WIJAYA, PAWITRA (2022) ANALISIS HIDROGEOLOGI PADA BATUAN TERKEKARKAN DI TAMBANG BAWAH TANAH BLOK CIBITUNG PT.CIBALIUNG SUMBERDAYA. Diploma thesis, UPN Veteran Yogyakarta.
Text
1. Tesis_Lengkap_Pawitra_Wijaya_212160026 (MTA).pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
|
Preview |
Text
2. Abstract+Ringkasan_Tesis_Pawitra_Wijaya_212160026 (MTA).docx.pdf Download (79kB) | Preview |
Preview |
Text
3. Cover_Tesis_Pawitra_Wijaya_212160026 (MTA).docx.pdf Download (84kB) | Preview |
Preview |
Text
4. Lembar_Pengesahan_Tesis_Pawitra_Wijaya_212160026 (MTA).pdf Download (124kB) | Preview |
Preview |
Text
5. Daftar_Isi_Tesis_Pawitra_Wijaya_212160026 (MTA).docx.pdf Download (119kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Dalam melakukan kegiatan penambangan, kendala yang sering dihadapi adalah
sering terjadinya ambrukan. Adanya ambrukan dan diikuti dengan terjadinya
amblesan permukaan tanah di belakang Kantor Welding, dikuti juga adanya
bocoran air tanah (groundwater leakage) dan rembesan air tanah (groundwater
seepage) di sebagian level tambang bawah tanah. Maka dari itu diperlukan analisis
sumber air terbanyak dalam tambang bawah tanah melalui analisis Pareto.
Penelitian ini dilakukan di Blok Cibitung PT. Cibaliung Sumberdaya, yang terletak
di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.
Hasil analisis Pareto neraca air tambang didapatkan bahwa aliran air tanah memiliki
prosentase yang besar dalam menyumbangkan sumber air pada blok Cibitung, yaitu
sebesar 66,54% atau sebesar 16,37 L/dtk. Dari hasil analisis ini kemudian dilakukan
analisis aliran air tanah, salah satunya dengan analisis permeabilitas sekunder
karena lokasi penelitian ini diidentifikasi dominan dipengaruhi oleh adanya fracture
aquifer. Selain itu pengujian permeabilitas baik di laboratorium maupun secara in�situ yang terbatas, sehingga dilakukan pendekatan nilai permeabilitas pada batuan
terkekarkan atau permeabilitas sekunder dengan persamaan snow (1968).
Analisis permeabilitas sekunder didasarkan levelnya menunjukan 4 kelompok
indikasi adanya cebakan air, yaitu di atas level P130, kemudian antara level P110
hingga level P040, kemudian antara level P030 hingga level P000 dan di bawah
level M030.
Koefisien determinasi yang dihasilkan dari analisis regresi permeabilitas versus
RMR adalah 0,7942, ini menunjukan adanya hubungan yang erat antara
permeabilitas sekunder dengan RMR. Sedangkan untuk RQD pada keseluruhan
litologi adalah 0,42, dan pada masing-masing litologi lebih besar dari 0,6. Yaitu
0,7046 untuk ANDS, 0,656 untuk PAND, 0,845 untuk VNBR, 0,6561 untuk VEIN,
0,7403 untuk FTVN dan 0,726 untuk BRAN. Hal ini dikarenakan RMR merupakan
klasifikasi massa batuan sehingga bisa mewakili massa batuan, sedangkan RQD
merupakan bagian dari RMR.
ABSTRACT
In carrying out mining activities, an obstacle that is often faced is frequent
collisions. The collapse and followed by the subsidence behind the Welding Office,
also followed by groundwater leakage and groundwater seepage at some
underground mining levels. Therefore, it is necessary to analyze the most water
sources in underground mining through Pareto analysis. This research was
conducted in the Cibitung Block of PT. Cibaliung Sumberdaya, located in
Cimanggu District, Pandeglang Regency, Banten Province.
The results of Pareto mining water balance analysis found that groundwater flow
has a large percentage in contributing water resources to the Cibitung block, which
is 66.54% or 16.37 L / sec. From the results of this analysis then an analysis of
groundwater flow is carried out, one of which is secondary permeability analysis
because the location of this study is identified as being dominantly influenced by
the presence of aquifer fractures. In addition, permeability testing both in the
laboratory and in-situ is limited, so that the permeability value approach to
conserved rock or secondary permeability is done with the snow equation (1968).
Secondary permeability analysis based on the level shows 4 groups of indications
of water pockets, namely above the P130 level, then between the P110 level and
the P040 level, then between the P030 level and the P000 level and below the M030
level.
The coefficient of determination resulting from the regression analysis of
permeability versus RMR is 0.7942, this indicates a close relationship between
secondary permeability and RMR. Whereas the overall RQD for litho-Logy is 0.42,
and for each litho-Logy is greater than 0.6. They are 0.7046 for ANDS, 0.656 for
PAND, 0.845 for VNBR, 0.6561 for VEIN, 0.7403 for FTVN and 0.726 for BRAN.
This is because RMR is a classification of rock mass so that it can represent rock
mass, while RQD is part of the RMR
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | T Technology > T Technology (General) T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Geography |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 16 Mar 2022 06:40 |
Last Modified: | 26 Apr 2022 01:48 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/28998 |
Actions (login required)
View Item |