ROBBANI, FAKHRI (2016) KAJIAN KEBERHASILAN HYDRAULIC FRACTURING PADA SUMUR S-2 PT. RADIANT BUKIT BARISAN. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Preview |
Text
3 Cover.pdf Download (125kB) | Preview |
Preview |
Text
2 Abstrak.pdf Download (43kB) | Preview |
Preview |
Text
5 DAFTAR ISI.pdf Download (260kB) | Preview |
Preview |
Text
4 lembar pengesahan.pdf Download (4MB) | Preview |
Abstract
Sumur S-2 merupakan sumur gas yang mempunyai harga porositas dan
permeabilitas yang kecil yaitu sebesar 14,25% dan 0,51 mD pada DST A, 14,83%
dan 0,22 mD pada DST B, 13,7% dan 0,26 mD pada DST C dan 15% dan 0,0363
mD pada DST D. Hanya 2 lapisan yang mengalirkan gas secara alami yaitu pada
DST A sebesar 0,142 MMSCFD dan DST B sebesar 0,201 MMSCFD. Maka
perlu dilakukan stimulasi untuk meningkatkan produktivitas pada masing-masing
lapisan pada sumur S-2. Latar belakang dilakukannya kajian hydraulic fracturing
adalah untuk melihat keberhasilan dari oprasi hydraulic fracturing yang dianalisa
dari produktivitas setelah perekahan.
Kajian penentu keberhasilan operasi hydraulic fracturing pada skripsi ini
adalah faktor Skin (S) setelah perekahan, laju alir gas (Qg) setelah perekahan, rasio
indeks produktivitas, Peningkatan permeabilitas rata-rata (Kavg) dan Inflow
Performance Relationship (IPR) setelah perekahan. Model geometri rekahan yang
digunakan adalah model PKN (Perkins, Kern, dan Nordgren) karena ketebalan
formasi yang direkahkan termasuk tipis dan permeablitasnya yang rendah. Proses
stimulasi hydraulic fracturing pada sumur S-2 memiliki empat tahapan. Tahapan
pertama adalah breakdown test, tahapan kedua adalah step rate test, tahapan
ketiga adalah mini frac dan tahapan terakhir adalah main frac. Fluida perekah
yang digunakan pada sumur S-2 ada tiga macam, yaitu 7% KCL brine, Hybor 35
dan slick gel. Proppant yang digunakan pada sumur S-2 adalah Carbo-Lite 20/40.
Faktor skin pada DST A mengalami perubahan dari 32,6 menjadi -4,6,
pada DST B dari 14,4 menjadi -4,6. Laju alir gas (Qg) pada masing-masing DST
mengalami kenaikan. Pada DST A laju alir gas sebesar 0,142 MMSCFD dan pada
DST B sebesar 0,201 MMSCFD sebelum perekahan lalu dilakukan hydraulic
fracturing secara comingle pada kedua lapisan tersebut (Stage 1) dan laju alir gas
menjadi 3,87 MMSCFD. Pada DST C sebelum dilakukan hydraulic fracturing
tidak mengalirkan gas sama sekali. Setelah dilakukan stimulasi hydraulic
fracturing (Stage 2), laju alir gas menjadi 0,377 MMSCFD. Pada DST D sebelum
dilakukan hydraulic fracturing tidak mengalirkan gas sama sekali. Setelah
dilakukan stimulasi hydraulic fracturing (Stage 3), laju alir gas menjadi 0,345
MMSCFD. Rasio indeks produktivitas (J/Jo) menggunakan metode Prats dan
Cinco-Ley Samaniego and Dominiquez. Dengan menggunakan metode Prats,
nilai J/Jo sebesar 3,28 pada DST A, 6,48 pada DST B, 8,47 pada DST C, dan 5,94
pada DST D. Dengan menggunakan metode Cinco-Ley Samaniego and
Dominiquez hasil yang didapatkan tidak jauh berbeda yaitu sebesar 3,447 pada
DST A, 6,48 pada DST B, 8,469 pada DST C dan 5,941 pada DST D.
Permeabilitas rata-rata (Kavg) dari 0,51 mD menjadi 2,498 mD pada DST A, dari
0,22 mD menjadi 4,574 mD pada DST B, dari 0,26 mD menjadi 22,722 mD pada
DST C dan dari 0,0363 mD menjadi 0,613 mD pada DST D. Inflow Performance
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | T Technology > T Technology (General) |
Divisions: | x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 25 Jul 2016 04:46 |
Last Modified: | 25 Jul 2016 04:46 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/4923 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |