GEOLOGI DAN SUMBERDAYA BATUBARA BERDASARKAN DATA PERMUKAAN DAN DATA BOR DAERAH MUARA TEBO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN SUMAY, KABUPATEN TEBO, PROVINSI JAMBI

DESTIRANI, ELDE PRAGA (2016) GEOLOGI DAN SUMBERDAYA BATUBARA BERDASARKAN DATA PERMUKAAN DAN DATA BOR DAERAH MUARA TEBO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN SUMAY, KABUPATEN TEBO, PROVINSI JAMBI. Other thesis, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA.

[thumbnail of Intisari Skripsi.pdf]
Preview
Text
Intisari Skripsi.pdf

Download (15kB) | Preview
[thumbnail of Geologi_dan_Sumberdaya_Batubara_Berdasarkan_Data_Permukaan_d.pdf] Text
Geologi_dan_Sumberdaya_Batubara_Berdasarkan_Data_Permukaan_d.pdf

Download (10MB)

Abstract

Lokasi penelitian terletak pada wilayah kuasa penambang ( KP ) dari PT.
Sarko Bungo Sedayu Daerah Muara Tebo dan sekitarnya, Kecamatan Sumay,
Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Lokasi pemetaan terletak pada koordinat N
9860500 - N 9863000 dan E 226500 - E 230500, dengan luas daerah pemetaan 5 km
x 2,875 km = 1437 ha, skala 1 : 12.500. Metodologi yang dilakukan dalam penelitian
ini terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu: akusisi, analisa, dan sintesa. Akusisi merupakan
tahapan perolehan data, tahap analisa dilakukan terhadap hal yang menyangkut
geologi batubara daerah telitian, dan tahap sintesa yaitu menyimpulkan dari berbagai
analisa tersebut. Daerah telitian secara regional terletak di Cekungan Sumatera
Selatan yang dipengaruhi tegasan regional seperti terlihat pada geomorfologi,
stratigrafi, struktur geologi, kemiringan dan kemenerusan lapisan batubara di daerah
telitian.
Berdasarkan aspek-aspek geomorfologi yang disebutkan oleh modifikasi Van
Zuidam ( 1983 ), maka bentuklahan yang terdapat di daerah telitian dapat dibagi
menjadi 4 ( empat ) satuan bentuklahan, yaitu: perbukitan homoklin ( S1 ), dataran
denudasi ( D1 ), dataran alluvial ( F2 ), dan tubuh sungai ( F1 ). Mengacu pola
pengaliran menurut Howard, 1967, maka pola pengaliran daerah telitian termasuk
dalam rectangular.
Stratigrafi daerah telitian terdiri dari tiga satuan batuan dari tua ke muda
yakni satuan batulanau Muaraenim yang diendapkan di lingkungan transitional
lower delta plain, berumur Miosen Akhir – Pliosen Akhir, terendapkan selaras
dengan satuan di atasnya. Kemudian diendapkannya Satuan batupasir kuarsa yang
diendapkan di lingkungan transitional lower delta plain, berumur sama yaitu Miosen
Akhir – Pliosen Akhir, terendapkan selaras dengan satuan di atasnya. Terdapat
lapisan batubara seam A ( tebal 0,50 m ), seam B ( tebal 0,13 m dan 0,15 ), seam C
( tebal 0.50 m ) seam D ( tebal 1,5 m ). Satuan endapan alluvial, berumur Holosen
merupakan endapan darat yang memiliki fragmen lepas berukuran kerakal hingga
lempung.Metode Cross Section dengan perbandingan LSR 1 : 6 dan jarak antar
penampang 125 m. Sehingga diperoleh sumberdaya total seam A adalah 2949,38
Ton, seam B adalah 2529,541 Ton, Seam C adalah 16131,31 Ton dan seam D adalah
1332,5 Ton.Dari perhitungan data bor sumberdaya batubara seam A sebesar 104,892
Ton, Seam B 6.274 Ton, Seam C 6.032 Ton, Seam D 4.727 Ton

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: Q Science > QE Geology
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Civil Engineering and the Environment
Depositing User: Sarimin Sarimin
Date Deposited: 16 Jun 2016 04:23
Last Modified: 07 Jun 2022 07:23
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/3860

Actions (login required)

View Item View Item