KAJIAN POTENSI BENCANA TANAH LONGSOR BERBASIS DATA MIKROSEISMIK METODE HVSR DIKOMBINASIKAN DENGAN PETA GEMPA NASIONAL 2017 DAN DATA DEM PADA DAERAH WONOLELO, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DESTIANTO, BAYU MAJID (2025) KAJIAN POTENSI BENCANA TANAH LONGSOR BERBASIS DATA MIKROSEISMIK METODE HVSR DIKOMBINASIKAN DENGAN PETA GEMPA NASIONAL 2017 DAN DATA DEM PADA DAERAH WONOLELO, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Skripsi thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

	Text 2_COVER_115210007_BAYU MAJID DESTIANTO.pdf Download (83kB)
	Text 3_ABSTRAK_115210007_BAYU MAJID DESTIANTO.pdf Download (66kB)
	Text 1_SKRIPSI FULL_115210007_BAYU MAJID DESTIANTO.pdf Restricted to Repository staff only Download (7MB)
	Text 4_LEMBAR PENGESAHAN_115210007_BAYU MAJID DESTIANTO.pdf Download (95kB)
	Text 5_DAFTAR ISI_115210007_BAYU MAJID DESTIANTO.pdf Download (52kB)
	Text 6_DAFTAR PUSTAKA_115210007_BAYU MAJID DESTIANTO.pdf Download (77kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi bencana tanah longsor di Kalurahan Wonolelo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan menggunakan data mikroseismik metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) yang dikombinasikan dengan Peta Gempa Nasional 2017 dan data Digital Elevation Model (DEM). Sebanyak 16 titik pengukuran mikroseismik dilakukan untuk memperoleh karakteristik bawah permukaan. Data tersebut kemudian diolah menggunakan perangkat lunak Geopsy dan Dinver untuk menghasilkan kurva HVSR serta pemodelan kecepatan gelombang geser. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai Peak Ground Acceleration (PGA) lokal dan Ground Shear Strain (GSS) untuk memperkuat analisis kerentanan tanah. Analisis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, dan hasil akhirnya berupa peta mikrozonasi potensi tanah longsor yang disusun berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah dengan nilai frekuensi dominan rendah (F0 < 5 Hz), amplifikasi tinggi (A0 > 6), indeks kerentanan tanah tinggi (Kg > 10 × 10⁻⁶ s²/cm), PGA tinggi (PGA > 350 gal), GSS tinggi (GSS > 0.01), Vs30 rendah (Vs30 < 500 m/s), dan kemiringan lereng curam (> 45°). Yaitu pada daerah formasi alluvium memiliki potensi terhadap kejadian tanah longsor yang tinggi.
Kata kunci: Tanah longsor, HVSR, mikroseismik, PGA, GSS, Wonolelo, AHP.

Item Type:	Tugas Akhir (Skripsi)
Uncontrolled Keywords:	Tanah longsor, HVSR, mikroseismik, PGA, GSS, Wonolelo, AHP.
Subjek:	Q Science > Q Science (General)
Divisions:	Fakultas Teknologi Mineral dan Energi > (S1) Teknik Geofisika
Depositing User:	Eny Suparny
Date Deposited:	16 Dec 2025 02:45
Last Modified:	16 Dec 2025 02:45
URI:	http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/46111

Actions (login required)

View Item