GEOLOGI DAN ANALISIS PETROLOGI ORGANIK BATUAN INDUK SERPIH FORMASI NANGGULAN, DAERAH KALI WATUPURU DAN SEKITARNYA , DESA BANJARARUM, KECAMATAN KALIBAWANG, KABUPATEN KULON PROGO

LAKSMANA, PATRICK WRATSANGKA (2021) GEOLOGI DAN ANALISIS PETROLOGI ORGANIK BATUAN INDUK SERPIH FORMASI NANGGULAN, DAERAH KALI WATUPURU DAN SEKITARNYA , DESA BANJARARUM, KECAMATAN KALIBAWANG, KABUPATEN KULON PROGO. Other thesis, UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA.

[thumbnail of Judul_Patrick Wratsangka Laksmana_111160148.pdf] Text
Judul_Patrick Wratsangka Laksmana_111160148.pdf

Download (74kB)
[thumbnail of Abstrak_Patrick Wratsangka Laksmana_111160148.pdf] Text
Abstrak_Patrick Wratsangka Laksmana_111160148.pdf

Download (84kB)
[thumbnail of Daftar Isi_Patrick Wratsangka Laksmana_111160148.pdf] Text
Daftar Isi_Patrick Wratsangka Laksmana_111160148.pdf

Download (140kB)
[thumbnail of Lembar Pengesahan_Patrick Wratsangka Laksmana_111160148.pdf] Text
Lembar Pengesahan_Patrick Wratsangka Laksmana_111160148.pdf

Download (260kB)
[thumbnail of Daftar Pustaka_Patrick Wratsangka Laksmana_111160148.pdf] Text
Daftar Pustaka_Patrick Wratsangka Laksmana_111160148.pdf

Download (155kB)

Abstract

Lokasi penelitian secara administrasi termasuk pada Desa Banjararum, Kecamatan
Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas daearah
penelitian adalah 5 x 5 km
). Secara geografis, lokasi penelitian berada pada koordinat
UTM 49S 0408500 – 0413500 mE (7°45'8.157"S – 7°42'25.660"S ) dan 9143000 – 9148000 mN
(110°10'12.744"T - 110°12'56.272"T).
Di Indonesia bagian barat, serpih yang berumur Eosen dianggap sebagai batuan induk yang
potential, salah satunya yaitu serpih pada Formasi Nanggulan yang secara umum memiliki potensi
yang rendah hingga sangat bagus sebagai batuan induk (Winardi,S., dkk, 2013). Untuk
mengetahui potensi Formasi Nanggulan di lokasi penelitian lebih jauh lagi, perlu dilakukan
evaluasi terhadap batuan induk.
Secara geokimia, Peters dan Cassa (1994) menyatakan bahwa dalam evaluasi batuan induk
terdapat 3 faktor, yaitu kuantitas atau jumlah , kualitas atau tipe, dan kematangan termal material
organik. Analisis petrologi organik yang dikombinasikan dengan analisis geokimia organik dapat
memberikan informasi tambahan berupa karakteristik material organik (Permana, 2017). Dengan
demikian hal yang menarik bagi penulis adalah bagaimana kondisi geologi daerah penelitian
mempengaruhi potensi batuan induk serpih Formasi Nanggulan yang berumur Eosen–Oligosen
dalam aspek geokimia untuk mengetahui karakteristiknya geokimia batuan induk tersebut serta
potensi hidrokarbon yang dapat dihasilkan.
Metodologi yang digunakan pada penelitian ini yaitu pemetaan geologi permukaan dan
analisis petrologi organik dan geokimia. Pemetaan geologi permukaan yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi geologi pada daerah penelitian. Sedangkan analisis petrologi organik dan
geokimia berupa analisis TOC (Total Organic Carbon), analisis reflektan vitrinit, serta analisis
rock-eval pyrolysis yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik geokimia serta potensi
hidrokarbon serpih Formasi Nanggulan yang berumur Eosen–Oligosen.
Berdasarkan aspek geomorfologi lokasi penelitian terdiri atas satuan bentuk lahan dataran
denudasional (D2), bukit terisolasi (D1), tubuh sungai (F1), perbukitan vulkanik (V1), lereng
vulkanik (V2), dan lembah struktural (S1). Stratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi 5 satuan
batuan, yaitu Satuan Endapan Aluvial, Satuan Batugamping Jonggrangan, Satuan Intrusi Basalt
,Satuan Breksi Vulkanik Kaligesing, dan Satuan Batupasir Nanggulan yang terendapkan pada
lingkungan estuary-UFR(Up Flow Regime)-sand flat pada Eosen Akhir–Oligosen Tengah.
Ditemukannya struktur geologi pada daerah penelitian berupa kekar gerus, sesar mendatar kiri,
sesar mendatar kanan, sesar naik, dan lipatan yang secara umum dibentuk oleh tegasan berarah
tenggara-barat laut yang terbentuk pada kala Pliosen-Pleistosen (Widagdo, 2019).
Berdasarkan hasil analisis geokimia dan analisis petrologi organik terhadap 5 sampel serpih
Formasi Nanggulan yang terdapat pada dua singkapan serpih. Singkapan serpih 1 memiliki
2
2
(25.000 m
ii

kandungan organik yang cukup-sangat baik, didominasi kelompok maseral vitrinit (tipe kerogen
III), berpotensi menghasilkan gas, dengan kondisi belum matang. Sedangkan singkapan serpih 2
memiliki kandungan organik sangat baik-istimewa, tersusun atas kelompok maseral liptinit yang
cukup banyak (tipe kerogen II) berupa alginit, berpotensi menghasilkan minyak, berada dalam
kondisi yang belum matang.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Petrologi Organik, Geokimia, Kerogen, Serpih, Formasi Nanggulan
Subjects: Q Science > QE Geology
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Mathematics
Depositing User: Nurul Alifah Rahmawati
Date Deposited: 26 Apr 2022 01:46
Last Modified: 22 Aug 2022 03:56
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/29665

Actions (login required)

View Item View Item