SAPUTRO, RICKI ALDI DURI (2025) GEOLOGI DAN PENGARUH TOPOGRAFI TERHADAP KARAKTERISTIK NIKEL LATERIT DI SITE WAGEMNA, KECAMATAN MABA, KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Skripsi thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
2_Cover_111210129_Ricki Aldi Duri Saputro.pdf Download (91kB) |
|
|
Text
3_Abstrak_111210129_Ricki Aldi Duri Saputro.pdf Download (12kB) |
|
|
Text
4_Halaman Pengesahan_111210129_Ricki Aldi Duri Saputro.pdf Download (511kB) |
|
|
Text
5_Daftar Isi_111210129_Ricki Aldi Duri Saputro.pdf Download (94kB) |
|
|
Text
6_Daftar Pustaka_111210129_Ricki Aldi Duri Saputro.pdf Download (78kB) |
|
|
Text
1_Skripsi Full_111210129_Ricki Aldi Duri Saputro.pdf Restricted to Repository staff only Download (31MB) |
Abstract
Pulau Halmahera, khususnya wilayah Site Wagemna di Kecamatan Maba,
Kabupaten Halmahera Timur, merupakan salah satu daerah dengan potensi endapan
nikel laterit yang signifikan di Indonesia. Endapan nikel laterit terbentuk dari proses
pelapukan batuan ultramafik secara intensif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor
geologi, salah satunya adalah topografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
pengaruh parameter topografi, kemiringan lereng, terhadap ketebalan laterit dan
distribusi geokimia vertikal unsur-unsur logam seperti nikel (Ni), besi (Fe), dan
magnesium oksida (MgO). Metode yang digunakan meliputi pemetaan geologi,
pengamatan geomorfologi, pengukuran struktur kekar dan sesar, serta analisis data
geokimia dari hasil bor. Evaluasi dilakukan terhadap distribusi vertikal unsur Ni,
Fe, dan MgO, dan hubungannya dengan kondisi topografi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemiringan lereng memiliki pengaruh signifikan terhadap
ketebalan laterit dan kedalaman zona pengkayaan unsur nikel. Pada lereng yang
landai, infiltrasi air lebih tinggi dan erosi lebih rendah, sehingga pelapukan
berlangsung lebih intensif dan zona pengkayaan nikel terbentuk lebih dalam.
Sebaliknya, pada lereng curam, zona pengkayaan Ni cenderung terbentuk lebih
dangkal karena dominasi erosi dengan koefisien deteminasi R2=0,8335. Ketebalan
zona limonit berkorelasi negatif kuat R² = 0,7981 dengan kemiringan lereng,
sedangkan ketebalan saprolit dengan kemiringan lereng menunjukkan nilai R² =
0,0027, yang berarti tidak terdapat hubungan linier antara kedua variabel tersebut.
Kata kunci: kemiringan lereng, ketebalan, korelasi, saprolit, topografi
| Item Type: | Tugas Akhir (Skripsi) |
|---|---|
| Additional Information: | RICKI ALDI DURI SAPUTRO (Penulis- 111210129) ; Setia Pambudi (Pembimbing) |
| Uncontrolled Keywords: | kemiringan lereng, ketebalan, korelasi, saprolit, topografi |
| Subjek: | Q Science > QE Geology |
| Divisions: | Fakultas Teknologi Mineral dan Energi > (S1) Teknik Geologi |
| Depositing User: | A.Md Eko Suprapti |
| Date Deposited: | 11 Dec 2025 02:26 |
| Last Modified: | 11 Dec 2025 02:26 |
| URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/46035 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
