Soepardi, Apriani and Puryani, Puryani and Kancana, Sauptika (2012) Formulasi strategi sistem manufaktur untuk industri cor logam di wilayah Ceper Klaten Jawa Tengah. Working Paper. LPPM UPN Veteran Yogyakarta, Yogyakarta. (Unpublished)
Text (POSTER DISEMINASI PENELITIAN HIBAH BERSAING 2009-2011 MULTIYEARS)
2009-2010-2011-LAPORAN HIBER.pdf - Presentation Download (3MB) |
Abstract
Sentra Industri Pengecoran Logam di Klaten merupakan daerah pembuatan
besi dan baja cor terbesar di Jawa Tengah. Namun diantara pelaku industri ini
mengalami keterbatasan sumber daya yang dimiliki, sehingga tidak dapat memenuhi
permintaan dalam jumlah besar dan variatif. Untuk meningkatkan produksinya, ada
pelaku industri yang mulai beralih dari penggunaan Kupola ke Mesin Induksi
(Induction Furnace). Penggunaan mesin induksi mampu menghasilkan logam cair
dalam volume besar dan cepat dibandingkan dengan menggunakan tanur kupola.
Tetapi penggunaan mesin ini membutuhkan nilai investasi yang besar dalam
pembelian dan perawatan. Ketersediaan dan keandalannya menjadi perhatian serius.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mode kerusakan yang sering terjadi
agar mempermudah penentuan jenis perawatan yang sesuai untuk menjaga
keandalan mesin agar dapat berjalan baik sesuai performansinya menggunakan
prinsip metode Reliability Centered Maintenance (RCM). Pendekatan yang
digunakan dalam RCM ini adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) sebagai
alat identifikasi mode kerusakan yang dapat menyebabkan kegagalan fungsional
sistem. Selain itu, juga bertujuan untuk mengidentifikasi prioritas potensi penyebab
kegagalan mesin induksi pada industri cor logam menggunakan pendekatan Multi
Attribute Failure Mode Analysis (MAFMA).
Berdasarkan analisis mesin kritis menggunakan metode RCM dapat diketahui
jenis kegiatan yang sesuai untuk mencegah mode kerusakan pada komponen mesin
yaitu scheduled on condition task sebanyak 17 mode kerusakan, sedangkan 3 mode
kerusakan perlu dilakukan jenis perawatan scheduled restoration task, dan 4 mode
kerusakan mengalami perawatan scheduled discard task. Dengan tingkat keandalan
Mesin Induction Furnace yang cukup tinggi yaitu sebesar 71,66%. Dalam FMEA
dilakukan perhitungan Risk Priority Number (RPN) dan diketahui komponen yang
sangat vital yaitu Back Up Refractory. Dengan menggunakan pendekatan MAFMA
dapat diketahui prioritas potensi penyebab kegagalan mesin induksi yaitu Travo,
Pasir Reming, Mur, Baut, Pasir Patching, Breaker, dan Coil. Komponen travo
sebagai sumber tenaga/energi listrik dengan tegangan dan arus listrik yang tinggi
menjadi prioritas utama potensi penyebab kegagalan, kegagalan yang terjadi dapat
menimbulkan travo meledak dan proses peleburan dapat berhenti. Kegagalan pada
travo juga memerlukan biaya dan waktu perbaikan atau penggantian yang sangat
besar.
Kata kunci: permintaan, perawatan, RCM, mesin induksi, kegagalan, MAFMA
Item Type: | Monograph (Working Paper) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | permintaan, perawatan, RCM, mesin induksi, kegagalan, MAFMA |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Depositing User: | STP,MT,Dr APRIANI SOEPARDI |
Date Deposited: | 10 Apr 2023 01:09 |
Last Modified: | 10 Apr 2023 02:26 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/33393 |
Actions (login required)
View Item |