RAFADINI, RA. NAJMI SASIKIRANA (2024) ANALISIS KEPATUHAN CINA TERHADAP CONVENTION ON ELIMINATION OF ALL FORMS OF DISCRIMINATION AGAINST WOMEN (CEDAW): STUDI KASUS BRIDE TRAFFICKING DI CINA TAHUN 2016-2020. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
![]() |
Text
2. Cover Skripsi_151210147_RA. Najmi Sasikirana Rafadini.pdf Download (98kB) |
![]() |
Text
4. Abstrak Skripsi_151210147_RA. Najmi Sasikirana Rafadini.pdf Download (13kB) |
![]() |
Text
3. Pengesahan Skripsi_151210147_RA. Najmi Sasikirana Rafadini.pdf Download (901kB) |
![]() |
Text
5. Daftar Isi Skripsi_151210147_RA. Najmi Sasikirana Rafadini.pdf Download (142kB) |
![]() |
Text
6. Daftar Pustaka Skripsi_151210147_RA. Najmi Sasikirana Rafadini.pdf Download (140kB) |
![]() |
Text
1. Fulltex Skripsi_151210147_RA. Najmi Sasikirana Rafadini.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Cina telah meratifikasi CEDAW semenjak tahun 1980 tetapi tetap saja banyak
terjadi kekerasan terhadap Perempuan yang terjadi di Cina, salah satunya adalah
fenomena bride trafficking. Cina menempati posisi kedua sebagai negara yang
paling banyak memiliki kasus perdagangan perempuan. Secara khusus dalam pasal
6 CEDAW telah mengatur juga mengenai kesepakatan bahwa setiap negara harus
memberantas perdagangan perempuan. Oleh karena itu, riset ini berusaha
membahas mengenai Tingkat kepatuhan Cina terhadap CEDAW. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif untuk membahas kebijakan apa
saja yang telah dilakukan Cina setelah meratifikasi CEDAW untuk memerangi
bride trafficking. Penelitian ini menemukan bahwa meskipun Cina telah
meratifikasi CEDAW, kepatuhan rezim terhadap implementasinya masih lemah.
Diperoleh kesimpulan bahwa Cina sebagai negara yang telah meratifikasi CEDAW
dinilai belum memiliki Kepatuhan (Compliance) terhadap rezim tersebut. Secara
lebih jelas, menurut kategori dari Sara McLaughlin Mitchell dan Paul R. Hensel,
Cina berada dalam kategori Active tetapi Non-Compliance. Cina dapat berada
dalam kategori ini dikarenakan masih memberikan opsi dan pertukaran informasi
tetapi kasus bride trafficking masih marak terjadi dan sangat mengakar di Cina.
Faktor budaya, sosial, dan kemiskinan juga berkontribusi terhadap sulitnya
mengatasi perdagangan pengantin di Cina. Adapun kebijakan di bawah
pemerintahan Xi Jinping juga membuat Cina menjadi tidak patuh terhadap
CEDAW.
Keyword: Cina, CEDAW, bride trafficking, rezim internasional, kepatuhan rezim
internasional
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Cina, CEDAW, bride trafficking, rezim internasional, kepatuhan rezim internasional |
Subjects: | J Political Science > JX International law J Political Science > JZ International relations |
Divisions: | Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Law |
Depositing User: | A.Md.SI Indah Lestari Wulan Aji |
Date Deposited: | 19 Mar 2025 02:02 |
Last Modified: | 19 Mar 2025 02:02 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/42247 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |