Simangunsong, Hizkia Setya (2022) MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI TANAH PADA TOPOSEKUEN LERENG SELATAN GUNUNG SUMBING KABUPATEN MAGELANG. Diploma thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Text
4. Halaman Pengesahan_133180036_Hizkia Setya Simangunsong.pdf Download (111kB) |
|
Text
3. Abstrak_133180036_Hizkia Setya Simangunsong.pdf Download (48kB) |
|
Text
2. Cover_133180036_Hizkia Setya Simangunsong.pdf Download (305kB) |
|
Text
1. Skripsi Fulltext_133180036_Hizkia Setya Simangunsong.pdf Restricted to Repository staff only Download (9MB) |
|
Text
5. Daftar Isi_133180036_Hizkia Setya Simangunsong.pdf Download (41kB) |
|
Text
5. Daftar Isi_133180036_Hizkia Setya Simangunsong.pdf Download (41kB) |
|
Text
6. Daftar Pustaka_133180036_Hizkia Setya Simangunsong.pdf Download (318kB) |
Abstract
Ketinggian dan kemiringan lereng Selatan Gunung Sumbing mengakibatkan
perbedaan karakteristik dan perkembangan jenis tanah. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis perkembangan tanah, mengetahui morfologi, klasifikasi, dan
mempelajari pengaruh ketinggian serta kemiringan lereng terhadap jenis tanah di
toposekuen lereng Selatan Gunung Sumbing. Penelitian ini mengunakan metode
survey dengan menentukan titik pengamatan berdasarkan ketinggian yaitu 500
mdpl, 1000 mdpl, 1500 mdpl, 2000 mdpl, dan 2500 mdpl. Pengamatan dilakukan
di lapangan dan dilanjutkan analisis di laboratorium. Pengamatan di lapangan
meliputi morfologi profil tanah dan identifikasi lahan, sedangkan analisis di
laboratorium meliputi: tekstur, berat volume, Ca, Mg, K, Na tertukar, KPK,
kejenuhan basa, pH (H2O, KCl, dan NaF), C-organik, retensi-P, (Al, Fe, dan Si)
ekstrak ammonium oksalat, (Al, Fe) ekstrak DCB (Dithionite Citrate Bicarbonate),
(Al, Fe) ekstrak pirofosfat, mineral fraksi pasir dan fraksi lempung pada lapisan
tanah terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tanah yang berkembang di
lereng Selatan Gunung Sumbing pada ketinggian 500 mdpl; 1000; 1500; 2000, dan
2500 mdpl. Secara berturut-turut, memiliki morfologi dengan horizon diagnostik:
epipedon molik dan endopedon kambik; epipedon umbrik dan endopedon kambik;
epipedon umbrik dan endopedon kambik, epipedon umbrik dan endopedon argilik
dan ketinggian 2500 memiliki epipedon umbrik dan endopedon kambik. Klasifikasi
Tanah menurut Taxonomy USDA Tahun 2014 secara berturut-turut pada berbagai
ketinggian tersebut adalah: Andic Humudept, Campuran, Isohypertermic, Kajoran;
Acrudoxic Hapludands, Berabu, Amorfik, Isohypertermic, Sutopati; Acrudoxic
Hapludands, Berabu, Amorfik, Ngawonggo; Ultic Hapludands, Berabu, Amorfik,
Isothermic, Adipuro dan pada ketinggian 2500 adalah Acrudoxic Ultic Hapludands,
Berabu, Amorfik, Isomesic, Adipuro. Klasifikasi Tanah Nasional pada ketinggian
500 mdpl adalah Molisol Haplik; dan 1000 hingga 2500 mdpl adalah Andosol
Umbrik, menurut World Reference Base for Soil Resources pada ketinggian 500
mdpl adalah Cambisols Eutric Humic; dan pada ketinggian 1000 hingga 2500 mdpl
adalah Andosols Umbric Thixotropic. Kesimpulan menunjukkan bahwa topografi
menyebabkan adanya perbedaan morfologi dan klasifikasi tanah. Andisol terbentuk
mulai ketinggian 1000 mdpl.
Kata Kunci : Gunung Sumbing, klasifikasi tanah, morfologi tanah, toposekuen
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Gunung Sumbing, klasifikasi tanah, morfologi tanah, toposekuen |
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 14 Jul 2022 07:38 |
Last Modified: | 22 Aug 2022 04:27 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/30379 |
Actions (login required)
View Item |