MASA’ID, QOIDUL (2019) KAJIAN TEKNIS KESESUAIAN UKURAN BUKAAN GRIZZLY DENGAN BUKAAN THROAT DI CHUTE DAN DAMPAKNYA TERHADAP KAPASITAS PRODUKSI ALAT FIXED ROCK BREAKER DI TAMBANG BAWAH TANAH DMLZ PT FREEPORT INDONESIA. Other thesis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
|
Text
COVER.pdf Download (120kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (113kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (342kB) | Preview |
|
|
Text
LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (122kB) | Preview |
|
Text
SKRIPSI_QOIDUL MASA'ID.pdf Restricted to Repository staff only Download (12MB) |
Abstract
PT. Freeport Indonesia (PTFI) sebagai salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas kelas dunia yang beroperasi di Kabupaten Mimika, Propinsi Papua. Saat ini PT. Freeport Indonesia fokus pada pengembangan tambang bawah tanah karena cadangan yang ada di tambang terbuka sudah habis. Salah satu tambang yang menjadi konsentrasi perusahaan adalah tambang bawah tanah Deep Mill Level Zone (DMLZ) yang menjadi lokasi penelitian ini. Permasalahan yang sedang dihadapi adalah terganggunya produksi tambang karena sering terjadi batuan menggantung (hang up) di throat pada Chute 15 hingga Chute 20 yang disebabkan oleh ketidak sesuaian bukaan antara grizzly dan chute. Penelitian ini menghasilkan sebuah standardisasi baru untuk membuat suatu kombinasi bukaan antara grizzly dan throat di chute yaitu sebuah Rule of Thumb. Apabila opening ratio lebih kecil dari pada aspect ratio maka akan berpotensi terjadi hang up, apabila opening ratio lebih besar dari pada aspect ratio maka tidak akan berpotensi terjadi hang up. Kombinasi bukaan yang direkomendasikan adalah 80 x 80 cm untuk grizzly dan 1,23 m untuk throat di chute dengan probabilitas hang up 43%. Rekomendasi ini tentunya akan berdampak pada kapasitas produksi karena dilakukan perkecilan ukuran grizzly dari 100 x 100 cm menjadi 80 x 80 cm. Dampak yang ditimbulkan adalah terjadi kenaikan sebesar 127% untuk breaking time terhadap boulder. Kenaikan breaking time menyebabkan kenaikan sebesar 308% untuk operating hours alat Fixed Rock Breaker dan kenaikan operating hours menyebabkan delay alat Load Haul Dump naik menjadi 306% sehingga terjadi penurunan operating efficiency alat sebesar 63% pada tahun puncak produksi (Tahun 2022 – Tahun 2028). Dampak akhirnya adalah terjadi keterbatasan produksi (producton constraint) pada alat Fixed Rock Breaker yang bekerja pada grizzly 80 x 80 cm yaitu terjadi kehilangan tonase sebesar 4.900 ton per hari untuk seluruh panel sedangkan pada grizzly 100 x 100 cm tidak terjadi keterbatasan produksi. Rekomendasi kedua untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan melakukan upgrade pada alat Fixed Rock Breaker dari G88 menjadi G100 atau 4099E yang memiliki impact energy yang lebih besar 2 kali lipat. Berdasarkan perhitungan secara teoritis, maka setelah dilakukan upgrade permalasahan tersebut dapat diatasi dan tambang bawah tanah DMLZ dapat berproduksi dengan normal. Kata kunci : Grizzly, Throat di Chute, hang up, opening ratio, aspect ratio, breaking time, operating hours, delay LHD, operating efficiency, kapasitas produksi alat Fixed Rock Breaker.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Q Science > Q Science (General) T Technology > T Technology (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 19 Dec 2019 07:31 |
Last Modified: | 19 Dec 2019 07:31 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/21881 |
Actions (login required)
View Item |