AZEEM, RIZQI ARIANTO CAESAR (2013) KAJIAN BATU TERBANG SEBAGAI ACUAN PENENTUAN RADIUS AMAN ALAT PADA PELEDAKAN OVERBURDEN DI PIT J PT. KALTIM PRIMA COAL, SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Preview |
Text
RINGKASAN & ABSTRACT.pdf Download (17kB) | Preview |
Abstract
Radius aman yang selama ini diterapkan di PT.Kaltim Prima Coal (PT.
KPC) adalah 300 m untuk alat dan 500 m untuk manusia. Radius aman ini
ditetapkan sesuai dengan tingkat keoptimisan peledakan oleh Drill Blast
Departement PT. KPC. Seiring dengan kemajuan penambangan, luas pit yang
mulai menyempit dan dengan lokasi peledakan yang cukup banyak dan menyebar,
maka alat mulai kesulitan untuk bergerak keluar dari radius aman alat 300 m.
Untuk itu diperlukan penelitian untuk mendapatkan apakah radius aman yang
diterapkan di Pit J PT. KPC dapat masih sesuai dengan kondisi yang ada sekarang
atau dapat dikurangi sehingga mempermudah alat dalam mendapatkan radius
aman pada kegiatan peledakan.
Penelitian dilakukan dengan menghitung lemparan maksimum batu
terbang secara teoritis dan aktual di lapangan. Pengamatan dilakukan sebanyak 15
kali dan didapatkan lemparan maksimal batuan aktual adalah 76,03 m sedangkan
untuk perhitungan didapat maksimum batu terbang 157,5 m untuk Lundborg
untuk face burst adalah 334,12 m dan cratering adalah 76,03 Adrian J. Moore dan
Alan B. Richard. Jarak tersebut masih jauh dari angka 300 m maka dapat
dilakukan trial untuk mengurangi radius aman alat dengan perpindahan alat yang
dikurangi minimum sebanyak dua kali dari lemparan maksimum aktual sesuai
dengan rekomendasi Adrian J. Moore dan Alan B. Richard yaitu sejauh 152,06
m.
Untuk lebih mendekati dengan lemparan aktual di lapangan diperlukan
penyesuaian nilai k yang baru. Setelah dilakukan pengamatan dan perhitungan
didapatkan nilai k yang lebih sesuai untuk prediksi lemparan maksimum batu
terbang di Pit J PT. KPC adalah 7,56 untuk face burst dan 13,33 untuk cratering.
Trial dilakukan dengan memindahkan radius aman alat menjadi 152,06 m.
Dari data trial didapatkan lemparan maksimum batuan aktual adalah 98,02 m, dan
prediksi dengan hitungan teoritis adalah 104,78 m. Sesuai dengan rekomendasi
Adrian J. Moore dan Alan B. Richard maka radius untuk aman alat adalah
minimal kurang lebih dua kali dari lemparan akual dan teoritis. Dengan ketentuan
stemming menggunakan batu merah dengan ukuran 3-4 cm, crest burden
minimum 2 m, perbandingan kedalaman lubang dengan tinggi stemming adalah 1
: 0,47 (sesuai hasil trial), Maka radius aman untuk alat pada peledakan di Pit J PT.
KPC dapat dikurangi menjadi 209,56 m atau jika dibulatkan menjadi 210 m.
Dengan mengurangi radius move alat menjadi 210 m maka perusahaan dapat
mengurangi kerungan akibat delay move alat sebesar Rp. 12.800.000,00 untuk
satu unit exavator overburden Liebher 996 setiap peledakan.
Safe radius that had been applied in PT. Kaltim Prima Coal (PT. KPC) is
300 m for the equipments and 500 m for humans. Safe radius is determined
according to the level of blasting optimism by PT. KPC’s Drill Blast Department.
Along with the mining progress, the pit area that began to narrow and with
considerable blasting location and spread, then the equipments starta to trouble
move out of safe radius 300 m. Hence, it required research to obtain assurance
whether safe radius applied in Pit J of PT. KPC is still in accordance with existing
conditions or can be reduced, so it makes equipments easier to get a safe radius on
blasting activities.
The study was conducted by calculating the maximum throw of flying
stones theoreticallly and actually in the field. Observations carried 15 times and
actual maximum rock throw gained is 86.43 m, while for the calculation,
maximum flying stone obtained is 157.5 m for Lundborg, 334.12 m for face burst
and 76.03 for cratering (Adrian J. Moore and Alan B. Richard). The distance is
still far away from 300 m, so it can be done a trial to reduce the safe radius of the
equipments with the equipments move reduced by at least 2 times of the actual
maximum throw as recommended by Adrian J. Moore and Alan B. Richard that is
172.86 m.
To get closer to the actual throw in the field, it is necessary do determined
new value of k. After conducting observation and calculation, it’s obtained that
more appropriate k value for the prediction of maximum throw of flying rock in
Pit A is 7.56 for the face burst and 13.33 for cratering.
Trial is done by moving the equipments safe radius into 172.86 m. From
the trial data, it obtained that actual maximum throw of rocks is 98.02 m, and the
predictions with the theoretical count is 104.78 m. In accordance with the
recommendation of Adrian J. Moore and Alan B. Richard, then radius to secure
the equipments is at least about 2 times from actual and theoretical throw. With
the stemming provisions using red stone with a size of 3-4 cm and the minimum
crest burden is 2 m, then the ratio of depth of the hole with height of stemming is
1: 0.47 (based on the results of trial). Therefore, safe radius of the equipments for
blasting at Pit J can be reduced to 209.56 m or if it is rounded up to 210 m. By
reducing the radius of equipments move to 210 m, the company can reduce the
losses due to equipments move delay of Rp12.800.000,00 for one unit of Liebherr
996 excavator overburden every single blasting.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy |
Divisions: | x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eko Suprapti |
Date Deposited: | 24 May 2016 02:46 |
Last Modified: | 24 May 2016 02:46 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/2227 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |