STUDI BIOSTRATIGRAFI DAN LINGKUNGAN KEDALAMAN FORMASI LEDOK DAERAH NGLEBUR, KECAMATAN JIKEN, KABUPATEN BLORA PROPINSI JAWA TENGAH

Mahendra, Gita (2011) STUDI BIOSTRATIGRAFI DAN LINGKUNGAN KEDALAMAN FORMASI LEDOK DAERAH NGLEBUR, KECAMATAN JIKEN, KABUPATEN BLORA PROPINSI JAWA TENGAH. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (244kB) | Preview

Abstract

Secara Administrasi daerah telitian merupakan bagian dari Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah. Secara geografis daerah telitian Peta Rupa Bumi Lembar Sambong Pojok 1508 – 533 terletak 6º59’59” - 07º02’08” LS dan 111º29’59” - 111º34’09” BT. Geomorfologi daerah telitian terdiri dari bentuk asal Fluvial dan Struktural. Dimana bentukan asal fluvial dengan satuan geomorfik berupa Endapan Aluvial. Dan bentukan asal struktural dengan satuan geomorfik Perbukitan Homoklin, Lembah Sinklin, Perbukitan Antiklin. Litologi penyusun daerah telitian dari tua ke muda yaitu batupasir-karbonatan Formasi Ledok, mempunyai kisaran umur N.15-N.19 (Miosen Akhir-Pliosen). napalpasiran Formasi Mundu, mempunyai kisaran umur N.20-N.21 (Pliosen). Hubungan antara batupasir-karbonatan Ledok dan napal-pasiran Mundu adalah selaras. Struktur geologi yang berkembang di daerah telitian yaitu struktur lipatan berupa Sinklin Cabak, Antiklin Tambi, Sinklin Singonegoro. pada peta telitian. Ketiga lipatan tersebut memiliki nama yang sama yaitu “ Upright Horizontal Fold “. Berdasarkan hasil analisis foraminifera pada Penampang Stratigrafi di daerah telitian, terdapat 25 spesies foraminifera planktonik dan 24 spesies foraminifera bentonik di Formasi Ledok. Dari hasil analisis foraminifera planktonik dihasilkan biodatum akhir dan biozonasi akhir. Hasil dari biodatum yaitu Biodatum Globorotalia merotumida ( N 16 ), Biodatum Globorotalia plesiotumida ( N 18 ). Hasil dari biozonasi yaitu Zona Parsial Globorotalia merotumida ( N 15 ), Zona Selang Globorotalia merotumida - Globorotalia plesiotumida ( N 16 – N 18 ), Zona Parsial Globorotalia plesiotumida ( N 19 ). Dari hasil analisis Foraminifera bentonik dihasilkan lingkungan kedalaman Neritik tengah-Batial tengah ( 50-850)m. Dari 14 sample di atas penulis membagi 3 bagian yaitu, bagian bawah pada sample 14, bagian tengah pada sample 8, dan bagian atas pada sample 1. Penulis membagi menjadi 3 bagian guna untuk mengetahui kisaran lingkungan kedalaman dan muka air laut yang terjadi pada saat pengendapan. Pada sample 14 dihasilkan lingkungan kedalaman Neritik Tengah – Neritik Luar, pada sample 8 dihasilkan lingkungan kedalaman Batial Atas – Batial Tengah, pada sample 1 dihasilkan lingkungan kedalaman Neritik Tengah – Neritik Luar. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari sample 14 sampai sample 8 terjadi kenaikan muka air laut yang mana disebut Transgresi, dan pada sample 8 sampai sample 1 terjadi penurunan muka air laut yang mana disebut Regresi.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: Q Science > QE Geology
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Eny Suparny
Date Deposited: 09 May 2016 06:44
Last Modified: 09 May 2016 06:44
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/399

Actions (login required)

View Item View Item