MARIANTO, MIRAZ (2013) PRASTUDI KELAYAKAN POTENSI SUMBERDAYA PASIR BATU DI KECAMATAN SAWANGAN DAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
RINGKASAN.pdf Download (11kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRACT.pdf Download (86kB) | Preview |
Abstract
Kecamatan Sawangan dan Mungkid merupakan salah satu daerah yang berpotensi penghasil pasir batu yang terdapat di Kabupaten Magelang. Daerah yang terindikasi adanya endapan pasir batu di Kecamatan Sawangan dan Mungkid terdapat di Sungai Apu dan Sungai Pabelan. Sebagian bahan galian pasir batu di Kecamatan Sawangan dan Mungkid sudah di eksploitasi oleh pemerintah maupun investor, adapun endapan pasir batu yang belum di eksploitasi di karenakan masih kurangnya informasi tentang potensi dan investasi yang harus dikeluarkan untuk memanfaatkan potensi tersebut. Potensi sumberdaya pasir batu di daerah penelitian dihitung menggunakan metode cross section. Sehingga didapatkan hasil perhitungan potensi sumberdaya terunjuk sebesar 18.721.786,95 m3 dan sumberdaya terukur sebesar 9.429.611,18 m3. Target produksi yang direncanakan sebesar + 1,8 bcm/tahun dengan umur tambang 5 tahun yang direncanakan akan ditambang dengan sistem tambang terbuka. Rencana penambangan sirtu di Kecamatan Sawangan dan Mungkid perlu dilakukan analisis ekomi untuk mengetahui kelayakan proyeknya secara ekonomi. Metode analisis ekonomi yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Discounted Cashflow Rate of Return (DCFROR), dan Pay Back Period (PBP). Investasi modal yang diperlukan untuk membiayai proyek ini sebesar Rp 60.607.351.211. Komposisi ekuitas 60% modal sendiri dan 40% modal pinjaman serta tingkat bunga minimum (i*) 14%. Alat penambangan dan alat pendukung yang digunakan diadakan dengan investasi sendiri oleh perusahaan. Setelah dilakukan analisis kelayakan dengan metode analisis yang di tetapkan, didapat hasil sebagai berikut: NPV : Rp 92.772.726.526 DCFROR : 86,99 % PBP : 1,32 tahun Melihat hasil perhitungan diatas diketahui NPV bernilai positif, DCFROR lebih tinggi dari tingkat bunga minimum (i*) sebesar 14%dan PBP lebih singkat dari umur tambang 5 tahun, maka disimpulkan proyek penambangan tersebut layak untuk dilaksanakan. Analisis kepekaan dilakukan terhadap perubahan harga pasir batu dan perubahan biaya operasi. Presentase perubahan dari dua paremeter tersebut adalah masing-masing dengan kenaikan dan penurunan sebesar 5%, 10% dan 15%. Harga sirtu normal adalah Rp 60.000/m3. Pada saat penurunan harga jual sirtu mencapai 15% sehingga harga sirtu turun menjadi Rp 51.000/m3, penambangan sirtu masih layak untuk dilakukan dengan NPV Rp 48.393.636.088, ROR 53,65% (lebih besar dari i* = 14%) dan PBP selama 1,81 tahun. Pada saat kenaikan biaya operasi mencapai 15% sehingga biaya operasi penambangan naik menjadi Rp 23.800, penambangan sirtu masih layak untuk dilakukan dengan NPV Rp 79.202.396.069, ROR 75,63% (lebih besar dari i* = 14% dan PBP selama 1,48 tahun. Pada kondisi Ceteris Paribus, Break Even diperoleh pada saat harga sirtu turun sebesar 31,36% yaitu pada harga Rp 41.186/m3 atau pada saat biaya operasi naik mencapai 102,55% atau sebesar Rp 41.919/m3. Pada analisis kepekaan walaupun terjadi perubahan nilai NPV, DCFROR dan PBP yang cukup besar akibat perubahan harga sirtu dan biaya operasi, tetapi tidak menyebabkan proyek menjadi tidak layak secara ekonomi untuk dipertimbangkan. Maka dapat disimpulkan bahwa proyek penambangan di Kecamatan Sawangan dan Mungkid tidak peka terhadap perubahan harga sirtu dan perubahan biaya operasi, dan berdasarkan analisis kriteria wilayah keprospekan kawasan pertambangan Kecamatan Sawangan dan Mungkid tergolong Wilayah Kawasan Pertambangan Pengembangan (WKKPP). Sawangan and Mungkid sub-district are area which potentially produce sand and stone located at Magelang Regency. The area in Sawangan and Mungkid which indicated sand and stone deposits are at Apu River and Pabelan River. Some of them have been exploited by the government or investors, while the sand and stone deposits have not been exploited because of the lack of information about the potential and the invesment must be spent to take advantage of this potential. Sand and stone potensial resources are calculated using cross section method. Based on calculation the indicated mineral resources of sand and stone deposit are 18.721.786,95 m3 and measured mineral resources are 9.429.611,18 m3. The Production target is planned + 1,8 bcm/ year with 5 years of mine life that planed would be mined by open mine system. Sand and stone mining plan at Sawangan and Mungkid need to be conducted an economic analyze to know the economic feasibility of the project. Economic analysis methods that are used are Net Present Value (NPV), discounted cash flow Rate of Return (DCFROR), and Pay Back Period (PBP). Capital Investment needed to finance this project are 60.607.351.211 Rupiah. The composition of equities are 60% own capital and 40% loan capital with minimum interest rate (i *) 14%. Mining equipments and support equipments that are used are held by the company invesment. After the feasibility analyze was undertaken using analyze method that was determined, obtained the following results: NPV : 92.772.726.526 Rupiah DCFROR : 86,99 % PBP : 1,32 years From above can be understood that NPV is positive, DCFROR higher than the minimum interest rate (i *) by 14% and PBP shorter than mine life, it was concluded the mining project is feasible to be implemented. Sensitivity analysis conducted on sand and stone price change and also operating cost. Percentage changes from the both parameter are respectively the increase and decrease of 5%, 10% and 15%. Normal sand and stone price is 60.000 Rupiah /m3. At the time of sand and stone price falling that reached 15%, it was down to 51.000 Rupiah, sand and stone mining is still feasible to do with NPV 48.393.636.088 Rupiah, ROR 53,65% (greater than i* = 14%) and PBP for 1,81 years. At the time of operating costs rising that reached 15% so the cost of mining operations rose to 23.800 rupiah, sand and stone mining is still feasible to do with NPV 79.202.396.069 rupiah, 75,63% ROR (greater than i* = 14%) and PBP for 1,48 years. In ceteris paribus conditions, break even happen when sand and stone price fell by 31,36% i.e. at a price of 41.186 Rupiah/m3 or at the time of the operating costs rose to 102,55% or at 41.919 rupiah/m3. In sensitivity analysis, although the change of NPV, PBP and DCFROR large enough due to changes in prices of sand and stone price and operating cost, but do not cause the project to be not economically feasible to consider. It can be concluded that the project in Sawangan and Mungkid is not sensitive to price change and operating cost, and based on analysis of criteria mining area, mining area in Sawangan and Mungkid sub-district belongs to the region of mining development (WKKKP).
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eko Suprapti |
Date Deposited: | 24 May 2016 01:55 |
Last Modified: | 24 May 2016 01:55 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/2189 |
Actions (login required)
View Item |