STEREOTIP ANTARSUKU MUYU DAN WAMBON DI TANAH MERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL PAPUA (Studi Deskriptif Komunikasi Antarbudaya)

Alimap, Emanuel (2016) STEREOTIP ANTARSUKU MUYU DAN WAMBON DI TANAH MERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL PAPUA (Studi Deskriptif Komunikasi Antarbudaya). Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (155kB) | Preview
[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (197kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (166kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Hal_Pengesahan.pdf

Download (537kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini berjudul Stereotip antar-suku Muyu dan Wambon di Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel Papua (Studi Deskriptif Komunikasi Antarbudaya). Suku Muyu dan Wambon merupakan sebuah keluarga yang terpisah melalui peristiwa alam kali Kao sebagaimana perjanjian leluhur. Walaupun terpisah hubungan kedua suku tetap baik. Hanya saja karena gesekan-gesekan tertentu kedua suku sering terlibat perang karena motif dendam, mempertahankan jati diri dan hak ulayat. Dalam perkembangannya konflik itu telah berubah wujud dari konflik terbuka kepada “perang urat saraf”. Hal ini didasari oleh perbedaan kemajuan pendidikan dan kerohanian antara kedua suku pada era 1970an. Dengan demikian muncul saling kategorisasi berdasarkan latar sosial dan budaya antarkedua suku. Melalui latar belakang ini peneliti ingin mengetahui bagaimana saling stereotip yang berkembang diantara suku Muyu dan Wambon di Tanah Merah. Interaksionisme Simbolis (IS) merupakan landasan teori pendukung, dan sekaligus sebagai alat analisis dalam penelitian ini. Salah satu dugaan penting dalam IS, yakni struktur sosial dihasilkan melalui interaksi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan kualitatif bersifat deskriptif untuk menjelaskan makna-makna dalam gejala sosial. Hasil penelitian ditemukan, stereotip suku Muyu terhadap suku Wambon sebagai malas, kurang daya juang, dan kurang kompak. Sementara stereotip suku Wambon terhadap suku Muyu sebagai angkuh, ambisi (politik) jabatan, dan ingin menguasai. Terdapat perbedaan pandangan informan antara golongan tua dan muda dalam penilaian. Karena usia dan pengalaman; informan yang tua cenderung tertutup, sementara yang muda agak terbuka dalam penilaian. Stereotip memang sulit dihapus dalam lingkup sosial-budaya masyarakat. Saling stereotip memang terjadi antar-suku Muyu dan Wambon, tetapi seiring perkembangan semakin melemah. Sifat khas induvidu atau kelompok yang distereotipkan tetap akan ada, walaupun perubahan dan perkembangan adalah wajar dalam dunia sosial. Kata kunci: Stereotip, suku Muyu dan Wambon, Komunikasi Antarbudaya

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences
Depositing User: Eko Yuli
Date Deposited: 25 Jul 2016 07:56
Last Modified: 25 Jul 2016 07:56
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/4930

Actions (login required)

View Item View Item