Kepin, Krisfinus (2011) GEOLOGI DAN STUDI FASIES TURBIDIT SATUAN BATUPASIR VULKANIK SEMILIR DAERAH JURANGJERO, KECAMATAN NGAWEN, KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI D.I.YOGYAKARTA. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
5.Sari .pdf Download (71kB) | Preview |
Abstract
Daerah penelitian terletak pada wilayah selatan Kota Yogyakarta, secara administratif termasuk dalam wilayah Jurangjero dan sekitarnya, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul Provinsi D.I.Yogyakarta. Secara geografis terletak pada koordinat 462200mT – 468200mT dan 9133900mU – 9138900mU, yang tercakup dalam peta rupa bumi lembar Cawas dengan nomor peta 1408-314 dengan skala 1 : 25.000. Secara geomorfik, daerah penelitian dibagi menjadi tiga satuan bentukan asal, yaitu bentukan asal struktural terdiri atas sub satuan geomorfik Gawir Garis Sesar (S1), sub satuan geomorfik Perbukitan Homoklin (S2), sub satuan geomorfik Dataran Homoklin (S3), bentuk asal denudasional terdiri atas sub satuan geomorfik Perbukitan Terdenudasi Bergelombang Sedang (D1), bentuk asal Fluvial terdiri atas sub satuan geomorfik Dataran Aluvial (F1). Pada daerah penelitian, stratigrafi terdiri dari lima satuan batuan dari tua ke muda antara lain Satuan Batupasir Vulkanik Kebo-Butak, berumur Oligosen Awal-Oligosen Akhir (N1 – N3), Satuan Batupasir Vulkanik Semilir berumur Miosen Awal – Miosen Tengah (N4 – N9), Satuan Breksi Andesit Nglanggran berumur Miosen Awal (N6-N7) dan Satuan Batugamping Kepek berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal, Satuan Batupasir lepas berumur Holosen. Hubungan stratigrafi yang terbentuk yaitu hubungan fasies menjari antara Satuan Batupasir Vulkanik Semilir denagan Satuan Breksi Andesit Nglanggran dan terdapat hubungan ketidakselarasan Angular Unconformity antara Satuan Batupasir Vulkanik Semilir dengan Satuan Batugamping Kepek, dan hubungan antara Satuan Batugamping Kepek dengan Satuan Batupasir lepas juga memiliki hubungan ketidakselaran Angular Unconformiti. Terdapat sesar naik tertimbun dan sesar mendatar kanan. Satuan Batupasir Vulkanik Semilir merupakan suatu endapan turbidit, yakni endapan klastika kasar dan halus yang terbentuk dari hasil resedimentasi oleh sistem aliran, yang terdiri dari sedimen yang bergerak turun karena gravitasi (sediment gravity flow) yang kemudian berkembang, dan pada akhirnya menjadi suatu sistem kipas bawah laut sehingga muncul struktur – struktur sedimen yang khas pada daerah telitian. Pada daerah telitian terbagi menjadi 3 fasies pengendapan yaitu Classical Turbidites (CT) yakni munculnya sikuen Bouma(1962) interval Ta – Te dan hadirnya Massive Sandstone (MS), dan Pebbly Sandstone (PS), dengan ciri penipisan keatas dan penebalan keatas, berupa singkapan batupasir berukuran sedang hingga berukuran krikilan dengan tebal lebih dari 50cm. Dari asosiasi pengendapan yang disebutkan sehingga didapat fasies pengendapan Channelled portion of suprafan lobess, Smooth to channelled portion of suprafan lobes, Smooth portion of suprafan lobes (Walker,1978) ).
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QE Geology |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eko Suprapti |
Date Deposited: | 22 Jun 2016 06:58 |
Last Modified: | 22 Jun 2016 06:58 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/4235 |
Actions (login required)
View Item |