Asyrafi, Rayhan Naufal (2020) ANALISIS RESEPSI ISU RASIME PADA PEMBERITAAN TAHANAN POLITIK PAPUA DI PORTAL BERITA ONLINE TIRTO.ID. Diploma thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Text
SKRIPSI - RAYHAN NAUFAL ASYRAFI - 153160051.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
||
|
Text
HALAMAN PENGESAHAN Rayhan Naufal Asyrafi.pdf Download (919kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR ISI Rayhan Naufal Asyrafi.pdf Download (928kB) | Preview |
|
|
Text
COVER SKRIPSI Rayhan Naufal Asyrafi (1).pdf Download (988kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK Rayhan Naufal Asyrafi.pdf Download (841kB) | Preview |
Abstract
Rasisme di Indonesia sering kali muncul pada permasalahan yang bersinggungan dengan rakyat Papua, salah satunya adalah kasus pengepungan asrama Papua di Surabaya. Kasus tersebut memunculkan aksi protes dari rakyat Papua atas tindakan serta ucapan rasisme yang muncul saat kejadian. Dalam aksi tersebut, para demonstran justru ditangkap dan dijadikan tahanan politik lewat tuduhan makar. Dalam prosesnya, para tahanan terlihat diperlakukan secara diskriminatif hingga menimbulkan indikasi tindakan rasisme. Sebagai suatu permasalahan, tentu hal ini tidak lepas dari pemberitaan media, salah satunya Tirto.id, media online yang dikenal lewat jurnalisme presisi yang dianutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana khalayak memaknai pesan dalam pemberitaan tahanan politik Papua di situs Tirto.id. Khalayak diyakini bukanlah sebuah benda mati. Mereka secara aktif memaknai pesan media berdasarkan latar belakang masingmasing. Penelitian dianalisis menggunakan teori resepsi encoding-decoding Stuart Hall, dengan jenis penelitian kualitatif yang datanya dikumpulkan lewat wawancara kepada lima informan dengan latar belakang yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan posisi pemaknaan yang berbeda-beda. Tiga orang menempati posisi dominant reading, satu orang menepati posisi negotiated reading, satu orang menepati posisi oppositional reading. Selain itu, ditemukan pula beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan pemaknaan, hal tersebut adalah latar belakang pendidikan, pengalaman sosial budaya, serta kebiasaan bermedia khalayak. Kata kunci: Rasisme di Indonesia sering kali muncul pada permasalahan yang bersinggungan dengan rakyat Papua, salah satunya adalah kasus pengepungan asrama Papua di Surabaya. Kasus tersebut memunculkan aksi protes dari rakyat Papua atas tindakan serta ucapan rasisme yang muncul saat kejadian. Dalam aksi tersebut, para demonstran justru ditangkap dan dijadikan tahanan politik lewat tuduhan makar. Dalam prosesnya, para tahanan terlihat diperlakukan secara diskriminatif hingga menimbulkan indikasi tindakan rasisme. Sebagai suatu permasalahan, tentu hal ini tidak lepas dari pemberitaan media, salah satunya Tirto.id, media online yang dikenal lewat jurnalisme presisi yang dianutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana khalayak memaknai pesan dalam pemberitaan tahanan politik Papua di situs Tirto.id. Khalayak diyakini bukanlah sebuah benda mati. Mereka secara aktif memaknai pesan media berdasarkan latar belakang masingmasing. Penelitian dianalisis menggunakan teori resepsi encoding-decoding Stuart Hall, dengan jenis penelitian kualitatif yang datanya dikumpulkan lewat wawancara kepada lima informan dengan latar belakang yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan posisi pemaknaan yang berbeda-beda. Tiga orang menempati posisi dominant reading, satu orang menepati posisi negotiated reading, satu orang menepati posisi oppositional reading. Selain itu, ditemukan pula beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan pemaknaan, hal tersebut adalah latar belakang pendidikan, pengalaman sosial budaya, serta kebiasaan bermedia khalayak. Kata kunci: analisis resepsi, media online, rasisme, tirto.id
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Rasisme di Indonesia sering kali muncul pada permasalahan yang bersinggungan dengan rakyat Papua, salah satunya adalah kasus pengepungan asrama Papua di Surabaya. Kasus tersebut memunculkan aksi protes dari rakyat Papua atas tindakan serta ucapan rasisme yang muncul saat kejadian. Dalam aksi tersebut, para demonstran justru ditangkap dan dijadikan tahanan politik lewat tuduhan makar. Dalam prosesnya, para tahanan terlihat diperlakukan secara diskriminatif hingga menimbulkan indikasi tindakan rasisme. Sebagai suatu permasalahan, tentu hal ini tidak lepas dari pemberitaan media, salah satunya Tirto.id, media online yang dikenal lewat jurnalisme presisi yang dianutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana khalayak memaknai pesan dalam pemberitaan tahanan politik Papua di situs Tirto.id. Khalayak diyakini bukanlah sebuah benda mati. Mereka secara aktif memaknai pesan media berdasarkan latar belakang masingmasing. Penelitian dianalisis menggunakan teori resepsi encoding-decoding Stuart Hall, dengan jenis penelitian kualitatif yang datanya dikumpulkan lewat wawancara kepada lima informan dengan latar belakang yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan posisi pemaknaan yang berbeda-beda. Tiga orang menempati posisi dominant reading, satu orang menepati posisi negotiated reading, satu orang menepati posisi oppositional reading. Selain itu, ditemukan pula beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan pemaknaan, hal tersebut adalah latar belakang pendidikan, pengalaman sosial budaya, serta kebiasaan bermedia khalayak. Kata kunci: analisis resepsi, media online, rasisme, tirto.id |
Subjects: | J Political Science > JA Political science (General) |
Divisions: | Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 18 Feb 2022 06:30 |
Last Modified: | 18 Feb 2022 06:30 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/28434 |
Actions (login required)
View Item |