GEOLOGI DAN PERKEMBANGAN CEKUNGAN (PALEOBATIMETRI) BERDASARKAN FOSIL FORAMINIFERA BENTOS DAERAH KEDAMEAN DAN SEKITARNYA, KECAMATAN KEDAMEAN, KABUPATEN GRESIK, PROVINSI JAWA TIMUR

KUSUMO, RADITYO POTRO (2019) GEOLOGI DAN PERKEMBANGAN CEKUNGAN (PALEOBATIMETRI) BERDASARKAN FOSIL FORAMINIFERA BENTOS DAERAH KEDAMEAN DAN SEKITARNYA, KECAMATAN KEDAMEAN, KABUPATEN GRESIK, PROVINSI JAWA TIMUR. Other thesis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

[thumbnail of Abstrak.pdf]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (277kB) | Preview
[thumbnail of COVER.pdf]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (119kB) | Preview
[thumbnail of Daftar Isi.pdf]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (695kB) | Preview
[thumbnail of Halaman Pengesahan.pdf]
Preview
Text
Halaman Pengesahan.pdf

Download (317kB) | Preview

Abstract

Daerah penelitian secara administrasi berada di Desa Kedamean,
Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis
daerah penelitian berada pada koordinat 673000 mE – 668000 mE dan 9186200
mN – 9191200 mN UTM WGS 1984 zoona 49S dengan skala peta 1:12.500. Luas
daerah penelitian 5 km x 5 km dengan luasan 25 km2. Metode penelitian dilakukan
dengan metode pemetaan geologi, MS, dan sampling. Penelitian imi bertujuan
untuk mengetahui perkembangan cekungan berdasarkan paleobatimetri
foraminifera bentos.
Geomorfologi daerah penelitian, dibagi menjadi 3 satuan bentuk asal, yaitu
bentuk asal struktural terdiri dari lembah antiklin (S1), perbukitan antiklin (S2).
Bentuk asal fluvial terdiri dari dataran fluvial (F1). Bentuk asal antropogenik terdiri
dari waduk (A1). Bentuk pola pengaliran berupa pola aliran subdendritik.
Stratigrafi dari tua ke muda yaitu Satuan napal Sonde berumur N18-N19 (Pliosen
Awal) diendapkan pada lingkungan laut foreslope memiliki hubungan stratigrafi
dengan Satuan batulempung Lidah secara selaras, Satuan batulempung Lidah N20
(Pliosen Akhir) diendapkan pada lingkungan laut shallow marine memiliki
hubungan stratigrafi dengan Satuan batupasir Pucangan secara selaras, Satuan
batupasir Pucangan N21-N22 (Plistosen Awal) diendapkan pada lingkungan laut
lagoon memiliki hubungan stratigrafi dengan Satuan batupasir Kabuh secara tidak
selaras, Satuan batupasir Kabuh (Plistosen Akhir), Endapan Alluvial (Holosen).
Struktur geologi yang berkembang meliputi lipatan antiklin yaitu lipatan
antiklin Kedamean upright horizontal fold. Sejarah geologi pada daerah penelitian
dimulai pada kala Pliosen Awal terendapkan Satuan napal Sonde. Pada kala Pliosen
Akhir terendapkan Satuan batulempung Lidah diatas Satuan napal Sonde. Pada kala
Plistosen Awal terendapkan Satuan batupasir Pucangan diatas Satuan batulempung
Lidah, setelah terbentuk ketiga satuan itu terjadi pengangkatan dan perlipatan
antiklin didaerah penelitian. Pada kala Plistosen Akhir terendapkan Satuan
batupasir Kabuh, terjadi erosional setelahnya. Pada kala Holosen terendapkan
endapan alluvial.
Hasil analisis foraminifera bentos dari Barker (1960), Tipsword dkk (1966),
Bandy dkk (1967), Phleger (1951), Grimsdale dan Mark Hoven (1955) ditemukan
perkembangan dan perbedaan paleobatimetri. Hal ini menyebabkan anomali
paleobatimetri yang relatif hampir sama jarak kedalaman dan perkembangan dari foraminifera bentos. Grafik kedalaman (paleobatimetri) dari sampel yang ada,
grafik pada Satuan napal Sonde mengalami kenaikan kedalaman dilingkungan
neritik luar. Grafik pada Satuan batulempung Lidah mengalami perubahan muka
air laut dari lingkungan neritik tepi dan neritik luar. Grafik pada Satuan batupasir
Pucangan mengalami regresi sebanyak empat kali, dengan transgresi paling dalam
300 meter. Grafik Satuan batupasir Kabuh memiliki arah grafik pada kedalaman 0
meter yang menandakan pada satuan ini sudah mengalami pengangkatan daratan
menjadi lingkungan darat. Berdasarkan grafik-grafik dari setiap peneliti terdahulu
yang ada, ditemukan 1 grafik yang direkomendasikan sesuai dengan daerah
penelitian. Grafik yang direkomendasikan berupa grafik rasio Grimsdale dan Mark
Hoven. Pemilihan grafik yang direkomendasikan membandingkan grafik yang ada
dengan aspek fisika, kimia, dan biologi foraminifera bentos dan makrofosil, namun
juga mencakup prosentase atau rasio dari foraminifera plankton dan bentos yang
ada.
Potensi geologi daerah penelitian dari positif berupa penambangan
batugamping, pemanfaatan waduk, dan potensi geoheritage. Potensi negatif
meliputi penahan kelerengan dibeberapa tempat rusak dan runtuh, jalan amblas di
kompleks perumahan Kota Kedamean.
Kata Kunci : foraminifera, paleobatimetri, cekungan, grafik.

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: Q Science > QE Geology
Divisions: x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Eny Suparny
Date Deposited: 17 May 2019 02:03
Last Modified: 17 May 2019 02:03
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/19575

Actions (login required)

View Item View Item