KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA KUARI BATUGAMPING PT. HOLCIM INDONESIA Tbk PABRIK CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

WIJANARKO, DAVID HERIS (2014) KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA KUARI BATUGAMPING PT. HOLCIM INDONESIA Tbk PABRIK CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of Ringkasan dan Abstract David Heris Wijanarko 112090081.pdf]
Preview
Text
Ringkasan dan Abstract David Heris Wijanarko 112090081.pdf

Download (53kB) | Preview

Abstract

PT Holcim Indonesia Tbk pabrik Cilacap merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang pembuatan semen. Perusahaan ini memiliki tambang
batugamping yang merupakan salah satu bahan baku utama pembuat semen.
Lokasi penambangan batugamping berada di pulau Nusakambangan. Sistem
penambangan batugamping ini menggunakan sitem tambang terbuka dengan
metode kuari.
Pada Kuari ini , terdapat tiga kolam pengendapan. Pada aliran awal
terdapat kolam pengendapan (sediment pond) 1 yang kemudian mengalir menuju
ke kolam pengendapan (sediment pond) 2, kemudian menuju ke kolam
pengendapan utama (settling pond).
Sumber air yang masuk ke lokasi tambang Kuari Batugamping hanya
berasal dari air limpasan dan air hujan. Berdasarkan perhitungan curah hujan
rencana adalah 147,9 mm/hari pada periode ulang hujan 2 tahunan. Intensitas
curah hujan adalah 51,26 mm/jam.
Daerah tangkapan hujan (DTH) dibagi menjadi 8. Debit masing-masing
DTH, yaitu DTH 1 1,14 m3/detik; DTH 2 2,42 m3/detik, DTH 3 1,96 m3/detik;
DTH 4 1,42 m3/detik; DTH 5 1,86 m3/detik; DTH 6 0,31; DTH 7 0,51 m3/detik,
dan DTH 8 0,83 m3/detik.
Dalam mengatasi jumlah air limpasan perlu adanya saluran yang
mengalirkan air keluar lokasi tambang dengan pembuatan saluran terbuka.
Metode saluran terbuka ini sudah digunakan di Kuari Batugamping ini, Namun
dimensi saluran menurut perhitungan belum mampu menampung debit air
limpasan yang masuk ke saluran-saluran tersebut.
Terdapat 8 saluran terbuka di Kuari Batugamping. Saluran-saluran yang
masuk ke kolam pengendapan 1, yaitu saluran 1, 2, 3, 4, dan 5. Sedangkan kolam
pengendapan 2, sumber air berasal dari air luberan dari kolam pengendapan 1,
saluran 6. Kolam pengendapan utama berasal dari saluran 7 dan DTH 8.
Dalam perhitungan dimensi saluran 8 perlu diadakan penyesuaian ulang
agar mencukupi untuk mengalirkan air. Sedangkan 3 kolam pengendapan hanya
perlu dilakukan perawatan berkala, yaitu kolam pengendapan 1 setiap 239 hari,
kolam pengendapan 2 setiap 822 hari, serta kolam pengendapan utama setiap
3798 hari.
Masalah genangan air yang ada di jalan tambang berada di jalan masuk ke
ke kuari IX lantai 1 karena tidak adanya saluran yang menghubungkan antara
saluran 2 dengan saluran 3 yang ada diseberangnya yang melewati jalan tambang.
Pemecahan masalahnya adalah dengan pembutan saluran terbuka kemudian
diteruskan dengan saluran tertutup.
Adanya usulan perbaikan teknis sistem penyaliran tambang ini diharapkan
dapat membantu dalam pengendalian sistem penyaliran tambang di Kuari
Batugamping PT Holcim Indonesia Tbk.

PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap plant is a company which has the
business about manufacturing of cement . The company has a limestone quarry
which is one of the main raw material of cement maker . Limestone mining site is
in Nusakambangan Island. This limestone mining system uses open pit system
which is quarry method.
In Limestone Quarry PT Holcim Indonesia Tbk , there are three settling
ponds . At the beginning there is a flow of settling ponds 1 ( sediment pond)
which then flows to the settling pond 2 ( sediment pond ), then headed to the
main settling pond ( settling pond ) .
Sources of water which enter the mine site Limestone Quarry only comes
from run off water and rain water . Based on the calculation result of rainfall, it
obtains the plan rainfall is 147.9 mm/day which plans on 2 year return period
rainfall . The intensity of rainfall is 51.26 mm / hour.
Catchment area (DTH) is divided into 8. Debit of each DTH, DTH 1 is
1.14 m3/second; DTH 2 is 2.42 m3/second; DTH 3 is 1.96 m3/second; DTH 4 is
1.42 m3/second; DTH 5 is 1.86 m3/second; DTH 6 is 0.31 m3/second; DTH 7 is
0.51 m3/second; and DTH 8 is 0.83 m3/second.
To overcome that run off, it is needed an effort to solve it. The effort is
making an open channel. Open channel method has been used in Limestone
Quarry, but according to the calculations of open channel dimensions have not
been able to accommodate the flow of water runoff that goes into those channels .
There are 8 open channels in Limestone Quarry. Open channels that go into
settling ponds 1 , is Open channel 1 , 2 , 3 , 4 , and 5 . While settling pond 2’s ,
source water comes from the water overflow from the settling ponds 1 and open
channel 6 . Main settling pond derived from open channel 7 and DTH 8 .
In calculating the dimensions of the channel 8 should be rebuilt in order to
be sufficient to drain the water . While 3 settling ponds are just done regular
maintenance needs, Settling pond 1is every 239 day, settling ponds 2 is every 822
day , as well as the main settling ponds every is every 3798 days .
The puddle problem which exists in the mine way was in quarrying IX 1st
floor street because there weren’t the connecting channel which connected
between channel 2 to channel 3. That just passed the mine road. The solution is
building a open channel then build a closed channel .
Hopefully, this suggestion of mine drainage can be used as a reference to
the company in overcoming and managing the rainwater and run off so that the
quarry mining activity in Limestone Quarry will be optimal.

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy
Divisions: x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Eko Suprapti
Date Deposited: 25 May 2016 01:26
Last Modified: 25 May 2016 01:26
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/2348

Actions (login required)

View Item View Item