EVALUASI PENANGGULANGAN TERJADINYA LOSS SIRKULASI PADA TRAYEK PRODUKSI SUMUR PANASBUMI “S-1” LAPANGAN U

SYAHRUL (2014) EVALUASI PENANGGULANGAN TERJADINYA LOSS SIRKULASI PADA TRAYEK PRODUKSI SUMUR PANASBUMI “S-1” LAPANGAN U. Other thesis, UPN ''VETERAN'' YOGYAKARTA.

[thumbnail of COVER, Etc.pdf]
Preview
Text
COVER, Etc.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Loss sirkulasi adalah lumpur pemboran hilang sebagian atau seluruhnya kedalam
zona loss mengakibatkan serbuk pemboran tidak dapat terangkat dengan optimum
kepermukaan. Kemudian serbuk pemboran terakumulasi di drill collar akibat loss
sirkulasi tersebut jika tidak diatasi maka rangkaian pipa pemboran dapat terjepit, proses
pemboran terhambat dan biaya meningkat.
Dari hasil kajian sumur berarah S-1 lapangan S terjadi 2 loss sirkulasi, yaitu
partial loss 1423 mKU (1286,6 mKT) sampai 1601 mKU (1435 mKT) diikuti dengan
total loss 1601 mKU (1435 mKT) sampai 1970 mKU (1776 mKT). Berdasarkan
formasi yang ditembus merupakan formasi yang rekah alami, sedangkan tekanan
hidrostatik yang digunakan pada saat partial loss sampai total loss jauh lebih kecil dari
pada tekanan rekah formasi, begitu juga tekanan hidrodinamis yang diberikan jauh lebih
kecil dari pada tekanan rekah formasinya maka masalah loss yang terjadi akibat formasi
yang rekah alami.
Penanggulangan yang dilakukan saat terjadi partial loss tidak dilakukan
penyumbatan LCM atau plug semen karena dapat menyumbat noozle mud motor.
Sedangkan menggunakan plug semen akan menyumbat daerah produktif, akan tetapi
dilakukan spot Hi-Vis setiap 5 m pada kedalaman 1423 mKU (1286,6 mKT) sampai
1601 mKU (1435 mKT). Pada saat terjadi total loss juga tidak dilakukan penyumbatan
LCM atau plug semen karena dapat menyumbat noozle mud motor. Sedangkan
menggunakan plug semen akan menyumbat daerah produktif, akan tetapi dilakukan
blind drilling dan memompakan spot Hi-Vis setiap 3 meter pada kedalaman 1601 mKU
(1435 mKT) sampai 1786 mKU (1589,2 mKT) dan 9 meter pada kedalaman 1786 mKU
(1589,2 mKT) sampai 1970 mKU (1776 mKT) agar dapat mandorong cutting masuk
kedalam lubang loss. Namun terjadi pipa terjepit pada kedalaman 1775 mKU dan 1958
mKU yang diperkirakan terlambatnya spot Hi-Vis yaitu ketika terjadi penurunan ROP
sampai 3 kali diantara range ROP 10-17 ft/hr, seharusnya spot Hi-Vis dipercepat yang
tadinya per 3 meter menjadi 1 meter dan yang tadinya spot Hi-Vis setiap 9 meter
menjadi 3 meter. Metoda blind drilling dan spot Hi-vis yang digunakan berhasil
mencapai total depth pada kedalaman 1970 mKU.

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Erny Azyanti
Date Deposited: 23 May 2016 04:41
Last Modified: 23 May 2016 04:41
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/2104

Actions (login required)

View Item View Item