Yogatama, Bima Pradipta (2024) EVALUASI KESTABILAN LERENG PASCALONGSOR MENGGUNAKAN METODE SIMPLIFIED JANBU DI PADUKUHAN PATIHOMBO, KALURAHAN PURWOSARI, KAPANEWON GIRIMULYO, KABUPATEN KULONPROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Other thesis, UPN Veteran Yogyakarta.
Text
1. COVER_114200089_BIMA PRADIPTA YOGATAMA.pdf Download (78kB) |
|
Text
4. ABSTRAK_114200089_BIMA PRADIPTA YOGATAMA.pdf Download (60kB) |
|
Text
3. DAFTAR ISI_114200089_BIMA PRADIPTA YOGATAMA.pdf Download (112kB) |
|
Text
6. DAFTAR PUSTAKA_114200089_BIMA PRADIPTA YOGATAMA.pdf Download (192kB) |
|
Text
5. SKRIPSI_114200089_BIMA PRADIPTA YOGATAMA.pdf Restricted to Repository staff only Download (29MB) |
Abstract
Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber daya alam dan bencana, dipengaruhi oleh iklim tropis dan topografi yang beragam. Kabupaten Kulon Progo di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi bencana longsor di empat Kapanewon. Gerakan massa tanah/batuan adalah pergerakan material lereng karena gravitasi. Titik lokasi longsor terletak di Padukuhan Patihombo, Kalurahan Purwosari, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, DIY yang berdekatan pemukiman penduduk. Evaluasi lereng pascalongsor perlu dilakukan untuk menanggulangi terjadi longsor kembali.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi eksisting lereng pascalongsor, menganalisis tingkat kestabilan lereng menggunakan metode Simplified Janbu berdasarkan nilai Faktor Keamanan (safety factor), dan menentukan arahan pengelolaan lereng sesuai dengan nilai Faktor Keamanan. Metode penelitian meliputi survei dan pemetaan lapangan, purposive sampling, analisis data, uji laboratorium, dan analisis Simplified Janbu. Penilaian kestabilan lereng mengacu pada Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1827/K/30/MEM/2018 serta klasifikasi Bowles (1989).
Berdasarkan hasil analisis kestabilan lereng, pada lereng I (Timur Laut)memiliki ketinggian 13,5 m, sudut kemiringan lereng 88° bobot isi sebesar 10.8 kN/m3, nilai sudut geser dalam sebesar 43°, dan nilai kohesi sebesar 13 Kpa. Sedangkan lereng II (Barat Daya) memiliki ketinggian 13,7 m dengan rata-rata nilai bobot isi sebesar 11.4 kN/m3, nilai sudut geser dalam sebesar 33°, dan nilai kohesi sebesar 12 Kpa. Nilai FK pada lereng timur laut memiliki FK sebesar 1,017. Sedangkan lereng barat daya memiliki nilai FK sebesar 0,701 . Kedua nilai FK tersebut termasuk dalam golongan lereng labil sesuai klasifikasi Bowles, 1989 dan berpotensi longsor menurut Kepmen ESDM. Arahan pengelolaan yang dapat dilakukan yaitu dengan pembuatan dinding penahan tanah tipe kantilever dan pembuatan drainase. Rekayasa ini dapat meningkatkan nilai faktor kemanan lereng timur laut dari 1,017 menjadi 1,811 Sedangkan pada lereng barat daya 0,701 menjadi 2,467. Sehingga dapat memenuhi kriteria lereng bekas tambang yang dapat diterima berdasarkan Kepmen ESDM No. 1827K/30/MEM/2018 dan Klasifikasi Bowles (1989).
Kata Kunci : Evaluasi, Simplified Janbu, Longsor, Faktor Keamanan
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Evaluasi, Simplified Janbu, Longsor, Faktor Keamanan |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | Faculty of Medicine, Health and Life Sciences > School of Biological Sciences |
Depositing User: | Bayu Setya Pambudi |
Date Deposited: | 07 Jan 2025 01:53 |
Last Modified: | 07 Jan 2025 01:53 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/42011 |
Actions (login required)
View Item |