ANALISIS TINGKAT KERENTANAN AIRTANAH AKIBAT RENCANA PENAMBANGAN TANAH LIAT PADA KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN GUNUNG LAWU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOD

FRANCIS, MARGARITHA ALEXANDERINA (2019) ANALISIS TINGKAT KERENTANAN AIRTANAH AKIBAT RENCANA PENAMBANGAN TANAH LIAT PADA KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN GUNUNG LAWU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOD. Masters thesis, UPN Veteran Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (118kB) | Preview
[img]
Preview
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf

Download (451kB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (381kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (158kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Penetapan Kawasan Gunung Lawu sebagai Kawasan Peruntukan Pertambangan berpotensi menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan hidup. Salah satu dampak negatif adalah mempengaruhi kondisi airtanah di daerah penelitian. Analisis tingkat kerentanan airtanah akibat rencana penambangan tanah liat sangat diperlukan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui daerah dengan kondisi airtanah yang mudah terpengaruh dan sebaliknya apabila dilakukan penambangan tanah liat. Metode yang digunakan untuk menganalisis tingkat kerentanan airtanah terhadap rencana penambangan tanah liat di daerah penelitian adalah Metode GOD. Metode GOD terdiri dari tiga parameter yaitu Groundwater Occurance, Overlying lithology, and Depth to groundwater table. Metode GOD dirancang untuk memetakan kerentanan airtanah pada daerah yang luas dengan prosedur index-and-overlay. Jenis airtanah di daerah penelitian termasuk airtanah bebas. Jenis litologi penutup di daerah penelitian berbeda-beda dari setiap lubang bor, mulai dari lempung, lempung pasiran, pasir lempungan, padas, batu, dan tufa. Kedalaman muka airtanah di daerah penelitian berada antara 8 – 40 meter di bawah permukaan tanah. Setelah dilakukan analisis pengolahan data, tingkat kerentanan airtanah di daerah penelitian sebelum dilakukan penambangan tanah liat berdasarkan indeks kerentanan berada antara 0,3 sampai 0,7 atau termasuk kerentanan sedang sampai tinggi. Sedangkan tingkat kerentanan airtanah apabila dilakukan penambangan tanah liat berdasarkan indeks kerentanan berada antara 0,35 sampai 0,7 juga termasuk kerentanan sedang sampai tinggi. Perbedaan dari kedua kondisi (sebelum dan apabila dilakukan penambangan tanah liat) yaitu pada perubahan luas area. Hal ini disebabkan oleh berubahnya indeks kerentanan dari beberapa lubang bor akibat penambangan sampai kedalaman 25 meter untuk memperoleh tanah liat. Perubahan indeks tersebut antara lain pada lubang bor DH-01 dari 0.3 menjadi 0.35, DH-02 dari 0.35 menjadi 0.5, DH-07 dari 0.46 menjadi 0.5, DH-08 dari 0.35 menjadi 0.65 dan DH-13 dari 0.52 menjadi 0.65. Berdasarkan peta zonasi tingkat kerentanan airtanah, sebelum dilakukan penambangan tanah liat luas area yang memiliki tingkat kerentanan airtanah sedang adalah 283,2 km2 dan luas area yang memiliki tingkat kerentanan airtanah tinggi adalah 167,3 km2. Apabila dilakukan penambangan sampai kedalaman 25 meter untuk memperoleh tanah liat, luas area yang memiliki tingkat kerentanan sedang adalah 182,5 km2 dan luas area yang memiliki tingkat kerentanan tinggi adalah 268 km2. Kata kunci : kerentanan, airtanah, Metode GOD

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Civil Engineering and the Environment
Depositing User: S.IP NURUL ALIFAH RAHMAWATI
Date Deposited: 08 Jul 2019 07:41
Last Modified: 08 Jul 2019 07:41
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/20177

Actions (login required)

View Item View Item