PANJAITAN, ABRAHAM STEVE SAMMER (2025) EVALUASI PENERAPAN METODE BULLHEAD DAN WAIT & WEIGHT SEBAGAI ALTERNATIF DALAM OPERASI WORKOVER PADA SUMUR AP-19 LAPANGAN AP. Masters thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
![]() |
Text
2_Cover_213231001_Abraham.pdf Download (58kB) |
![]() |
Text
3_Abstrak_213231001_Abraham.pdf Download (36kB) |
![]() |
Text
4_Halaman Pengesahan_213231001_Abraham.pdf Download (4MB) |
![]() |
Text
5_Daftar Isi_213231001_Abraham.pdf Download (167kB) |
![]() |
Text
6_Daftar Pustaka_213231001_Abraham.pdf Download (101kB) |
![]() |
Text
1_Tesis full_213231001_Abraham.pdf Restricted to Repository staff only Download (9MB) |
Abstract
Sumur AP-19 merupakan sumur yang ada di lapangan AP. Pada saat sedang
dilakukan workover, yaitu pada saat sedang dilakukan drill out cement dengan
kondisi ada 1 lapisan perforasi existing terbuka, terjadi kick yang kemudian
dilakukan shut-in sumur. Untuk menangani kick yang terjadi dan supaya operasi
workover dapat dilanjutkan kembali, dilakukan kill well dengan air formasi dan
menggunakan metode bullhead, namun tidak berhasil. Langkah selanjutnya
densitas fluida dinaikkan menjadi 9.5 ppg dan dilakukan kill well tetap dengan
bullhead, tetapi tetap tidak berhasil juga. Hal ini membuat diambil keputusan untuk
mengganti metode kill well dari bullhead menjadi wait & weight. Dengan
menggunakan metode ini, kick dapat ditangani dan operasi workover dapat
dilanjutkan dengan aman.
Pada penelitian ini akan dilakukan studi dengan mengumpulkan data-data,
seperti data tekanan sumur, tekanan rekah sumur, rencana workover, pump output,
panjang dan diameter tubular, ukuran casing, serta SIDPP & SICP yang tercatat
saat sumur di-shut-in. Perlu juga dianalisa kronologis kejadian pada saat pekerjaan
workover sedang berlangsung Tahap selanjutnya dilakukan analisa terhadap
ketidakefektifan metode bullhead dalam menangani kick di sumur AP-19 sehingga
perlu mengganti metode kill well dengan metode wait & weight.
Pada penelitian ini didapati bahwa ketidakefektifan bullhead dalam
menangani kick disebabkan karena permeabilitas dari perforasi terbuka yang
rendah. Hal ini diketahui ketika dipompakan kill fluid sebanyak 1.5 bbl dan tekanan
pemompaan melonjak ke 1,300 psi dan tidak ada penurunan selama 20 menit
pengamatan, yang artinya tidak ada influx yang terdorong kembali ke perforasi
terbuka. Untuk menangani kondisi tersebut, metode kill well diganti dengan wait &
weight, metode ini memerlukan satu kali sirkulasi dengan kill fluid. Volume yang
diperlukan untuk menerapkan wait & weight adalah 126.3 bbl sedangkan bullhead
memerlukan 96.5 bbl. Selama proses kill well dengan wait & weight, tekanan yang
dihasilkan paling besar adalah 350 psi sedangkan bullhead sebesar 1,417 psi,
sehingga wait & weight aman untuk formasi, casing, dan tubular yang digunakan
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | Abraham Steve Sammer Panjaitan (Penulis-213231001) ; Aris Buntoro (Pembimbing 1) ; Harry Budiharjo (Pembimbing 2) |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Civil Engineering and the Environment |
Depositing User: | A.Md.SI Indah Lestari Wulan Aji |
Date Deposited: | 04 Jun 2025 06:56 |
Last Modified: | 04 Jun 2025 06:56 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/42670 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |