PENGARUH QUENCHING BAJA ASTM A36 TERHADAP PERILAKU STRESS CORROSION CRACKING DALAM MEDIA AIR LAUT

WULANDARI, RETNO (2024) PENGARUH QUENCHING BAJA ASTM A36 TERHADAP PERILAKU STRESS CORROSION CRACKING DALAM MEDIA AIR LAUT. Diploma thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of 1_SKRIPSI_FULLTEXT_11619000.PDF] Text
1_SKRIPSI_FULLTEXT_11619000.PDF
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)
[thumbnail of 2__COVER_11619007_RETNO_WUL.PDF] Text
2__COVER_11619007_RETNO_WUL.PDF

Download (195kB)
[thumbnail of 3__ABSTRAK_116190007__RETNO.PDF] Text
3__ABSTRAK_116190007__RETNO.PDF

Download (69kB)
[thumbnail of 4__LEMBAR_PENGESAHAN_116190.PDF] Text
4__LEMBAR_PENGESAHAN_116190.PDF

Download (342kB)
[thumbnail of 5__DAFTAR_ISI_116190007_RET.PDF] Text
5__DAFTAR_ISI_116190007_RET.PDF

Download (139kB)
[thumbnail of 6_DAFTAR_PUSTAKA_116190007_.PDF] Text
6_DAFTAR_PUSTAKA_116190007_.PDF

Download (194kB)

Abstract

v
ABSTRAK
Baja ASTM A36 merupakan material badan kapal laut yang sering
mengalami proses cracking pada permukaanya akibat adanya gaya-gaya dari beban
kapal dan ombak laut dan apabila terjadi dapat memicu stress corrosion cracking.
Sifat-sifat mekanis pada baja dapat diubah menjadi lebih tahan terhadap korosi
dengan merubah fasa yang ada di dalam baja tersebut melalui perlakuan panas,
salah satu perlakuan panas untuk meningkatkan kekerasan dari baja dapat dilakukan
proses quenching-tempering. Hasil dari perlakuan panas tersebut kemudian
melewati beberapa pengujian seperti uji kekerasan, uji bending, uji laju korosi dan
pengamatan struktur mikro untuk mengetahui perubahan fasa yang terjadi pada
material tersebut setelah diberikan perlakuan panas.
Dalam penelitian ini perlakuan panas yang dilakukan adalah quenching dan
tempring. Quenching dilakukan dengan suhu austenisasi yaitu 850°C kemudian
menggunakan 3 variasi holding time yaitu 15 menit ditandai dengan nama spesimen
A, 30 menit dinamai spesimen B dan 45 menit dinamai spesimen C. Sedangkan
tempering dilakukan pada suhu 300°C dengan holding time 15 menit. Spesimen
kemudian dilakukan pengujian yaitu, uji kekerasan menggunakan E-18, uji bending
menggunakan ASTM E-290, uji laju korosi menggunakan metode weight loss dan
untuk pengamatan mikrostruktur menggunakan ASTM E-470.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, nilai kekerasan tertinggi
dimiliki material C sebesar 82.01 HRB dan terendah dimiliki spesimen raw
material sebesar 79,51 HRB. Nilai uji bending tertinggi dimilikispesimen raw
material sebesar 855,43 MPa dan terendah dimilki specimen C sebesar 655,32
MPa. Nilai uji laju korosi tertinggi dimiliki specimen raw material sebesar 0,0085
mm/y dan terendah dimilki specimen C sebesar 0,0038 mm/y. Perlakuan
quenching-tempering dan bertambahnya variasi variasi holding time merubah fasa
menjadi dominan pearlite yang memiliki kekerasan yg baik dan tahan korosi.
Kata kunci : quenching, tempering, stress corrosion cracking, bending test

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: quenching, tempering, stress corrosion cracking, bending test
Subjects: T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Eny Suparny
Date Deposited: 05 Apr 2024 04:46
Last Modified: 05 Apr 2024 04:52
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/39276

Actions (login required)

View Item View Item