Aplikasi Nannoplakton untuk Paleotemperatur di Zona Kendeng

EC00201702731, 16-08-2017 (2017) Aplikasi Nannoplakton untuk Paleotemperatur di Zona Kendeng. 03290.

[img]
Preview
Text
Sertifikat HAKI EC00201702731_Aplikasi Nannoplankton Untuk Paleotemperatur Zona Kendeng.pdf

Download (184kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Lampiran HAKI EC00201702731.pdf

Download (408kB) | Preview

Abstract

Cekungan Jawa Timur Utara merupakan cekungan yang kaya akan kandungan minyak bumi. Stratigrafi Cekungan Jawa Timur Utara dibagi menjadi dua Mandala (Zona), yaitu Zona Kendeng dan Zona Rembang yang kaya akan minyak bumi. Stratigrafi Mandala Rembang disebut Stratigrafi Rembang, yang tersusun dari endapan paparan, kaya endapan karbonat (batulempung, napal, batugamping) dan hampir tidak dijumpai endapan piroklastik. Stratigrafi Zona Kendeng tersusun dari sedimen klastik gampingan dan dijumpai endapan piroklastik. Zona Kendeng yang diwakili 3 daerah yaitu Daerah Bojonegoro, Nganjuk dan Jombang, terdiri dari Formasi Kerek, Kalibeng, Sonde dan Formasi Klitik, yang berumur Miosen AkhirPlistosen. Pada umur ini bumi mengalami perubahan iklim secara global (Zaman Es glasialinterglasial), dimana litologi penyusunnya kaya fosil nannoplankton sehingga sangat baik sebagai obyek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode pemetaan permukaan, pengukuran stratigrafi terukur (Measuremet Section/MS), dan sampling batuan secara representatif. Preparasi sayatan batuan dengan metode poles/smear slide, dan analisis dengan mikroskop polarisasi sejajar nikol dan cross Nikol dengan perbesaran 1000x, dan menggunakan Scanning Electron microscope (SEM). Hasil analisis nannoplankton Daerah Bojonegoro terdapat 32 spesies nannoplankton, di Nganjuk terdapat 51 spesies nannoplankton dan di Jombang 43 spesies nannoplankton. Perbedaan ini menunjukkan adanya pengaruh ekologi (temperature) terhadap kehidupan nannoplankton. Hasil korelasi dari penafsiran paleotemperatur dari daerah Bojonegoro, Nganjuk dan Jombang terdapat : 9 zona paleotemperatur yaitu, 3 Zona Dingin, 3 Zona Hangat, 3 Zona Transisi, dengan urutan : 1.Zona Dingin (Miosen Akhir/NN111); 2. Zona Hangat (Miosen Akhir-Pliosen/NN12); 3.Zona Transisi (Pliosen Awal/NN13); 4.Zona Hangat (Pliosen Awal/NN14); 5. Zona Dingin (Pliosen Awal/NN14); 6. Zona Transisi (Pliosen Awal/NN15), 7.Zona Hangat (Pliosen Akhir/NN15-NN16); 8.Zona Transisi (Pliosen Akhir/NN17-NN18); 9. Zona Dingin (Pliosen Akhir-Plistosen/NN18-NN19). Perubahan paleotemperatur ini cukup signifikan karena terjadi pada batas Miosen-Pliosen dan batas Pliosen-Plistosen, yang ditandai dengan berubahnya temperatur dingin ke hangat dan Hangat ke dingin. Zona ini disimpulkan sebagai awal terjadinya iklim dingin yang cukup besar ditandai dengan musnahnya genus Discoaster dan munculnya spesies penciri iklim dingin yaitu Gephyrocapsa caribbeanica. Zona dingin ini berada pada satuan batugamping Klitik yang diendapkan pada lingkungan neritik tengah-neritik luar (20-100) meter, sehingga Zaman Es Glasial-Interglasial sangat mempengaruhi keberadaan nannoplankton. Penafsiran Paleotemperatur pada batugamping Formasi Klitik hasilnya kurang akurat hal ini dikarenakan batugamping Klitik diendapkan pada lingkungan laut dangkal sehingga Nannoplankton tidak bisa terawetkan dengan baik.

Item Type: Patent
Subjects: Q Science > QE Geology
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Civil Engineering and the Environment
Depositing User: Ir., MT SITI UMIYATUN CHOIRIAH
Date Deposited: 16 Jan 2020 01:25
Last Modified: 21 Jan 2020 02:35
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/22091

Actions (login required)

View Item View Item