Lintang, Dheliana Aprila Dwi (2024) PROYEKSI DEBIT MATAAIR 30 TAHUN SEBAGAI RESPONS PERUBAHAN IKLIM DI DESA CINTAWARGI, KECAMATAN TEGALWARU, KABUPATEN KARAWANG, JAWA BARAT. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Text
1. COVER_114200100_DHELIANA APRILA DWI LINTANG.pdf Download (160kB) |
|
Text
4. ABSTRAK_114200100_DHELIANA APRILA DWI LINTANG.pdf Download (161kB) |
|
Text
2. PENGESAHAN_114200100_DHELIANA APRILA DWI LINTANG.pdf Download (316kB) |
|
Text
3. DAFTAR ISI_114200100_DHELIANA APRILA DWI LINTANG.pdf Download (167kB) |
|
Text
6. DAFTAR PUSTAKA_114200100_DHELIANA APRILA DWI LINTANG.pdf Download (152kB) |
|
Text
5. SKRIPSI_114200100_DHELIANA APRILA DWI LINTANG.pdf Restricted to Repository staff only Download (64MB) |
Abstract
Perubahan iklim merupakan isu global yang mendesak dan telah memengaruhi
berbagai aspek lingkungan serta kehidupan manusia. Menurut laporan
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2021, suhu permukaan
bumi telah meningkat sebesar 1,07°C dan diproyeksikan akan mencapai bahkan
melampaui 1,5°C dalam dua dekade mendatang. Kenaikan suhu yang terjadi
bepengaruh pada perubahan pola curah hujan dengan wujud kejadian cuaca ekstrem
di berbagai negara. Di Indonesia sendiri, tercatat rekor suhu harian terpanas yakni
sebesar 38,4°C sepanjang tahun 2024 dan mengakibatkan kekeringan di berbagai
wilayah, seperti bencana kekeringan parah di Dusun Ciputri yang menyebabkan
sumur-sumur mengering (Bappeda Karawang, 2021) dan masyarakat mengandalkan
satu-satunya sumberdaya air, yaitu mataair ‘Cikahuripan’. Mataair ini menjadi sumber
air utama yang perlu dijaga keberlangsungannya di tengah perubahan iklim. Sehingga
dalam penelitian ini dilakukan kajian karakteristik mataair dan daerah imbuhan, serta
dilakukan proyeksi curah hujan di lokasi penelitian sebagai gambaran perubahan iklim
selama 30 tahun ke depan (2024-2053). Kemudian berdasarkan curah hujan tersebut,
diproyeksikan debit mataair di masa mendatang, serta diidentifikasi teknik konservasi
yang tepat untuk menjaga keberlanjutan mataair.
Metode utama yang digunakan adalah Statistical Downscaling Model (SDSM)
dengan perangkat lunak SDSM 4.2 untuk memodelkan proyeksi curah hujan. Proyeksi
didasarkan pada data historis curah hujan selama 26 tahun (1998-2023) sebagai input
untuk proyeksi hujan 30 tahun ke depan (2024-2053). Data debit eksisting mataair
diperoleh dari pengukuran tiga kali, masing-masing mewakili musim hujan, peralihan,
dan kemarau. Penelitian terkait mataair erat kaitannya dengan daerah imbuhan,
sehingga dilakukan analisis kesesuaian daerah imbuhan berdasarkan empat parameter
yaitu, curah hujan, kemiringan lereng, jenis tanah, dan penggunaan lahan yang sesuai
dengan ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/PRT/M/2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mataair Cikahuripan merupakan tipe
mataair depresi (depression springs) dengan debit air terukur rata-rata sebesar 2,408
liter/detik, yang termasuk debit kelas V menurut klasifikasi Meinzer. Kelas kesesuaian
daerah imbuhan didominasi kategori cukup sesuai dengan luas area 446.368,983 m2
yang dipengaruhi kondisi lereng tidak terlalu terjal. Proyeksi curah hujan dan debit
mataair yang dihasilkan menunjukkan tren yang meningkat selama periode 2024-
2053, dengan nilai tertinggi berturut-turut mencapai 3773,710 mm/tahun dan 2,527
liter/detik di tahun 2042. Diberikan beberapa rekomendasi pengelolaan pada penelitian
ini, termasuk rekonstruksi bak penampung mataair, pembuatan biopori, penerapan
pola tanam terasering, serta edukasi masyarakat Dusun Ciputri mengenai pentingnya
konservasi air, guna menjaga keberlanjutan mataair di tengah perubahan iklim
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Depression springs, konservasi air, SDSM |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Geography |
Depositing User: | A.Md.SI Indah Lestari Wulan Aji |
Date Deposited: | 03 Jan 2025 01:58 |
Last Modified: | 03 Jan 2025 01:58 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/41971 |
Actions (login required)
View Item |