GEOLOGI DAN KAJIAN EKSPANSIVITAS MINERAL LEMPUNG UNTUK MITIGASI BENCANA LONGSOR DAERAH SAWOO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN SAWOO, KABUPATEN PONOROGO, JAWA TIMUR

ARANA, ARDHAN (2022) GEOLOGI DAN KAJIAN EKSPANSIVITAS MINERAL LEMPUNG UNTUK MITIGASI BENCANA LONGSOR DAERAH SAWOO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN SAWOO, KABUPATEN PONOROGO, JAWA TIMUR. Other thesis, UPN 'Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of Daftar Isi_111170088_Ardhan Arana.pdf] Text
Daftar Isi_111170088_Ardhan Arana.pdf

Download (579kB)
[thumbnail of Daftar Pustaka_111170088_Ardhan Arana.pdf] Text
Daftar Pustaka_111170088_Ardhan Arana.pdf

Download (762kB)
[thumbnail of Abstrak_111170088_Ardhan Arana.pdf] Text
Abstrak_111170088_Ardhan Arana.pdf

Download (276kB)
[thumbnail of Cover_111170088_Ardhan Arana.pdf] Text
Cover_111170088_Ardhan Arana.pdf

Download (124kB)
[thumbnail of Skripsi Full_111170088_Ardhan Arana.pdf] Text
Skripsi Full_111170088_Ardhan Arana.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (44MB)

Abstract

SARI
GEOLOGI DAN KAJIAN EKSPANSIVITAS MINERAL LEMPUNG UNTUK
MITIGASI BENCANA LONGSOR DAERAH SAWOO DAN SEKITARNYA,
KECAMATAN SAWOO, KABUPATEN PONOROGO, JAWA TIMUR
Oleh:
ARDHAN ARANA
111170088
Secara administratif, daerah penelitian terletak di daerah Sawoo dan sekitarnya,
Kecamatan Sawo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Bencana longsor yang berkembang pada
daerah penelitian umumnya terjadi karena adanya alterasi argilik yang mengahasilkan mineral
lempung ekspansif berupa monmorillonit. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memitigasi
bencana longsor dengan metode pemetaan geologi dan geologi teknik yang mencakup Atteberg
Limit, Hidrometer, analisis kestabilan lereng kemudian dibuat peta rawan bencana longsor.
Geomorfologi di daerah telitian terdapat enam bentuk lahan, yaitu bukit intrusi (V1),
perbukitan vulkanik terdenudasi (V2), perbukitan struktural (S1), perbukitan terkikis sedang
(D1), dataran alluvial (F1) dan tubuh sungai (F2). Stratigrafi daerah telitian yang diurutkan dari
tua ke muda yaitu satuan breksi vulkanik Mandalika, satuan lava Mandalika, satuan batupasir
Jaten, satuan batugamping Wonosari, dan endapan aluvial. Struktur geologi yang ditemukan
adalah sesar left slip fault pada LP 27, sesar left slip fault pada LP 129 dan sesar Normal left
slip pada LP 130 serta dijumpai 7 LP kekar berpasangan yang memiliki tegasan dengan arah
timurlaut – baratdaya.
Analisa Atteberg Limit menunjukan perkembangan mineral monmorillonit pada LP 91
dan LP 77 serta mineral Kaolinit pada LP 56. Analisa Hidrometer menunjukan tingkat aktivitas
mineral pada LP 77 dengan nilai aktivitas 10,55, pada LP 91 dengan nilai aktivitas 4,28, dan
pada LP 56 dengan nilai aktivitas 5,09. Hasil dari uji sifat fisik dan mekanika tanah untuk
analisa kestabilan lereng menunjukan lereng pada LP 120 memiliki FK 1,43 (Aman), lereng
pada LP 91 memiliki FK 0,87 (Labil), dan lereng pada LP 56 memiliki FK 0,73 (Labil). Hasil
dari analisis peta rawan bencana longsor pada daerah telitian menunjukan adanya tingkatan 5
zona yaitu zona sangat aman (1,27%), aman (11,07%), sedang (26,33%), rawan (41,98%), dan
sangat rawan (19,35%). Rekomendasi yang diberikan untuk menanggulangi potensi gerakan
massa pada lereng LP 56 dan LP 91 dilakukan penguatan lereng berupa pembuatan Dinding
Penahan Tanah dengan tipe Semi Gravity Wall sedangkan pada LP 120 dilakukan penguatan
lereng berupa pemasangan Bronjong.
Kata Kunci: Atteberg Limit, Ekspansivitas Mineral, Longsor, Mitigasi Bencana

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Atteberg Limit, Ekspansivitas Mineral, Longsor, Mitigasi Bencana
Subjects: Q Science > QE Geology
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Eko Yuli
Date Deposited: 03 Aug 2022 03:54
Last Modified: 03 Aug 2022 03:54
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/30536

Actions (login required)

View Item View Item