ANALISIS PENURUNAN KADAR SULFUR BATUBARA DENGAN METODE FLOTASI MENGGUNAKAN BIOSURFAKTAN BUAH LERAK

MUSHTHAFA, BANI (2024) ANALISIS PENURUNAN KADAR SULFUR BATUBARA DENGAN METODE FLOTASI MENGGUNAKAN BIOSURFAKTAN BUAH LERAK. Other thesis, UPN Veteran Yogyakarta.

[thumbnail of Abstrak.pdf] Text
Abstrak.pdf

Download (176kB)
[thumbnail of Cover.pdf] Text
Cover.pdf

Download (188kB)
[thumbnail of Daftar Isi.pdf] Text
Daftar Isi.pdf

Download (211kB)
[thumbnail of Daftar Pustaka.pdf] Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (216kB)
[thumbnail of Lembar Pengesahan (1).pdf] Text
Lembar Pengesahan (1).pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Skripsi Fulltext.pdf] Text
Skripsi Fulltext.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

v
RINGKASAN
Salah satu pemanfaatan batubara adalah sebagai bahan bakar yang biasanya
menimbulkan beberapa masalah, salah satunya membentuk polutan gas SOx seperti
gas SO2 yang berpotensi membentuk hujan asam yang berbahaya bagi mahkluk
hidup. Masalah tersebut muncul karena adanya kandungan sulfur dalam batubara.
Sulfur dalam batubara dapat diturunkan atau biasa disebut dengan desulfurisasi
batubara. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam desulfuriasai (penurunan
sulfur) batubara adalah flotasi atau metode pengapungan.
Flotasi dalam batubara biasanya memerlukan surfaktan (surface active agent)
karena kemampuannya dalam mempengaruhi sifat permukaan, namun pada
umumnya surfaktan yang digunakan adalah surfaktan kimia yang memiliki dampak
kurang baik terhadap lingkungan. Maka dari itu terdapat beberapa penelitian yang
mengganti surfaktan kimia menggunakan surfaktan alami (biosurfaktan), dan
dalam penelitian ini menggunakan bisorufaktan dari buah lerak. Dalam melakukan
flotasi banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan desulfurisasi batubara salah
satunya adalah volume biosurfaktan dan laju alir alir udara yang digunakan dalam
proses flotasi. Oleh karena itu untuk mengetahui pengaruh volume biosurfaktan
lerak dan laju udara yang digunakan dalam flotasi terhadap desulfuriasi batubara
serta mengerahui kondisi optimum dari 2 variabel yang dianalisis maka
dilakukanlah penelitian ini.
Ukuran sampel batubara yang digunakan adalah batubara yang lolos pada
ayakan ukuran 60 mesh dan tertahan pada ayakan ukuran 80 mesh, atau dapat
disimbolkan dengan (-60+80) mesh. Banyaknya lerak yang dipakai menggunakan
3 variasi, yaitu 37,5 mL, 50 mL, dan 75 mL. Laju alir udara yang digunakan yaitu
150 liter/jam dan 300 liter/jam. Waktu flotasi yang dilakukan adalah 15 menit pada
tiap sampel dengan diameter kolom flotasi 10 cm, dan tinggi 23 cm serta air yang
dengan pH 7-8.
Hasil yang didapatkan dari serangkaian pegujian yang dilakukan yaitu semakin
tinggi volume biosurfaktan lerak yang digunakan maka kemampuan untuk
memisahkan sulfur pada batubara juga semakin besar dengan jumlah optimum
sebanyak 50 mL. Laju alir udara 150 liter/jam memiliki pengaruh lebih baik
terhadap desulfurisasi batubara dibanding dengan menggunakan laju udara 300
liter/jam karena waktu tinggal batubara pada kolom flotasi semakin lama. Dari
serangkaian desulfurisasi menggunakan metode flotasi didapati kondisi optimum,
yaitu menggunakan laju alir udara 150 liter/jam dengan jumlah lerak 50 mL yang
menghasilkan penurunan kadar sulfur sebanyak 79,55 %.
vi
SUMMARY
One of the uses of coal is as a fuel that usually causes several problems, one
of which is the formation of SOx pollutants such as SO2 gas, which has the potential
to form acid rain that is harmful to living creatures. This problem arises due to the
sulfur content in coal. Sulfur in coal can be reduced, or commonly referred to as
coal desulfurization. One method that can be used in coal desulfurization is
flotation.
Flotation in coal usually requires a surfactant (surface active agent) because
of its ability to affect surface properties, but usually the surfactant used is a
chemical surfactant that has a negative impact on the environment. Therefore, there
are several studies that replace chemical surfactants with natural surfactants
(biosurfactants), and in this study, biosurfactants from soapnut are used. In
conducting flotation, many factors influence the success of coal desulfurization, one
of which is the volume of soapnut biosurfactant and the air flow rate used in the
flotation process. Therefore, to determine the effect of soapnut biosurfactant
volume and air flow rate used in flotation on coal desulfurization, and to find the
optimum conditions of the two variables analyzed, this research was conducted.
The sample size of coal used is coal that passes through a 60-mesh sieve and
is retained on an 80-mesh sieve, or can be symbolized by (-60+80) mesh. The
amount of soapnut used varies, namely 37.5 mL, 50 mL, and 75 mL. The air flow
rate used is 150 liters/hour and 300 liters/hour. The flotation time carried out is 15
minutes for each sample with a flotation column diameter of 10 cm, a height of 23
cm, and water with a pH of 7-8.
The results obtained from a series of tests are that the higher the volume of
soapnut biosurfactant used, the greater the ability to separate sulfur in coal, with
the optimum amount being 50 mL. The air flow rate of 150 liters/hour has a better
effect on coal desulfurization compared to using an air flow rate of 300 liters/hour
because the residence time of coal in the flotation column is longer. From a series
of desulfurization using the flotation method, the optimum conditions were found to
be using an air flow rate of 150 liters/hour with a soapnut volume of 50 mL,
resulting in a sulfur reduction of 79.55%.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Eko Yuli
Date Deposited: 01 Nov 2024 02:14
Last Modified: 01 Nov 2024 02:14
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/41509

Actions (login required)

View Item View Item