PURNOMO, MUHAMMAD ALFARIJI (2023) PERANCANGAN MESIN PELONTAR SHUTTLECOCK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HASIL UJI LONTAR DENGAN METODE VDI 2221 (Studi Kasus di Pabrik Shuttlecock Pistol, Tegal, Jawa Tengah). Diploma thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Text
1. FULL SKRIPSI_MUHAMMAD ALFARIJI PURNOMO_122190070.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
|
Text
2. COVER SKRIPSI_MUHAMMAD ALFARIJI PURNOMO_122190070.pdf Download (83kB) |
|
Text
3. LEMBAR PENGESAHAN_MUHAMMAD ALFARIJI PURNOMO_122190070.pdf Download (191kB) |
|
Text
4. DAFTAR ISI_MUHAMMAD ALFARIJI PURNOMO_122190070.pdf Download (67kB) |
|
Text
5. ABSTRAK_MUHAMMAD ALFARIJI PURNOMO_122190070.pdf Download (18kB) |
|
Text
6. DAFTAR PUSTAKA_MUHAMMAD ALFARIJI PURNOMO_122190070.pdf Download (132kB) |
Abstract
UMKM shuttlecock Pistol merupakan industri yang bergerak di bidang
manufaktur shuttlecock bermerek Pistol di Tegal, Jawa Tengah. Permasalahan yang
sering terjadi pada UMKM ini adalah sulitnya melakukan uji lontar shuttlecock
secara manual serta waktu proses pelontaran shuttlecock yang lama. UMKM ini
hanya memiliki satu orang operator uji lontar. Meningkatnya permintaan produksi
shuttlecock serta ketidakhadiran operator tersebut, dapat menjadikan produksi dan
distribusi shuttlecock mengalami keterlambatan.
Verein deutscher ingenieure 2221 menjadi metode yang digunakan pada
penelitian ini. Metode tersebut dikombinasikan dengan Analytic hierarchy process
sebagai metode pengambilan keputusan terkait pemilihan komponen yang akan
digunakan. VDI 2221 digunakan karena memiliki kelebihan pendekatan yang
berfokus pada permasalahan yakni peningkatan output uji per satuan waktu dengan
subjektifitas pengguna, dalam hal ini operator dan pemilik pabrik. Terdapat empat
struktur hirarki analytic hierarchy process yang menjadi pertimbangan pada desain
akhir mesin pelontar shuttlecock. Perwujudan mesin tersebut diuji, sehingga dapat
dilihat peningkatan produktivitas yang terjadi.
Perancangan mesin pelontar shuttlecock, menghasilkan peningkatan
produktivitas produksi shuttlecock yang ditunjukkan dengan menurunnya waktu
proses menjadi 1,396 detik dan persentase rework turun menjadi 10%. Dengan
kemampuan uji lontar sebesar 43 shuttlecock per menit, mesin pelontar shuttlecock
mampu mengatasi kenaikan permintaan shuttlecock pada UMKM shuttlecock
Pistol. Biaya operasi uji lontar shuttlecock per harinya juga mengalami pengurangan
dari Rp.30.406,07 untuk uji secara manual, menjadi Rp13.153,36 per harinya. Mesin
pelontar shuttlecock ini juga dapat digunakan oleh seluruh operator tanpa
tergantung oleh operator uji.
Kata kunci: Shuttlecock; verein deutscher ingenieure 2221; analytic hierarchy
process; mesin pelontar shuttlecock; produktivitas.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Shuttlecock; verein deutscher ingenieure 2221; analytic hierarchy process; mesin pelontar shuttlecock; produktivitas. |
Subjects: | Q Science > Q Science (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 18 Jul 2023 08:35 |
Last Modified: | 18 Jul 2023 08:36 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/36480 |
Actions (login required)
View Item |