MUKTI WIBOWO, WIDYA APRIANA (2025) MODEL KARAKTERISTIK ENDAPAN DAN ESTIMASI SUMBER DAYA BAUKSIT LATERIT MENGGUNAKAN METODE INVERSE DISTANCE WEIGHTING (IDW) DAN ORDINARY KRIGING (OK) DI DAERAH SIANTAU RAYA, KECAMATAN NANGA TAYAP, KABUPATEN KETAPANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Skripsi thesis, UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" YOGYAKARTA.
|
Text
1_Cover_111210107.pdf Download (215kB) |
|
|
Text
2_Abstrak_111210107.pdf Download (242kB) |
|
|
Text
3_Lembar Pengesahan_111210107.pdf Download (435kB) |
|
|
Text
4_Daftar Isi_111210107.pdf Download (225kB) |
|
|
Text
5_Daftar Pustaka_111210107.pdf Download (204kB) |
|
|
Text
6_Fulltext_111210107.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
Abstract
Daerah Siantau Raya, Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, merupakan bagian dari Zona Schwaner yang memiliki potensi endapan bauksit laterit signifikan dikarenakan keterdapatan batuan beku asam sampai intermediet, topografi yang bergelombang sedang, kondisi iklim tropis basah, dan kondisi tektonik yang relatif stabil. Kondisi tersebut merupakan kondisi yang ideal untuk pembentukan endapan bauksit laterit. Dengan adanya potensi endapan bauksit laterit, diperlukan adanya pemodelan geologi dan estimasi sumber daya yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model karakteristik endapan bauksit laterit dan mengestimasi total sumber daya bauksit dengan membandingkan dua metode interpolasi geostatistik, yaitu Inverse Distance Weighting (IDW) dan Ordinary Kriging (OK). Metode penelitian dilakukan dengan mengintegrasikan 63 data drillhole eksplorasi untuk membuat model endapan bauksit laterit. Hasil pembagian horizon laterit pada pemodelan geologi menunjukkan empat horizon utama dari atas ke bawah yaitu lapisan soil, zona bauksit, lapisan saprolit, dan batuan dasar (bedrock) yang berupa syenogranite. Kadar Al2O3 pada horizon bauksit berbanding lurus dengan presentase mineral K-Feldspar pada bedrock. Estimasi sumber daya menggunakan metode Inverse Distance Weighting (IDW) menghasilkan total tonase sebesar 435.387,42 ton Al2O3, sedangkan metode Ordinary Kriging (OK) menghasilkan total tonase 435.592,03 ton Al2O3. Validasi model melalui validasi visual, histogram, swath plot, dan validasi silang, menunjukkan bahwa metode Ordinary Kriging (OK) memberikan estimasi yang lebih akurat karena penggunaan variogram mampu merepresentasikan korelasi spasial data. Berdasarkan nilai Kriging Efficiency pada model Ordinary Kriging (OK), total sumber daya terklasifikasi adalah 419.995,46 ton Al2O3, meliputi sumber daya tereka sebesar 57.979,99 ton Al2O3, sumber daya tertunjuk sebesar 69.719,70 ton Al2O3, dan sumber daya terukur sejumlah 292.295,76 ton Al2O3.
Kata kunci : bauksit, inverse distance weighting, kriging efficiency, ordinary kriging, sumber daya
| Item Type: | Tugas Akhir (Skripsi) |
|---|---|
| Additional Information: | WIDYA APRIANA MUKTI WIBOWO (Penulis - 111210107) ; SETIA PEMBUDI (Pembimbing) |
| Uncontrolled Keywords: | bauksit, inverse distance weighting, kriging efficiency, ordinary kriging, sumber daya |
| Subjek: | Q Science > QE Geology |
| Divisions: | Fakultas Teknologi Mineral dan Energi > (S1) Teknik Geologi |
| Depositing User: | Bayu Pambudi |
| Date Deposited: | 22 Oct 2025 07:31 |
| Last Modified: | 22 Oct 2025 07:31 |
| URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/44807 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
