IDENTIFIKASI KETERDAPATAN AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DAERAH “X”, SALATIGA, JAWA TENGAH

BINTARI, DWI (2021) IDENTIFIKASI KETERDAPATAN AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DAERAH “X”, SALATIGA, JAWA TENGAH. Diploma thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[img] Text
1. FULL DRAFT SKRIPSI_DWI BINTARI_115160013.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)
[img]
Preview
Text
2. ABSTRAK_SKRIPSI.pdf

Download (193kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3. COVER_SKRIPSI.pdf

Download (229kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4. LEMBAR PENGESAHAN_SKRIPSI.pdf

Download (119kB) | Preview
[img]
Preview
Text
5. DAFTAR ISI_SKRIPSI.pdf

Download (76kB) | Preview
[img]
Preview
Text
6. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (47kB) | Preview

Abstract

Daerah penelitian berada di salah satu daerah di Salatiga, Jawa Tengah. Pada daerah penelitian, kebutuhan akan air bersih semakin tinggi akibat pertumbuhan penduduk dan juga terjadinya kekeringan saat musim kemarau sehingga sulit untuk mendapatkan air bersih. Oleh sebab itu, dibutuhkan eksplorasi airtanah untuk mengetahui keberadaan potensi akuifer airtanah di daerah penelitian. Penelitian ini didasarkan pada nilai resistivitas yang diukur untuk mendapatkan kedalaman dan ketebalan akuifer. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam memanfaatkan potensi airtanah untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat setempat. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode geolistrik konfigurasi Schlumberger dengan 12 titik pengukuran dan panjang bentangan AB adalah 500 m. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Pengolahan data hasil pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nilai resistivitas, ketebalan akuifer, dan kedalaman akuifer. Kemudian dilanjutkan dengan membuat profil kedalaman, korelasi antar profil, peta persebaran akuifer dan peta pola aliran airtanah. Berdasarkan hasil pengolahan data, akuifer terdapat di lapisan batupasir dengan nilai resistivitas 45 - 49 Ohm.m dengan kedalaman dan ketebalan yang bervariasi. Akuifer dangkal berada di kedalaman 18 - 46 m dengan ketebalan berkisar 5 - 7 m, kemudian akuifer dalam berada di kedalaman 82 - 106 m dengan ketebalan berkisar 6 - 19 m. Kedalaman akuifer yang dapat dimanfaatkan untuk sumur bor berada pada rentang kedalaman 20 – 40 m yang berada pada lokasi titik pengukuran G4, G5, G6, G8 dan G9. Pola aliran akuifer airtanah di daerah penelitian mengarah dari Barat Daya ke arah Utara dan Timur Laut. Hal ini dikarenakan daerah penelitian berada di lereng Gunung Merbabu yang berada di Barat Daya sehingga daerah penelitian merupakan discharge area dan area pegunungan merupakan daerah recharge. Kata kunci : airtanah, akuifer, geolistrik, Schlumberger

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: airtanah, akuifer, geolistrik, Schlumberger
Subjects: Q Science > QC Physics
Depositing User: Eny Suparny
Date Deposited: 07 Mar 2022 01:56
Last Modified: 07 Mar 2022 01:57
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/28630

Actions (login required)

View Item View Item