CAHYO KRISTANTO, SILVESTER (2012) PENGARUH PEMBUANGAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK KOMUNAL TERHADAP KUALITAS AIRTANAH BEBAS (Studi Kasus di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
abstract.pdf Download (98kB) | Preview |
Abstract
Desa Wijirejo sejak tahun 1980-an sudah terkenal sebagai daerah sentra batik. Sebagai daerah sentra batik, industri batik ini juga berperan sebagai industri penghasil limbah cair yang sangat besar yang dapat mencemari airtanah jika dibuang ke selokan terbuka dan sungai. Air limbah industri batik mudah dikenali karena warnanya yang berasal dari bahan pewarna. Limbah cair batik yang mengandung logam berat dan bahan kimia organik yang masuk lewat selokan terbuka dan sungai dapat mencemari sumur-sumur penduduk. Metode penelilitan yang digunakan adalah metode survey dan analisis laboratorium. Metode survey ini dilakukan pada pengamatan dan pengukuran di lapangan. Sedangkan uji laboratorium dilakukan dengan menganalisis sampel airtanah. Parameter yang diteliti ada 2, yaitu parameter fisik dan kimia yang terdiri dari: parameter fisik (suhu, TSS, TDS) dan kimia (pH, BOD, COD, Cu, Pb, Cd, Cr Total, dan Sulfida). Peraturan yang dijadikan sebagai acuan dasar yaitu Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 20 tahun 2008 tentang Baku Mutu Air di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kata kunci : industri batik, limbah cair, pencemaran, airtanah, baku mutu Berdasarkan hasil analisis laboratorium, beberapa parameter sampel airtanah ditemukan kandungan yang melebihi baku mutu. Temperatur suhu menunjukkan bahwa kandungan suhu airtanah berkisar antara 24,6-25,4 0C, yaitu masih dibawah baku mutu. Kandungan TSS berkisar antara 1–5 mg/l dengan buku mutu 0 mg/l dan ssembilan sampel melebihi baku mutu. Kandungan TDS berkisar antara 177–380 mg/l dengan buku mutu 1000 mg/l. Kandungan TDS masih dibawah baku mutu. Sedangkan kandungan pH pada kondisi normal, yaitu 6,8-7,6 dengan baku mutu 6-9. BOD berkisar antara 2,3–3,5 mg/l dengan buku mutu 2 mg/l. COD berkisar antara 8– 17 mg/l dengan buku mutu 10 mg/l. Kandungan BOD semua sampel melebihi baku mutu, sedangkan kandungan COD terdapat 2 sampel yang dibawah baku mutu. Kandungan Cu (tembaga) pada sampel airtanah berkisar < 0,0098-0,036 mg/l dengan baku mutu 0,02 mg/l, terdapat 4 sampel yang melebihi baku mutu. Kandungan Pb (timbal) pada sampel airtanah berkisar < 0,0093-0,042 mg/l dengan baku mutu 0,03 mg/l. Kandungan Cd (kadmium) pada sampel airtanah berkisar < 0,0015-0,024 mg/l dengan baku mutu 0,01 mg/l. Kandungan Cr Total (khromium) pada sampel airtanah berkisar < 0,0126-0,054 mg/l dengan baku mutu 0,05 mg/l. Terdapat 2 sampel airtanah yang melebihi baku mutu dengan tercemar kandungan Pb, Cd, dan Cr Total. Sedangkan parameter sulfida tidak terdeteksi pada seluruh sampel airtanah. Kata kunci : industri batik, limbah cair, pencemaran, airtanah, baku mutu
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 01 Jun 2016 07:41 |
Last Modified: | 01 Jun 2016 07:41 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/2830 |
Actions (login required)
View Item |