PERDANA, DEWANGGA WAHYU (2012) GEOLOGI DAN STUDI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMUKIMAN DAERAH SIDOHARJO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN SAMIGALUH, KABUPATEN KULON PROGO, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
SARI SKRIPSI DEWANGGA.pdf Download (128kB) | Preview |
Abstract
Daerah telitian secara administratif terletak di daerah Sidoharjo dan sekitarnya, kecamatan Samigaluh, kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I. Yogyakarta. Secara geografis terletak pada koordinat 409000 mE-413000 mE dan 9148000 mN-9154000 mN, yang tercakup dalam peta lembar Sendang Agung, skala 1: 25.000 dengan luasan daerah telitian 24km2. Secara geomorfik, daerah telitian dibagi menjadi empat satuan bentukan asal yaitu bentukan asal Volkanik yang terdiri dari subsatuan geomorfik Lelehan Lava (V11) dan subsatuan geomorfik Perbukitan Breksi (V24); bentukan asal Struktural yang berupa subsatuan geomorfik Perbukitan Antiklin (S5); bentukan asal Kars yang berupa subsatuan geomorfik Bukit Sisa Kars dan bentukan asal Fluvial yang berupa subsatuan geomorfik Tubuh Sungai (F2) dan subsatuan geomorfik Gosong Sungai (F3). Pola pengaliran yang berkembang pada daerah telitian yaitu Dendritik dan Subdendritik. Stratigrafi daerah telitian terdiri dari lima satuan batuan, dari tua ke muda adalah Satuan Breksi Piroklastik Kaligesing dengan litologi yang dominan pada daerah telitian adalah breksi piroklastik dan sisipan batupasir yang berumur Oligosen akhir-Miosen awal diendapkan pada lingkungan pengendapan darat (Pringgoprawiro dan Riyanto, 1987) mempunyai hubungan tidak selaras dengan satuan Aliran Lava Kaligesing yang berumur Oligosen akhir-Miosen awal yang diendapkan pada lingkungan pengendapan darat (Pringgoprawiro dan Riyanto, 1987), dengan litologi andesit. Selanjutnya terjadi intrusi basalt yang memotong Satuan Breksi Piroklastik Kaligesing, selanjutnya diendapkan Satuan Batugamping Jonggrangan dengan umur Miosen Tengah (Pringgoprawiro dan Riyanto, 1987) yang diendapkan pada Neritik Tepi-Tengah (Barker, 1960) dengan hubungan tidak selaras dengan satuan breksi Piroklastik Kaligesing, kemudian terjadi proses erosi dan denudasi yang membentuk Endapan Aluvial. Pada daerah penelitian yaitu daerah Sidoharjo dan sekitarnya diinterpretasikan adanya antiklin Sidoharjo yang dapat dilihat dari hasil data kedudukan batuan di lapangan, karena tidak ditemukan adanya sumbu antiklin di lapangan yang dikarenakan sudah mengalami pengerosian, sehingga dilakukan analisa menggunakan rekonstruksi peta dan penampang yang didapatkan nama “Upright Horizontal Fold” (Fluety, 1964). Selain antiklin pada daerah telitian juga terdapat kekar yang ditemukan pada Andesit di daerah Purwoharjo dengan arah umum N 314o E. Metode yang dipakai dalam analisis kesesuaian lahan untuk pemukiman adalah metode kapabilitas lahan. Faktor yang digunakan dalam penentuan kesesuaian lahan untuk pemikiman adalah litologi, kemiringan lereng, rawan bencana (longsor), vegetasi atau penggunaan lahan. Terdapat 5 klasifikasi dalam analisa kesesuaian lahan dengan metode kapabilitas lahan, yaitu klasifikasi sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, sangat kurang sesuai, dan tidak sesuai.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QE Geology |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eko Suprapti |
Date Deposited: | 07 Jun 2016 07:11 |
Last Modified: | 07 Jun 2016 07:11 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/3177 |
Actions (login required)
View Item |