ANDRI, YUSIAS (2019) ANALISIS KESTABILAN LERENG SUNGAI WORO KLATEN DALAM RANGKA MITIGASI BENCANA AKIBAT LAHAR DINGIN MERAPI. Masters thesis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
|
Text
Abstrak.pdf Download (24kB) | Preview |
|
|
Text
Cover.pdf Download (358kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (100kB) | Preview |
|
|
Text
Lembar Pengesahan.pdf Download (158kB) | Preview |
Abstract
Bencana alam memiliki dampak negatif dalam proses pembangunan di Indonesia, hal ini disebabkan oleh berbagai kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam. Kerugian yang ditimbulkan seperti rusak atau hancurnya permukiman, sarana dan prasarana, bahkan kerugian karena banyaknya korban jiwa. Alur Sungai Woro adalah salah satu jalur yang diperuntukan sebagai aliran lahar dingin Gunung Merapi terletak di wilayah Desa Balerante dan Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Kondisi saat ini lereng Sungai Woro banyak mengalami kelongsoran dikarenakan aliran lahar dingin yang menggerus lereng sungai. Berdasarkan aspek-aspek teknis, antara lain nilai faktor keamanan lereng sungai dan ketinggian debit maksimum aliran, yang diperlukan sebagai data dalam merancang desain bronjong. Penguatan lereng Sungai Woro dengan menggunakan bronjong diharapkan mampu meningkatkan nilai faktor keamanan lereng sungai dalam menghadapi aliran lahar dingin sebagai salah satu bentuk upaya mitigasi bencana di alur Sungai Woro. Berdasarkan hasil analisis yang telah didapatkan, terdapat potensi longsor pada lereng Sungai Woro. Pada 16 lereng yang dianalisis, terdapat 12 lereng yang masuk dalam kriteria tidak aman. Bronjong dinilai dapat meningkatkan kondisi kestabilan lereng Sungai Woro. Bila y adalah peningkatan nilai faktor keamanan dan x adalah rasio ketinggian bronjong dengan ketinggian bronjong, maka pengaruh peningkatan nilai faktor keamanan setelah pemasangan bronjong dapat diprediksi dengan persamaan. y = 0,7535x + 0,039; dengan R2 = 0,8109. Rekomendasi perkuatan lereng dengan menggunakan bronjong dilakukan dengan konfigurasi sebagai berikut: - Dimensi bronjong ditentukan dengan lebar 1 m dan tinggi 1 m. - Tinggi minimum bronjong untuk menanggulangi potensi gerusan aliran lahar dingin berdasarkan perhitungan debit maksimum yaitu setinggi 2 m. - Konfigurasi penggunaan bronjong ditentukan dengan tinggi susunan keseluruhan 6 m, panjang tiap susunan adalah 4 m, serta kemiringan 310 dan 500. Perkuatan lereng dengan menggunakan bronjong disarankan karena selain mampu meningkatkan faktor keamanan pada dinding lereng, bronjong juga mampu menahan gerusan pada kaki lereng (toe) saat terjadi banjir lahar dingin sehingga dapat mencegah terjadinya kelongsoran yang mengakibatkan pendangkalan pada dasar sungai.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | Q Science > Q Science (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eko Yuli |
Date Deposited: | 04 Apr 2019 02:49 |
Last Modified: | 30 Sep 2019 07:50 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/19079 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |