AHMAD, AJI ADIWENNA (2013) RANCANGAN TEKNIS DAN EKONOMIS RENCANA PENATAAN TANAH PUCUK (TOPSOIL) DI AREA DISPOSAL PIT 1 TIMUR BANKO BARAT TAMBANG BATUBARA PT. BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
RINGKASAN.pdf Download (11kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRACT.pdf Download (46kB) | Preview |
Abstract
Daerah penelitian adalah area bekas penambangan batubara di Pit 1 Timur Banko Barat, salah satu jobsite PT.Bukit Asam (Persero) Tbk. di Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan sistem penataan lahan yang paling efisien di Pit 1 Timur Banko Barat yang dikaji dari kebutuhan tanah pucuk (top soil) dan biaya nya. Sistem yang akan dikaji pada penelitian ini adalah sistem perataan tanah, sistem guludan, dan sistem pot/lubang tanam. Luas Pit 1 Timur adalah 47,14 Ha dan luas area disposal Pit 1 Timur yang akan ditata adalah 9,5 Ha. Jumlah tanah pucuk yang tersedia pada Pit 1 Timur adalah 523.778 LCM. Dari hasil penelitian, sistem perataan tanah membutuhkan tanah pucuk sebanyak 47.500 LCM, sistem ini menggunakan alat berat Bulldozer dengan jumlah 1 (satu) unit alat dan total biaya operasional nya sebesar Rp. 39.588.780 dengan waktu penataan selama 9 hari 5 jam. Untuk sistem guludan, membutuhkan tanah pucuk sebanyak 15.200 LCM, menggunakan alat berat Backhoe dengan jumlah 2 (dua) unit alat dan 1(satu) unit alat berat bulldozer dengan total biaya operasional nya sebesar Rp. 75.754.177 dengan waktu penataan selama 8 hari 5 jam . Sistem yang terakhir adalah sistem pot/lubang, sistem ini membutuhkan tanah pucuk sebanyak 3.420 LCM, dengan menggunakan alat berat yaitu backhoe 1 (satu) unit sistem ini menghabiskan total biaya operasional sebesar Rp. 24.909.032 dengan waktu penataan selama 7 hari 7 jam. Dari ketiga sistem yang dikaji diatas, sistem-sistem tersebut dapat digunakan untuk kegiatan penataan lahan karena kebutuhan tanah pucuk nya dapat terpenuhi. Tetapi sistem yang paling efisien dan efektif digunakan adalah sistem pot/lubang tanam. Alasan digunakannya sistem pot/lubang tanam adalah untuk menghemat penggunaan tanah pucuk yang dapat digunakan untuk kegiatan reklamasi pada lokasi berikutnya dan total biaya (cost) untuk kegiatan penataan lahan yang rendah. Pembuatan pot/lubang tanam menggunakan peralatan yang tersedia di lapangan yaitu 1 (satu) unit backhoe komatsu PC200-8. Satu unit backhoe komatsu PC 200-8 dapat membuat 2 lubang pada satu tempat penggalian sebelum melakukan perpindahan posisi. Kegiatan pengisian pot/lubang tanam dimulai setelah pot/lubang tanam dibuat. Tanah Pucuk (top soil) ditumpahkan oleh Dump Truck di dekat pot/lubang tanam untuk mempermudah pengambilan tanah pucuk (top soil) dari backhoe yang bekerja. Volume setiap pot/lubang tanam adalah 0,9 m3 dan kapasitas bucket backhoe adalah 0,8 m3 – 1 m3 sehingga pengisian setiap lubang dilakukan dengan cara penumpahan pada pot sebanyak satu kali. The area of the research is a former coal mining area in the East Pit 1 Banko Barat, one of jobsites ofPT. Bukit AsamTbkin the District of TanjungEnim, MuaraEnim regency, Sumatra Selatan Province. Coal mining method is conducted using open pit methods and the result of the mining activities should be performed reclamation activities that are implemented by means of revegetation to restore the area functions as intended it. East Area of Pit 1 is 47.14 Ha and disposal Pit 1 area will be laid out East is 9.5 Ha . The number of top soil available on the East Pit 1 is the LCM 523 778 . From the research , land leveling systems require as many as 47,500 LCM of top soil , the system uses heavy equipment Bulldozer with the number 1 ( one ) unit of the tool and its total operating cost of Rp . 39,588,780 with structuring time for 9 days 5 hours . For mound system , requiring as many as 15,200 topsoil LCM , using heavy equipment Backhoe with number two (2 ) units of equipment and 1 ( one ) unit bulldozer with its total operating cost of Rp . 75,754,177 by the time the arrangement for 8 days 5 hours . The latter system is a system of pot / hole , this system requires as many as 3,420 LCM of top soil , using a backhoe heavy equipment is one (1) unit of the system is spending a total operating cost of Rp . 24,909,032 by the time the arrangement for 7 days and 7 hours . Of the three systems studied above , these systems can be used for landscaping because of its top soil needs can be met . But the system is the most efficient and effective use is the system pot / planting hole . The reason the system uses pot / planting hole is to conserve topsoil that can be used for reclamation activities on the next location and the total cost (cost ) for the low activity landscaping . Making pot / planting hole using the equipment available in the field is 1 ( one ) unit backhoe komatsu PC200 - 8 . One unit backhoe komatsu PC 200-8 can make 2 holes in the quarry before making a transfer position . Activity charging pot / planting hole begins after potting / planting hole is made . Shoots soil ( top soil ) shed by Dump Truck in near pot / planting hole to facilitate retrieval of top soil ( top soil ) of backhoe work . The volume of each pot / planting hole is 0.9 m3 and a backhoe bucket capacity is 0.8 m3 - 1 m3 so filling each hole is done by shedding the pot once.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eko Suprapti |
Date Deposited: | 23 May 2016 06:30 |
Last Modified: | 23 May 2016 06:30 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/2122 |
Actions (login required)
View Item |