PENENTUAN PRIORITAS PERBAIKAN PENYEBAB CACAT PRODUK MINIBUS MENGGUNAKAN METODE FMEA DAN METODE AHP (Studi Kasus di PT Mekar Armada Jaya Magelang)

Apriyani, Apriyani (2020) PENENTUAN PRIORITAS PERBAIKAN PENYEBAB CACAT PRODUK MINIBUS MENGGUNAKAN METODE FMEA DAN METODE AHP (Studi Kasus di PT Mekar Armada Jaya Magelang). Other thesis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
3. COVER.pdf

Download (84kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4. LEMBAR PENGESAHAN.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text
2. ABSTRAK.pdf

Download (27kB) | Preview
[img]
Preview
Text
5. DAFTAR ISI.pdf

Download (93kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK PT Mekar Armada Jaya merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang karoseri dengan sistem make to order yang menghasilkan produk bus, minibus, box, dan lain-lain. Tingginya tingkat cacat pada proses produksi yang mencapai 38,54 % di proses body, di proses putty mencapai 34,37 % dan di proses painting mencapai 50,61% dari jumlah produk yang di produksi menjadi permasalahan yang harus segera diperbaiki. Untuk itu diperlukan pengendalian dan peningkatan kualitas menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan tujuan menentukan prioritas utama perbaikan penyebab cacat pada proses pembuatan Minibus. Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk mengidentifikasi mode kegagalan potensial, dari perhitungan RPN pada mode kegagalan cacat bintik yang memperoleh nilai RPN tertinggi yaitu adanya kotoran atau debu yang menempel di spray booth sebesar 162, prosedur kerja belum dijalankan dengan optimal sebesar 144, proses sirkulasi kurang baik sebesar 120, kemudian material yang digunakan tidak sesuai standar sebesar 96 dan operator tidak mengikuti instruksi kerja dengan baik sebesar 90. Setelah itu, metode AHP digunakan untuk menentukan urutan tindakan perbaikan yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu. Berdasarkan perhitungan AHP, diperoleh hasil bahwa tindakan melakukan pembersihan spray booth sebaiknya dilakukan terlebih dahulu karena memperoleh nilai tertinggi sebesar 0,206 , melakukan evaluasi kinerja sebesar 0,205 , memperbaiki sirkulasi udara sebesar 0,201 , melakukan pengawasan mengenai prosedur kerja sebesar 0,195 dan melakukan pemeriksaan material sebesar 0,192. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode FMEA dan AHP, upaya tindakan yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan pembersihan spray booth secara teratur. Sehingga, perusahaan dapat meningkatkan kualitas dan diharapkan dapat mengatasi penyebab cacat tersebut untuk meminimasi jumlah cacat. Kata kunci : Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Analytical Hierarchy Process (AHP), Produk Cacat, Minibus

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Basir Umaryadi
Date Deposited: 29 Jan 2020 07:02
Last Modified: 29 Jan 2020 07:02
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/22356

Actions (login required)

View Item View Item