PUTRA, HAFIIZH RAMADHANA FAJRY (2025) GEOLOGI DAN HUBUNGAN SERPENTINISASI TERHADAP KADAR NIKEL LATERIT PADA BLOK “GURE” DAERAH JIKO MOI, KECAMATAN WASILE SELATAN, KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Skripsi thesis, UPN Veteran Yogyakarta.
|
Text
1_Skripsi Full_111.210.024_Hafiizh Ramadhana F.P.pdf Restricted to Repository staff only Download (38MB) |
|
|
Text
2_Cover_111.210.024_Hafiizh Ramadhana F.P.pdf Download (157kB) |
|
|
Text
3_Abstrak_111.210.024_Hafiizh Ramadhana F.P.pdf Download (196kB) |
|
|
Text
4_Halaman Pengesahan_111.210.024_Hafiizh Ramadhana F.P.pdf Download (326kB) |
|
|
Text
5_Daftar Isi_111.210.024_Hafiizh Ramadhana F.P.pdf Download (272kB) |
|
|
Text
6_Daftar Pustaka_111.210.024_Hafiizh Ramadhana F.P.pdf Download (154kB) |
Abstract
GEOLOGI DAN HUBUNGAN SERPENTINISASI TERHADAP KADAR NIKEL
LATERIT PADA BLOK GURE, DAERAH JIKO MOI, KECAMATAN WASILE
SELATAN, KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA
SARI
Blok “Gure” di daerah Jiko Moi, Halmahera Timur, merupakan salah satu
wilayah prospektif bagi endapan nikel laterit yang berkembang di atas batuan
ultramafik terserpentinisasi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran proses
serpentinisasi terhadap pengayaan nikel laterit, serta meninjau faktor lain seperti
kemiringan lereng, curah hujan, dan kerapatan struktur geologi yang turut
memengaruhi distribusinya. Metode yang digunakan meliputi pemetaan geologi,
analisis petrografi, uji geokimia XRF (X-ray fluorescence), serta interpretasi data
morfologi dan struktur geologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
serpentinisasi memiliki hubungan tidak langsung terhadap mobilitas dan re
akumulasi unsur nikel. Proses serpentinisasi diyakini tidak terlalu berpengaruh
terhadap pengayaan atau pengurangan kadar Ni karena serpentinisasi merupakan
metamorfisme derajat rendah yang tidak akan mengubah sifat Ni yang semi mobile.
Selain itu, faktor kemiringan lereng turut memengaruhi proses pelindian vertikal,
di mana lereng landai memungkinkan pelapukan berjalan lebih stabil. Kerapatan
struktur seperti kekar dan sesar meningkatkan infiltrasi air, mempercepat pelarutan
unsur dan memperluas zona pelapukan. Sementara itu, curah hujan tinggi di
wilayah tropis basah seperti Halmahera juga menjadi pendorong utama
terbentuknya horizon laterit yang kaya nikel. Secara keseluruhan, interaksi antara
kondisi geologi, tingkat ubahan batuan, dan faktor lingkungan memberikan
pengaruh signifikan terhadap potensi pengayaan nikel laterit. Temuan ini
diharapkan menjadi acuan dalam kegiatan eksplorasi nikel di wilayah dengan
karakteristik geologi serupa.
Kata kunci: curah hujan, kemiringan lereng, nikel laterit, saprolit, serpentinisasi,
struktur geologi
| Item Type: | Tugas Akhir (Skripsi) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | curah hujan, kemiringan lereng, nikel laterit, saprolit, serpentinisasi, struktur geologi |
| Subjek: | Q Science > QE Geology |
| Divisions: | Fakultas Teknologi Mineral dan Energi > (S1) Teknik Geologi |
| Depositing User: | Eko Yuli |
| Date Deposited: | 22 Oct 2025 03:03 |
| Last Modified: | 22 Oct 2025 03:03 |
| URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/44733 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
