KAJIAN KETERDAPATAN AIR TANAH PADA LAPANGAN “A” BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DAN PERHITUNGAN NERACA AIR KECAMATAN KARANGRAYUNG, KABUPATEN GROBOGAN, PROVINSI JAWA TENGAH

MAHDA, AMARA (2020) KAJIAN KETERDAPATAN AIR TANAH PADA LAPANGAN “A” BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DAN PERHITUNGAN NERACA AIR KECAMATAN KARANGRAYUNG, KABUPATEN GROBOGAN, PROVINSI JAWA TENGAH. Diploma thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of SKRIPSI FULL.pdf] Text
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (7MB)
[thumbnail of 1a.Cover Hard.pdf] Text
1a.Cover Hard.pdf

Download (176kB)
[thumbnail of 5. Abstrak.pdf] Text
5. Abstrak.pdf

Download (202kB)
[thumbnail of 7. Daftar Isi.pdf] Text
7. Daftar Isi.pdf

Download (188kB)
[thumbnail of Daftar Pustaka.pdf] Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (224kB)
[thumbnail of Lembar Pengesahan.pdf] Text
Lembar Pengesahan.pdf

Download (324kB)

Abstract

Penelitian ini berlokasi di Desa Gunung Tumpeng Kecamatan Karangrayung,
Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah (110°15 '- 111°25' Bujur Timur dan 7° -
7°30' Lintang Selatan). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Syscal
Resistivtymeter dan metode yang digunakan adalah konfigurasi schlumberger untuk
mengetahui kedalaman dan ketebalan akuifer. Panjang bentangan setiap titik pengukuran
adalah 400 meter dengan estimasi nilai penetrasi kedalaman sekitar 80 meter. Pengukuran
dilakukan pada bulan November 2019 dengan jumlah titik pengukuran berjumlah 14 titik.
Pengolahan data geolistrik dilakukan menggunakan program software IP2WIN
dengan memasukan berbagai parameter seperti panjang bentangan AB, MN dan nilai
resistivitas semu hasil pengukuran. Berdasarkan data tersebut melalui pemograman
IP2WIN akan menghasilkan model resistivitas 1D di bawah permukaan. Model
resisitivtas tersebut diinterpretasi hingga menentukan keterdapatan air tanah pada akuifer.
Kesulitan yang sering dihadapi adalah pada proses curve matching yang terkadang sulit
untuk mencocokan kedua kurva tersebut dengan tepat.
Berdasarkan pemograman IP2WIN, diketahui batugamping pasiran memiliki
rentang nilai resisitivitas dari 6.5 Ωm - 19 Ωm dan batunapal memiliki nilai resistivitas
kurang dari 5 Ωm. Ketebalan lapisan batugamping pasiran berkisar antara 4 – 30 meter
pada kedalaman 5 meter dan lapisan napal antara 3 - 50 meter pada kedalaman 1 meter.
Diketahui ada dua jenis akuifer yaitu akuifer semi tertekan pada kedalaman dangkal
(kurang dari 15 meter) dan akuifer tertekan pada kedalaman yang besar (lebih dari 30
meter). Titik A1 dan A2 yang berada pada bagian barat laut cocok untuk pembuatan
sumur gali dengan kedalaman akuifer dangkal dan ketebalannya yang besar, sedangkan
untuk akuifer dalam lebih cocok untuk pembuatan sumur bor dibagian selatan hingga
baratdaya disekitaran titik A4, A5 dan A9 karena faktor elevasi juga yang rendah
dibandingkan disekitarnya serta arah alirannya yang mengarah ke utara dan selatan.
Neraca air lahan mengalami surplus pada bulan Desember-April dan defisit pada bulan
Mei-September. Ada hubungan antara akuifer dangkal dan neraca air lahan didaerah
penelitian.
Kata kunci : Air tanah, Konfigurasi Schlumberger, Geolistrik, Kab. Grobogan

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Air tanah, Konfigurasi Schlumberger, Geolistrik, Kab. Grobogan
Depositing User: Eny Suparny
Date Deposited: 10 Jun 2022 03:22
Last Modified: 10 Jun 2022 03:23
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/30023

Actions (login required)

View Item View Item