SISTEM PENATAAN TANAH PUCUK DAN TANAH PENUTUP PADA PIT 2 LAHAN BEKAS PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. HARFA TARUNA MANDIRI KALIMANTAN TENGAH

Olivia Kwar Mining, Danda (2011) SISTEM PENATAAN TANAH PUCUK DAN TANAH PENUTUP PADA PIT 2 LAHAN BEKAS PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. HARFA TARUNA MANDIRI KALIMANTAN TENGAH. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of ABSTRAK.pdf]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (26kB) | Preview

Abstract

PT. Harfa Taruna Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penambangan
batubara dengan menggunakan Sistem Tambang Terbuka. Sedangkan metode penambangan yang
digunakan adalah metode Strip Mine. Daerah operasi penambangan PT. Harfa Taruna Mandiri yang
aktif saat ini terdapat di Desa Lemo, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan
Tengah, dimana sasaran produksi adalah 360.000 ton/tahun. Pengupasan lapisan tanah penutup
diawali dengan mengupas lapisan tanah pucuk (top soil) dan kemudian over burden (sandstone).
Penambangan di Pit 2 saat ini telah hampir berakhir dan tanah penutup dari lokasi tambang ini telah
digunakan untuk keperluan reklamasi pada pit 1. Material timbunan pada pit 2 berupa material
batupasir (sandstone) dan akan direvegetasi, sebelum dilakukan kegiatan revegetasi perlu dilakukan
penataan lahan dengan memberi lapisan tanah pucuk (top soil) di atas lapisan sandstone. Lapisan
tanah pucuk (top soil) yang akan digunakan pada kegiatan penataan lahan Pit 2 berasal dari Pit 3
yang disimpan di timbunan sementara tanah pucuk (top soil) sebelah barat daya Pit 2. Permasalahan
yang dihadapi adalah jumlah tanah pucuk (top soil) dari Pit 3 memang mencukupi untuk kegiatan
reklamasi pada pit 2 namun diperlukan sistem pengelolaan tanah pucuk (top soil) yang sesuai untuk
penataan lahan bekas penambangan agar ketersediaan tanah pucuk (top soil) dapat pula mencukupi
untuk kegiatan reklamasi pada pit 3 sesuai dengan ketersediaan tanah pucuk (top soil). Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan maka jumlah tanah penutup (over burden) yang tersedia yaitu sebesar
11.653.000 LCM sedangkan jumlah tanah penutup (over burden) yang dibutuhkan yaitu sebesar
5.400.000 LCM. Sedangkan tanah pucuk (top soil) yang tersedia pada timbunan sementara yaitu
sebesar 181.997 LCM. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, untuk sistem penataan lahan yang
sesuai dengan jumlah tanah pucuk (top soil) yang tersedia adalah menggunakan sistem perataan
tanah, sistem guludan dan sistem pot/lubang tanam. Tetapi sistem yang tepat yang digunakan
adalah sistem pot/lubang tanam karena dapat menghemat penggunaan tanah pucuk (top soil) untuk
kegiatan reklamasi berikutnya yaitu kegiatan reklamasi pada pit 3 . Pada sistem perataan tanah
jumlah tanah pucuk (top soil) yang dibutuhkan sebesar 67.500 LCM. Pada sistem guludan jumlah
tanah pucuk (top soil) yang dibutuhkan sebesar 40.500 m3 loose. Sedangkan pada sistem pot/lubang
tanam jumlah tanah pucuk (top soil) yang dibutuhkan sebesar 13.500 LCM dengan dimensi
pot/lubang tanam panjang 1 m, lebar penampang atas 2 m, lebar penampang bawah 1,5 m dan
kedalaman 1 m dan jarak antar pot/lubang tanam (4 x 5) m dengan jumlah pot/lubang tanam
sebanyak 6.750 buah. Pembuatan pot/lubang tanam menggunakan 5 unit backhoe komatsu PC 400
LC-7. Sedangkan untuk pengisian pot/lubang tanam, tanah pucuk (top soil) dari tempat timbunan
sementara diangkut dengan dumptruck volvo A40E sebanyak 2 buah menuju Pit 2 kemudian diisikan
ke dalam pot/lubang tanam dengan backhoe komatsu PC 400 LC-7.

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: Q Science > Q Science (General)
Divisions: x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: wikan agung
Date Deposited: 14 Sep 2016 07:11
Last Modified: 14 Sep 2016 07:11
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/201

Actions (login required)

View Item View Item