EVALUASI KINERJA HEAT EXCHANGER 13-E-101 PADA UNIT AHU (Atmospheric Hydrodemetallization Unit) PT. Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit VI Balongan

Hanjani, Mahabati Fita (2023) EVALUASI KINERJA HEAT EXCHANGER 13-E-101 PADA UNIT AHU (Atmospheric Hydrodemetallization Unit) PT. Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit VI Balongan. Other thesis, UPN Veteran Yogyakarta.

[thumbnail of ABSTRAK.pdf] Text
ABSTRAK.pdf

Download (170kB)
[thumbnail of COVER.pdf] Text
COVER.pdf

Download (146kB)
[thumbnail of DAFTAR ISI.pdf] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (44kB)
[thumbnail of DAFTAR PUSTAKA.pdf] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (155kB)
[thumbnail of HALAMAN PENGESAHAN .pdf] Text
HALAMAN PENGESAHAN .pdf

Download (278kB)
[thumbnail of TUGAS AKHIR.pdf] Text
TUGAS AKHIR.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Atmospheric Residue Hydrodemetallization Unit (AHU) merupakan unit
yang menyiapkan umpan untuk Residue Catalytic Cracking Residue (RCC).
Atmospheric Residue Hydrodemetallization Unit (AHU) mengolah residu dari
Crude Distillation Unit (CDU) yang mengandung logam nikel (Ni) dan vanadium
(V) serta Micro Carbon Residue (MCR) dengan jumlah yang lebih kecil. Prosesnya
menggunakan hidrogen dan katalis pada temperatur dan tekanan tinggi.
Heat exchanger merupakan alat perpindahan panas suatu fluida, baik yang
digunakan dalam proses pemanasan maupun pendinginan. Kondisi operasi yang
tepat dapat menghasilkan output yang sesuai dengan spesifikasi proses. Kondisi
operasi yang perlu diperhatikan antara lain temperatur dan tekanan proses. Namun
alat heat exchanger memiliki jangka waktu tertentu untuk berjalan dan berfungsi
dengan baik sesuai dengan desain awal. Waktu tersebut merupakan variabel,
tergantung dari fluida yang masuk ke heat exchanger dan komposisi fluida serta
kondisi proses.
Jenis Shell and Tube Heat Exchanger ini paling umum digunakan sebagai
pemanas atau pendingin karena perawatannya yang mudah, tersedia dalam
berbagai kondisi operasi dan ukuran (tekanan dan suhu tinggi). Alat ini terdiri
dari sebuah shell silindrisdi bagian luar dan sejumlah tube (tube bundle) di bagian
dalam. Suhu fluida di dalam tube bundle berbeda dengandi luar tube (di dalam shell)
sehingga terjadi perpindahan panas antara aliran fluida di dalam tube dan di luar
tube.
Komponen–komponen utama dalam Shell and Tube Heat Exchanger:
a. Shell
Shell dalam sebuah Heat Exchanger berbentuk bulat memanjang (silinder)
yang berisi tube bundle sekaligus sebagaiwadah mengalirkan fluida. Shell
dapat dimodifikasi sesuai dengan standar dari ukuran, material shell dan
ketebalan. Tipe shell mengikuti standar dari TEMA.
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA x
b. Tube
Merupakan pipa kecil yang tersusun di dalam shell yang merupakan tempat
fluida yang akan dipanaskan ataupun didinginkan. Tube tersedia dalam
berbagai bahan logam yang memiliki harga konduktivitas panas besar sehingga
hambatan perpindahan panasnya rendah, seperti tembaga-nikel, aluminium�perunggu, aluminum, dan stainless steel, yang dapat diperoleh dari berbagai
ukuran yang didefinisikan sebagai Birmingham Wire Gauge (BWG).
Dalam alat ini fluida yang berada dalam shell adalah DMAR (Demetalized
Atmospheric Residue) atau produk yang berguna sebagai pemanas dari tube dan
yang berada dalam tube adalah AR (Atmospheric Residue) atau feed.
Apabila fluida feed heat exchanger banyak mengandung impuritas maka
akan semakin cepat heat exchanger tersebut mengalami fouling, akibatnya transfer
panas dari alat tersebut tidak maksimal karena tidak sesuai dengan kebutuhan
proses atau tidak sesuai dengan outlet heat exchanger desain, hal ini dapat
menyebabkan penurunan efisiensi dan performa dari heat exchanger tersebut
sehingga perlu dilakukan cleaning agar proses transfer panas dapat berjalan dengan
baik. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja heat exchanger yang
berfungsi sebagai pemanas dengan menghitung fouling factor (Rd) dan pressure
drop untuk mengetahui kinerja heat exchanger berdasarkan kondisi actual yang
dibandingkan dengan kondisi desain. Dari hasil perhitungan didapatkan fouling
factor (Rd) desain HE didapatkan 0,0011 dan fouling factor (Rd) actual HE
didapatkan 0,00105 dimana di angka tersebut berarti HE sudah memiliki endapan
dan perlu dilakukan pembersihan. Pada data pressure drop didapatkan data kondisi
actual pada shell sebesar 2,4785 psi dan data actual pada tube sebesar 0,4286 psi,
pressure drop yang telah didapatkan berada dibawah dari ketentuan dimana
pressure drop cariran sebesar 10 psi.
Kata Kunci : Heat Exchanger 13-E-101, Pressure Drop, Fouling Factor (Rd),
Atmospheric Residue (AR), Demetalized Atmospheric Residue (DMAR)

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Heat Exchanger 13-E-101, Pressure Drop, Fouling Factor (Rd), Atmospheric Residue (AR), Demetalized Atmospheric Residue (DMAR)
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: A.Md Sepfriend Ayu Kelana Giri
Date Deposited: 24 Nov 2023 08:14
Last Modified: 24 Nov 2023 08:14
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/38207

Actions (login required)

View Item View Item