RANCANGAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI GUNUNG DENGKENG PT SUGIH ALAMANUGROHO KABUPATEN GUNUNG KIDUL D.I. YOGYAKARTA

RAZHI, SAID MUHAMMAD (2022) RANCANGAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI GUNUNG DENGKENG PT SUGIH ALAMANUGROHO KABUPATEN GUNUNG KIDUL D.I. YOGYAKARTA. Diploma thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of Lembar pengesahan (2).pdf] Text
Lembar pengesahan (2).pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Abstrak (3).pdf] Text
Abstrak (3).pdf

Download (131kB)
[thumbnail of Daftar Isi (4).pdf] Text
Daftar Isi (4).pdf

Download (19kB)
[thumbnail of Draft fix.pdf] Text
Draft fix.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (7MB)
[thumbnail of Lembar pengesahan (2).pdf] Text
Lembar pengesahan (2).pdf

Download (1MB)

Abstract

PT. Sugih Alamanugroho merupakan salah satu perusahaan penambangan
batugamping yang terletak di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sistem penambangan yang
diterapkan oleh PT. Sugih Alamanugroho adalah tambang terbuka dengan metode
Quarry. Pada saat hujan maka air hujan yang jatuh dapat menggenang di area
penambangan dan mengalir ke jalan tambang serta ke sekeliling bukaan tambang
yang letaknya lebih rendah, dan saat kemarau (panas) tidak ada air hujan yang
masuk ke area penambangan. Terutama pada Gunung Dengkeng yang akan
dilakukan kegiatan penambangan, saat ini belum ada sistem penyaliran tambang,
oleh karena itu akan dipersiapkan rancangan sistem penyaliran tambang.
Berdasarkan analisis data curah hujan tahun 2010 – 2020, diperoleh curah
hujan rencana 151,62 mm/hari, intensitas curah hujan 52,56 mm/jam dengan
periode ulang hujan 3 tahun dan resiko hidrologi sebesar 86,83 %. Luas daerah
tangkapan hujan pada lokasi penelitian dibagi menjadi 2 daerah tangkapan hujan
(DTH), yaitu : DTH I = 0,0229 Km²; DTH II = 0,0099 Km2
. Debit air hujan =
0,383 m³/detik. Debit air limpasan pada setiap daerah tangkapan hujan sebagai
berikut: QDTH I = 0,268 m³/detik; QDTH II = 0,116 m³/detik. Selanjutnya
Saluran terbuka dirancang untuk mengalirkan air hujan yang masuk ke area
penambangan dan mengalirkan air limpasan agar tidak meng-genangi jalan
tambang. Terdapat 3 saluran terbuka dengan dimensi masing- masing :
Saluran terbuka 1 : b = 0,80 m; B = 0,50 m; d = 0,50 m; h = 0,35 m; a = 0,50 m
Saluran terbuka 2 : b = 1,20 m; B = 0,60 m; d = 0,60 m; h = 0,49 m; a = 0,70 m
Saluran terbuka 3 : b = 1,30 m; B = 0,70 m; d = 0,70 m; h = 0,55 m; a = 0,80 m
Keterangan: b = lebar permukaan saluran terbuka; B = lebar dasar saluran terbuka;
d = kedalaman saluran terbuka; h = ketebalan air pada dinding saluran terbuka; a =
panjang dinding salran terbuka.
Air tambang dari Saluran terbuka 3 sebelum dialirkan ke sungai
dijernihkan terlebih dahulu pada kolam pengendapan. Kolam pengendapan
dirancang terdiri dari 3 kompartmen dengan luas masing-masing 138 m2
dan
volume 1910 m3
. Pembersihan (pengerukan) endapan pada kolam pengendapan
sebaiknya dilakukan setiap 9,5 bulan sekali.
Kata kunci: batugamping, quarry, hujan, air limpasan, saluran terbuka, kolam
pengendapan

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: batugamping, quarry, hujan, air limpasan, saluran terbuka, kolam pengendapan
Subjects: T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy
Depositing User: Eny Suparny
Date Deposited: 12 Jan 2023 08:16
Last Modified: 12 Jan 2023 08:16
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/32396

Actions (login required)

View Item View Item