PUJI WIJAYADI, INDRA (2011) “ANALISA PRESSURE BUILD-UP PADA SUMUR “X” DI LAPANGAN “Y” UNTUK MENGETAHUI PRODUKTIVITAS SUMUR”. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Preview |
Text
ring.pdf Download (57kB) | Preview |
Abstract
Kerusakan formasi dapat terjadi sepanjang waktu sebagai akibat negatif
dari aktifitas-aktifitas yang terjadi atau yang dilakukan pada sumur mulai dari
aktifitas pemboran, penyemenan, komplesi sumur dan perforasi serta pada saat
sumur itu berproduksi. Terjadinya kerusakan formasi ini akan menyebabkan
mengecilnya harga permeabilitas batuan disekitar lubang sumur. Mengecilnya
permeabilitas batuan formasi akan menyebabkan menurunnya produktivitas suatu
sumur.
Tahapan-tahapan analisa Pressure Build-Up dengan meode Horner adalah
persiapan data-data pendukung seperti data produksi (tp, qo, rw, Pwf), data PVT
(μo, Bo, Ct), data reservoir (Φ,h) dan data PBU (Pws, t). Kemudian membuat
grafik log-log plot dengan plot Δt vs ΔP. Dari hasil plot tersebut dapat diperoleh
nilai end of wellbore storage ditambah 1-1,5 cycle untuk menentukan awal dari
tekanan yang tidak terpangaruh wellbore storage. Kemudian membuat grafik
semilog plot (Horner plot) dengan plot Pws vs ⎟⎠
⎞
⎜⎝
⎛
Δ
+ Δ
t
tp t , harga end of wellbore
storage digunakan untuk menentukan horner time. Dari hasil horner plot
diperoleh regim aliran daerah pengurasan sumur, dibagi menjadi 3: segmen early
time, middle time, dan late time. Analisa Pressure Build-Up test dilakukan pada
segmen middle time, pada segmen ini diperoleh harga slope (m), permeabilitas
(k), faktor skin (s), P1jam dengan ekstrapolasi Δt = 1 jam. Dari harga parameter
m, k, P1jam dan S yang diperoleh digunakan untuk menentukan harga parameter
yang lain sepeti ΔPs, PI, FE. Berdasarkan harga parameter tersebut dapat
diketahui formasi tersebut mengalami kerusakan atau perbaikan, serta
kemampuan produktifitas formasinya.
Hasil analisa pressure buildup test didapatkan harga skin, pada metode
Horner secara manual pada sumur X adalah +2.55. Harga hasil analisa Simulator
Saphir 3.20 adalah +5.63, yang menunjukkan terjadinya kerusakan formasi. Di
dapat juga harga FE secara manual diperoleh 0.74 mengidentifikasikan bahwa
lapisan produktif.
Perbedaan hasil metode Horner dan metode pressure derivative dgn
simulator saphire tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pada
waktu penentuan end of wellbore storage, slope, tekanan reservoar dan P1jam,
sedangkan metode pressure derivative dengan simulator saphire dalam analisisnya
tidak lagi mencari slope (m), tekanan reservoar dan P1jam untuk menghitung
besarnya permeabilitas dan skin, tetapi langsung mendapatkan harga
permeabilitas (k), skin (s), tekanan reservoar (Pi), harga wellbore storage (c), dan
batas reservoarnya.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | T Technology > T Technology (General) |
Divisions: | x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 14 Jun 2016 03:26 |
Last Modified: | 14 Jun 2016 03:26 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/3663 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |