Fathinah, Lulu (2025) GEOLOGI DAN PENGARUH BATUAN DASAR TERHADAP PENGAYAAN UNSUR NIKEL DI LAPANGAN X, DAERAH MOROWALI, PROVINSI SULAWESI TENGAH. Skripsi thesis, UPN Veteran Yogyakarta.
![]() |
Text
2. Cover_111210009_Lulu Fathinah.pdf Download (373kB) |
![]() |
Text
3. Abstrak_111210009_Lulu Fathinah.pdf Download (453kB) |
![]() |
Text
4. Halaman Pengesahan_111210009_Lulu Fathinah.pdf Download (454kB) |
![]() |
Text
5. Daftar Isi_111210009_Lulu Fathinah.pdf Download (433kB) |
![]() |
Text
6. Daftar Pustaka_111210009_Lulu Fathinah.pdf Download (446kB) |
![]() |
Text
1. Skripsi Full_111210009_Lulu Fathinah.pdf Restricted to Repository staff only Download (27MB) |
![]() |
Text
PANDUAN MENGAKSES DTS FULL.pdf Download (861kB) |
Abstract
Berdasarkan data dari Badan Geologi Direktorat Jenderal Mineral dan
Batubara tahun 2013, sumberdaya laterit di Indonesia mencapai 3.565 juta ton bijih
atau setara dengan 52,2 juta ton logam Ni, hal ini menunjukkan kajian terhadap
eksplorasi dan pengolahan Ni laterit akan semakin populer. Nikel laterit terbentuk
sebagai hasil dari pelapukan kimia pada batuan ultramafik, seperti dunit, peridotit, dan
batuan ubahannya seperti serpentinit. Salah satu faktor kunci yang memengaruhi
pembentukan endapan nikel laterit adalah jenis batuan dasar. Daerah penelitian masuk
kedalam Formasi Kompleks Ultramafik dan Formasi Salodik. Selain itu ditemukannya
satuan batuan konglomerat dengan fragmen batuan ultramafik di daerah penelitian
yang menyebabkan ditemukannya kadar Ni yang berbeda-beda menjadi latar belakang
dari penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh batuan
dasar terhadap pengayaan unsur nikel laterit, meliputi apakah ditemukannya
perbedaan kadar nikel yang memiliki batuan dasar konglomerat dengan kadar nikel
yang memiliki batuan dasar satuan batuan kompleks ultramafik. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data pemetaan untuk mengidentifikasi kondisi geologi,
serta data 36 borehole yang digunakan untuk mengidentifikasi pengayaan unsur nikel,
meliputi data geokimia hasil analisis XRF. Daerah penelitian tersusun oleh satuan
batuan kompleks ultramafik (serpentinit dan peridotit), konglomerat dan batugamping,
serta memiliki morfologi perbukitan bergelombang terdenudasi, lereng structural dan
tubuh sungai. Nikel terkayakan pada zona saprolit dengan kadar unsur Ni tertinggi,
terdapat pada laterit dengan batuan dasar satuan batuan kompleks ultramafik dengan
kadar unsur Ni rata-rata dari 18 titik bor 1,73% dengan kadar tertinggi yang didapatkan
adalah 2,55% pada blok B dan rata – rata blok A adalah sebesar 1,49% dengan kadar
tertinggi yang didapatkan adalah 2,26% dengan tingkat laterisasi lemah - sedang.
Distribusi unsur Fe₂O₃ dan Al₂O₃ menunjukkan konsentrasi yang lebih tinggi pada
daerah dengan batuan dasar kompleks ultramafik. Sebaliknya, unsur SiO₂ cenderung
lebih tinggi pada daerah dengan batuan dasar konglomerat. Nikel terkayakan pada
morfologi lereng landai dan berada pada elevasi tinggi yang menginisiasi pelapukan
lebih intens.
Kata Kunci: Batuan dasar, Konglomerat, Laterit, Nikel, Ultramafik
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Lulu Fathinah (Penulis-111.210.009) ; Septyo Uji Pratomo (Pembimbing) |
Uncontrolled Keywords: | Batuan dasar, Konglomerat, Laterit, Nikel, Ultramafik |
Subjek: | Q Science > QE Geology |
Divisions: | Fakultas Teknologi Mineral dan Energi > Teknik Geologi (S1) |
Depositing User: | A.Md Eko Suprapti |
Date Deposited: | 16 Jul 2025 02:11 |
Last Modified: | 16 Jul 2025 02:11 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/43122 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |