjang sebesar 15 m, dan subdrilling sebesar 1,6 m. sedangkan
untuk material stemming, digunakan material berukuran 10 mm
Perhitungan fragmentasi berdasarkan analisis KUZRAM, untuk geometri
peledakan yang saat ini diterapkan di lapangan, menghasilkan boulder sebesar
24,29 % secara teoritis, namun berdasarkan perhitungan fragmentasi dilapangan
besar presentase boulder adalah 37,42 %. Untuk geometri peledakan usulan ,
presentase boulder menjadi sebesar 16,19 %, seiring diterapkannya lubang miring
tambahan diharapkan fragmentasi di lapangan untuk ukuran material � 80 cm
menjadi kurang dari 20 % dan produktivitas alat muat dapat meningkat.

Melak Coal Mine Project, is another project from Thiess Contractors
Indonesia, located at Melak, East Kalimantan, owned by Bayan Group. Scoup of
works Thiess Contractors Indonesia at this project are overburden removal, and
coal mining and hauling to owner’s jetty.
Coal condition at this project, have averagely 450 dip with multi seam coal
and have rock mass characteristic diggable into marginal. This condition make
some problem to overburden removal process which conduct by drill blast
method. The problem is there’s several area that can not affected by blasting
effect. This area become hard to dig because of worse blasted fragmentation,
percentage of boulder with � 80 cm size of material is 37,42 %. With that reason
low digger productiviy occured actually at last cut session.
Incline hole used to solve this problem. Because of incline hole used, blast
energy will distribute more efficient, perfect and the area which can not affected
by blasting effect can be decreased.
With same blast geometry, incline hole produce better productivity of
digger. With normal hole (vertical) hole, digger productivity is 1358,17 m3/hr for
first cut, 1276,37 m3/hr for second cut, and 1245 m3/hr at last cut. With incline
hole added, digger productivity is 1494 m3/hr for first cut, 1409,34 m3/hr for
second cut, and 1383,32 m3/hr at last cut.
Blast geometry that applied now which have 8,5-9 m x 9,5-10 m at burden
and spacing, 15 m bench height, subdrilling 0,5-1 m, and stemming use cutting
material from drilling process can not achieve company target for percentage of
boulder � 80 cm actual less than 20 %. Based on RL. Ash, blast geometry that
applied at Melak Coal Mine Project is 8 m x 9 m on burden and spacing,15 m
bench height, subdrilling 1,6 m. For stemming must used 10 mm material’s size.
Based on KUZRAM fragmentation analysis, applied blast geometry
produce 24,29 % of boulder, but on actual condition the percentage of boulder is
37,42 %. Recommended blast geometry produce 14,19 % boulder from
KUZRAM fragmentation analysis. With incline hole used and apply the
recommended blast geometry, will increase digger’s productivity and actual
percentage of � 80 cm material less than 20 % possible to achived.

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy
Divisions: x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Erny Azyanti
Date Deposited: 16 Aug 2016 07:22
Last Modified: 16 Aug 2016 07:22
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/5335

Actions (login required)

View Item View Item