STUDI LABORATORIUM PENENTUAN KECENDERUNGAN SHALE TERDISPERSI DALAM LUMPUR HIGH PERFOMANCE WATER BASED MUD (HPWBM) DALAM KONDISI DINAMIS

GIFFARY, HAFIDH RYAN (2019) STUDI LABORATORIUM PENENTUAN KECENDERUNGAN SHALE TERDISPERSI DALAM LUMPUR HIGH PERFOMANCE WATER BASED MUD (HPWBM) DALAM KONDISI DINAMIS. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Cover Skripsi.pdf

Download (335kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (118kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Lembar Pengesahan.pdf

Download (160kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Ringkasan.pdf

Download (68kB) | Preview

Abstract

Lumpur pemboran merupakan komponen yang sangat penting dalam melakukan operasi pemboran. Masalah yang dihadapi saat pemboran melewati formasi yang mengandung reaktif clay maupun shale yang mana dapat menyebabkan terjadinya problem swelling clay dan rusaknya formasi. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan sistem lumpur High performance water based mud (HPWBM) yang memilki komponen super shale inhibition (polyamine), shale encapsulation (PHPA), anti-accretion (Surfactant) dan shale inhibition (glycol). Keunggulan sistem lumpur tersebut yang tidak dimiliki oleh sistem lumpur selain High performance water based mud ialah superior shale inhibition, mengatasi masalah bit balling, stabilitas cutting yg bagus, stabilitas lubang bor, ROP lebih cepat, dan mengurangi masalah torsi dan drag. Penulis melakukan penelitian untuk mengetahui ketahanan temperature maksimum sistem lumpur High performance water based mud (HPWBM) pada kondisi high temperature yang mana temperatur tersebut mewakili BHCT (bottom hole circulating temperature) kondisi dilapangan. Analisa pertama yang dilakukan yaitu menentukan jenis mineral clay dengan CEC method melalui pengujian MBT terhadap cutting. Setelah dinyatakan reaktif, maka dilakukan uji shale dispersion pada lumpur HPWBM, 8% KCL Polymer, 6% KCL Polymer + 3% Polyamine, dan SOBM. Dalam pengujian ini uji Dispersi bertujuan untuk memperoleh hasil shale recovery cutting pada lumpur HPWBM dibandingkan dengan lumpur KCL, KCL+Polyamine, SOBM. Pada akhirnya dapat ditentukan jenis lumpur yang optimum dan mengetahui harga recovery cutting maksimum dan memiliki mud properties yang sesuai dengan standar API. Pada pengujian CEC didapatkan hasil sebesar 49,7 meq/100 gram yang menunjukan jenis shale kelas Illites yang reaktif sehingga berpotensi swelling. Berdasarkan hasil pengujian shale dispersion cutting terhadap lumpur HPWBM menunjukkan presentase cutting recovery sebesar 58,2%, sedangkan hasil pengujian shale dispersion terhadap lumpur 8% KCL Polymer menunjukkan presentase cutting recovery sebesar 43,8%, sedangkan hasil pengujian shale dispersion terhadap lumpur 6% KCL Polymer + 3% Polyamine menunjukkan presentase cutting recovery sebesar 56,5%, sedangkan hasil pengujian shale dispersion terhadap lumpur SOBM menunjukkan presentase cutting recovery sebesar 97,4% hal ini menunjukan lumpur SOBM memiliki kemampuan paling efektif dan efefisien untuk menjaga shale agar tidak terdispersi. Lumpur HPWBM Memiliki mud properties dimana Plastic Viscosity sebesar 19 cp, Yield Point sebesar 24 lbs/100ft2, Filtration Loss sebesar 2,7 ml/30 menit dimana sudah sesuai dengan standart API.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Nurul Alifah Rahmawati
Date Deposited: 20 Dec 2019 03:07
Last Modified: 20 Dec 2019 03:07
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/21894

Actions (login required)

View Item View Item