Ratih, Yanisworo Wijaya and Pringgohandoko, Budyastuti and Santosa, AZ. Purwono Budi (2014) PENDEKATAN BIOTEKNOLOGIS UNTUK OPTIMALISASI PEMANFAATAN RESIDU PERTANIAN SEBAGAI PEMBENAH TANAH. In: SEMINAR NASIONAL SISTEM PERTANIAN-BIOINDUSTRI BERKELANJUTAN, 11 Desember 2014, Yogyakarta.
Text
17. Ratih, Pringgohandoko, Santosa AZ Prosiding Seminar Nasional Bio-Industri 2014.pdf Download (1MB) |
Abstract
Indonesia merupakan negara agraris. Sektor pertanian bertanggung jawab
untuk menghidupi 2/3 penduduk miskin di Indonesia dan berkontribusi
menurunkan 11% kemiskinan di tahun 2010. Laju pertumbuhan penduduk sudah
sebesar 1,49 persen pada 2012 dan akhir tahun 2013 sebesar 250 juta. Dengan data
tersebut ke depan kebutuhan pangan akan melonjak naik. Namun demikian
produktivitas lahan pertanian yang saat ini masih tergolong rendah yaitu rata-rata
5,1-5,2 juta ton gabah per hektar. Kondisi Indonesia saat ini menunjukkan
kemampuan pemenuhan kebutuhan pangan relatif rendah dan sedang menurun
dengan sangat signifikan. Kemajuan di bidang iptek pertanian harus dapat
menjawab berbagai keterbatasan pada sumber daya yang ada di tengah
perkembangan kebutuhan manusia yang tanpa batas. Kementerian Pertanian telah
meluncurkan Konsep Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013-204,
sebagai upaya memberikan acuan dan arah pembangunan khususnya di sektor
pertanian ke depan, kearah bioindustri yang berkelanjutan.
Konsep pertanian bioindustri berkelanjutan adalah memandang lahan
bukan hanya sumber daya alam tetapi juga industri yang memanfaatkan seluruh
faktor produksi untuk menghasilkan pangan guna mewujudkan ketahanan pangan
serta produk lain dengan menerapkan konsep biorefinery. Konsep dimana biomassa
dikonversi untuk mendapatkan produk lain setinggi mungkin yang lebih bernilai
ekonomis dengan input energi rendah. Di masa yang akan datang (abad 22),
perekonomian yang digerakkan oleh peran bioteknologi dan bioenjinering mampu
menghasilkan biomasa sebesar besarnya untuk diolah menjadi bahan pangan,
pakan, pupuk, enrgi , serat , obat2an, bahan kimia dan beragam bioproduk secara
berkelanjutan.
Salah satu potensi yang bisa dikembangkan adalah pemanfaatan biomassa
residu hasil pertanian menjadi produk yang lebih bermanfaat yaitu antara lain
sebagai pupuk organik dan pakan ternak. Sebagai negara agraris biomassa residu
hasil pertanian terdapat dalam jumlah melimpah. Di samping residu hasil pertanian,
residu perkebunan seperti tandan kosong kelapa sawit (TKKS), yang jumlahnya
mencapai 22 – 23% dari total tandan buah segar (TBS) yang diolah, juga berpotensi
dimanfaatkan sebagai bahan baku pengomposan. Sebagian besar residu pertanian
maupun perkebunan tersebut di atas merupakan bahan yang relative sulit
mengalami perombakan. Hal ini karena kadar ligninnya yang tinggi. Struktur lignin
yang rumit mengakibatkannya menjadi sulit dirombak. Di dalam tanaman, lignin
berikatan dengan selulosa dan hemiselulosa. Ke dua bahn tersebut sebenarnya
mempunyai sifat mudah dirombak. Namun demikian, selama berikatan dengan
lignin, selulosa maupun hemiselulosa menjadi sulit untuk dirombak. Oleh sebab itu
keberadaan lignin menjadi faktor pembatas dalam pengomposan.
SEMNAS SISTEM PERTANIAN-BIOINDUSTRI BERKELANJUTAN, UPN “Veteran” Yogyakarta, 11 Desember 2014 MU-30
Sistem pengomposan di Indonesia sudah berkembang, baik dalam jenis
bahan dasar yang dimanfaatkan, teknis pembuatannya maupun inokulum yang
digunakan. Namun pada umumnya bahan dasar yang digunakan berupa bahan yang
relative mudah dirombak. Inokulum yang digunakan (bahkan yang bersifat
komersial) berupa mikrobia yang “umum” bukan yang bersifat spesial dan berperan
khusus dalam perombakan lignin.
Perombakan bahan berlignin tinggi menarik untuk dikaji. Hal ini karena di
samping sifat lignin yang persisten serta berperan sebagai faktor pembatas dalam
pengomposan, prosesperombakan lignin merupakan awal pembentukan
humus.Humus merupakan bahan organic tanah yang berperan penting dalam
Residu tanaman, di samping sebagai bahan dasar pembuatan kompos, juga
dimanfaatkan sebagai pakan ternak, mulsa, media pembuatan jamur, dll. Oleh sebab
itu pemanfaatan residu tanaman harus dilakukan seefisien mungkin. Pendekatan
bioteknologi sangat diperlukan untuk menciptakan efisiensi tersebut.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Medicine, Health and Life Sciences > School of Biological Sciences |
Depositing User: | Dr.Ir,MSi YANISWORO RATIH |
Date Deposited: | 17 Apr 2023 06:57 |
Last Modified: | 17 Apr 2023 06:57 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/33196 |
Actions (login required)
View Item |