WIJAYANTI, ERIKA DWI (2022) PEMETAAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI AREAL TIMUR LAUT KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA. Other thesis, UPN 'Veteran" Yogyakarta.
Text
Abstrak_134160011_Erika D.W.pdf Download (13kB) |
|
Text
Lembar Pengesahan_134160011_Erika D.W.pdf Download (73kB) |
|
Text
Skripsi Fulltext_134160011_Erika D.W.pdf Restricted to Repository staff only Download (10MB) |
|
Text
Daftar Pustaka_134160011_Erika D.W.pdf Download (159kB) |
Abstract
PEMETAAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI
AREAL TIMUR LAUT KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA
Oleh : Erika DwiWijayanti
Dibimbing oleh :
Mohammad Nurcholis dan Susila Herlambang
ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang terus meningkat berdampak pada
perubahan penggunaan lahan. Semakin padat daerah perkotaan dapat menyebabkan
ekspansi pemukiman ke daerah pinggiran dan belakang kota yang dapat menempati
areal lahan pertanian. Penelitian dilakukan untuk mengetahui alih fungsi lahan
pertanian ke non pertanian di kabupaten Bantul bagian timur laut yaitu Kelurahan
Banguntapan yang merupakan penyangga kota dan Kelurahan Pleret sebagai areal
lahan pertanian pangan dan rumah kepadatan tinggi. Penelitian bersifat deskriptif
dengan metode survey dan analisis spasial menggunakan perangkat lunak SIG
(Sistem Informasi Geografis). Penentuan lokasi titik pengamatan pada penelitian ini
dilakukan secara purposive yaitu pada wilayah yang mengalami alih fungsi lahan
terbesar dan mewakili setiap alih fungsi yang terjadi. Analisis yang dilakukan adalah:
memetakan alih fungsi lahan, mengetahui perubahan luas, dan membandingan laju
alih fungsi lahan dari kedua kelurahan dengan kurun waktu tahun 1999-2019. Hasil
penelitian menunjukkan Kelurahan Banguntapan mengalami penyusutan lahan
pertanian menjadi lahan non pertanian yang didominasi pemukiman sebesar 146,75
Ha dengan rata-rata laju penyusutan per tahun 2,96%, untuk Kelurahan Pleret di
dominasi pemukiman seluas 31,04 Ha dengan rata-rata laju penyusutan 1,27% per
tahun. Alih fungsi lahan di Kelurahan Banguntapan disebabkan oleh faktor eksternal
yaitu memenuhui kebutuhan pemukiman bagi pendatang di daerah dekat Kota
Yogyakarta, yang diperuntukkan sebagai daerah dengan rumah kepadatan tinggi dan
penyangga kota. Adapun di Kelurahan Pleret disebabkan faktor internal, yaitu
semakin tidak menguntungkan usaha sektor pertanian disebabkan oleh biaya
pemenuhan kebutuhan air irigasi semakin besar.
Kata Kunci: Pemetaan, Lahan Pertanian, Alih Fungsi Lahan, Sistem Informasi
Geografis
MAPPING THE AGRICULTURAL LAND CONVERSION TO NON
AGRICULTURAL IN NORTHEAST OF BANTUL REGENCY,
YOGYAKARTA
By : Erika DwiWijayanti
Supervised by :
Mohammad Nurcholis and Susila Herlambang
ABSTRACT
Population growth and development that continues to increase have an impact on
changes in land use. The denser urban areas can lead to the expansion of settlements
to the outskirts of the city which can occupy agricultural land areas. The study was
conducted to determine the conversion of agricultural land to non-agricultural areas in
the northeastern part of Bantul Regency, namely Banguntapan Village which is a city
buffer and Pleret Village as an area of food agriculture and high density houses. This
research was conducted using descriptive with survey methods and spatial analysis
using GIS (Geographical Information System) software. Determination of the
location of the observation point in this study was carried out purposively, namely in
the area that suffered the largest land use change and represented every change of
function that occurred. The analysis carried out was: mapping land use change,
understanding changes in area, and comparing the rate of land use change from the
two urban villages in the period 1999-2019. The results showed that Banguntapan
Village suffered a decrease in agricultural land into non-agricultural land dominated
by settlements of 146.75 Ha with an average annual depreciation rate of 2.96%, for
Pleret Village dominated by settlements of 31.04 Ha with an average rate of
depreciation 1.27% per year. The land use change in Banguntapan Village is caused
by external factors, namely covering the housing needs for migrants in areas near the
city of Yogyakarta, which are designated as areas with high density houses and urban
buffers. Meanwhile, in Pleret Village, it is caused by internal factors, namely the
increasingly unprofitable agricultural sector business due to the cost of meeting the
needs of irrigation water cost is getting higher.
Keywords: mapping, agricultural land, land conversion, geographic
information system
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pemetaan, Lahan Pertanian, Alih Fungsi Lahan, Sistem Informasi Geografis |
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Medicine, Health and Life Sciences > School of Biological Sciences |
Depositing User: | Eko Yuli |
Date Deposited: | 12 Apr 2022 04:12 |
Last Modified: | 01 Sep 2022 02:21 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/29468 |
Actions (login required)
View Item |