MENENTUKAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN GRID SPRING COUPLING PADA MESIN MIXER BERDASARKAN LAJU KEGAGALAN MESIN GUNA MEMINIMALISIR DOWNTIME (Studi Kasus PT. Wijaya Karya Beton, Boyolali)

Hidayat, Fariz (2020) MENENTUKAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN GRID SPRING COUPLING PADA MESIN MIXER BERDASARKAN LAJU KEGAGALAN MESIN GUNA MEMINIMALISIR DOWNTIME (Studi Kasus PT. Wijaya Karya Beton, Boyolali). Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of HALAMAN JUDUL.pdf]
Preview
Text
HALAMAN JUDUL.pdf

Download (57kB) | Preview
[thumbnail of ABSTRAK ABSTRACT.pdf]
Preview
Text
ABSTRAK ABSTRACT.pdf

Download (68kB) | Preview
[thumbnail of LEMBAR PENGESAHAN.pdf]
Preview
Text
LEMBAR PENGESAHAN.pdf

Download (506kB) | Preview
[thumbnail of DAFTAR ISI.pdf]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (43kB) | Preview
[thumbnail of DAFTAR PUSTAKA.pdf]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (25kB) | Preview

Abstract

Pembangunan infrastruktur yang terjadi di Indonesia menjadi tantangan besar
terhadap industri manufaktur pada bidang produksi beton untuk menyediakan kebutuhan
beton dalam menunjang pembangunan infrastruktur, salah satu industri yang bergerak pada
bidang tersebut adalah PT. Wijaya Karya Beton Boyolali. Perusahaan ini memiliki 6
lintasan produksi, seiring berjalannya waktu dalam memproduksi beton untuk memenuhi
kebutuhan pembangunan infrastruktur terjadi kegagalan mesin pada lintasan produksi
kedua, yaitu kerusakan komponen mesin mixer. Pemeliharaan mesin pada perusahaan ini
belum menentukan interval waktu untuk melakukan penggantian komponen berdasarkan
kondisi mesin mixer tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penentuan interval waktu
penggantian komponen pada mesin mixer.
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini adalah metode age
replacement kriteria minimasi downtime. Metode ini dipilih karena dapat menentukan
waktu penggantian sebelum terjadi kerusakan sesuai dengan umur pemakaian dari
komponen mesin mixer tersebut. Namun, sebelum menentukan waktu tersebut akan
dilakukan pemilihan komponen kritis menggunakan diagram pareto berdasarkan frekuensi
kerusakan dan nilai downtime terbesar pada komponen tersebut. Selanjutnya, penentuan
distribusi dengan memilih nilai index of fit terbesar. Kemudian, melakukan uji distribusi
berdasarkan distribusi yang terpilih. Setelah didapatkan distribusi yang sesuai, dilanjutkan
menentukan interval waktu penggantian dan interval waktu pemeriksaan atau pemeliharaan
pada komponen tersebut.
Pada penentuan komponen kritis didapatkan komponen grid spring coupling
sebagai komponen kritis pada jalur 1&2 dan jalur 3&4. Distribusi terpilih berdasarkan nilai
index of fit terbesar adalah distribusi lognormal pada jalur 1&2 dan exponential pada jalur
3&4. Kemudian berdasarkan hasil uji distribusi, kedua distribusi diterima atau sudah
mewakili data. Hasil nilai tengah waktu antar kerusakan sebesar 958,76 jam pada jalur 1&2
dan 382,77 jam pada jalur 3&4. Berdasarkan hasil perhitungan age replacement, interval
waktu penggantian setelah pemakaian selama 840 jam untuk jalur 1&2 dan 382,77 jam
untuk jalur 3&4 dengan tingkat availabilty masing-masing sebesar 99,86% dan 99,77%.
Kemudian untuk hasil interval waktu pemeriksaan setelah pemakaian selama 437,41 jam
untuk jalur 1&2 dan 303,58 jam untuk jalur 3&4.

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Civil Engineering and the Environment
Depositing User: Nurul Alifah Rahmawati
Date Deposited: 03 Nov 2020 04:52
Last Modified: 03 Nov 2020 04:52
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/23832

Actions (login required)

View Item View Item